Wisata

Hidupkan Legenda Angsa Betina Lewat Pengelolaan Sampah

Sabtu, 09 Oktober 2021 - 16:48 | 50.85k
Siswa SDN Songgokerto 3 Kota Batu menghidupkan kembali legenda Angsa Betina dengan membuat hiasan taman yang memanfaatkan sampah botol air mineral. (Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Siswa SDN Songgokerto 3 Kota Batu menghidupkan kembali legenda Angsa Betina dengan membuat hiasan taman yang memanfaatkan sampah botol air mineral. (Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Sambil menggunakan kembali sampah yang ditinggal wisatawan di Kampung mereka, Siswa SDN Songgokerto 3, Kota Batu menghidupkan kembali legenda Angsa Betina yang lama kelamaan hilang ditelan zaman.

Sekolah dasar ini terletak tepat berada di bawah gunung yang diberi nama Gunung Banyak. Dalam bahasa Jawa, Banyak memiliki arti Angsa. Legenda yang ada, setiap Malam Jumat di gunung ini selalu ada penampakan puluhan Angsa Betina berwarna putih di kawasan gunung ini.

SDN Songgokerto 3 B

Tidak hanya bergerak berkelompok, warga juga mendengarkan suara Angsa yang khas memenuhi sudut-sudut gunung.

Namun anehnya tidak pernah ada satu orang pun yang bisa bertemu langsung dengan Angsa Betina ini, karena sekelompok Angsa ini selalu hilang ketika ada manusia yang bermaksud mencarinya. Padahal ada mitos yang berkembang, siapa yang bisa bertemu dengan Angsa Betina ini akan mendapatkan keberuntungan.

Cerita rakyat ini coba dihadirkan oleh guru dan para siswa SDN Songgokerto 3. Satu dayung dua pulau terlampaui, selain menyelesaikan permasalahan sampah di kawasan wisata Songgoriti, mereka menghias sekolah dengan hiasan taman berbentuk Angsa Betina.

“Bagi siapa yang bertemu dengan Angsa Betina ini akan mendapatkan keberuntungan, cerita rakyat yang berkembang seperti itu, tapi secara pembelajaran kita ingin menanamkan kesadaran lingkungan dan menanamkan kasih sayang,” ujar Kepala Sekolah SDN Songgokerto 3, Helminah Mauludiyah MPd.

Secara bertahap para siswa membangun ikon baru untuk sekolahnya yang berbentuk Angsa Betina dari botol air mineral. Pihak sekolah memulai dengan membangun rangka hiasan taman yang berbentuk binatang Angsa dengan bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (Dudi) yang letaknya tidak jauh dari sekolah.

SDN Songgokerto 3 C

Begitu selesai, secara bergantian para siswa ini datang ke sekolah untuk mengisi sampah botol plastik ini dengan air yang sudah dicampur pewarna tekstil untuk keindahan. Selain itu juga ditambahkan kaporit agar botol tidak berlumut.

“Anak-anak ini menggunakan kembali sampah botol air mineral yang ditinggal wisatawan, kemudian membuatnya untuk hiasan taman,” ujar Helminah.

Ia berharap dengan aktivitas ini, terbentuk budaya peduli kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan kembali sampah yang ada, sekaligus merangsang siswa untuk terus berinovasi menciptakan sesuatu yang bisa menyelesaikan permasalahan lingkungan.

Sedikitnya ada 700 botol besar dan kecil yang dipasang para siswa secara bergantian. Hal ini dilakukan karena hingga saat ini sekolah masih belum menerapkan pembelajaran tatap muka. Karena itu para siswa secara bergantian masuk untuk menghias dan membersihkan sekolah mereka.

Nadia, salah satu siswa SDN Songgokerto 3 Kota Batu merasa sangat bahagia karena bisa membantu membuat hiasan taman ini.

“Tidak susah mengisi airnya, hanya saja kadang terlalu banyak mengisinya, sehingga harus menguranginya. Hiasan ini kita buat agar tidak ada sampah lagi yang tercecer di kampung kita,” ujar siswa yang hari ini bertugas menghias bersama empat rekannya yang lain.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES