Pemerintahan

Kisah Mohammad Yasin, Dari Tinggal di Hutan Hingga Jabat Kepala Bappeda Jatim

Jumat, 08 Oktober 2021 - 18:13 | 303.21k
Kepala Bappeda Pemprov Jatim, Mohammad Yasin. (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)
Kepala Bappeda Pemprov Jatim, Mohammad Yasin. (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Anak desa yang tinggal di hutan itu kini telah menjadi salah satu bagian terpenting di Pemerintahan Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim). Dia adalah Mohammad Yasin, sang Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timue (Bappeda Jatim).

Pencapaiannya itu tak diraih dengan dengan mudah. Namun Yasin yang merupakan anak seorang petani dari pelosok desa Jawik, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro itu pun mampu meraih kesuksesannya di Pemerintahan.

"Saya tinggal di pelosok, tengah hutan. Jadi dari pusat Kota Bojonegoro itu ditempuh satu jam," cerita Yasin kepada TIMES Indonesia, Jumat (8/10/2021).

Sebagai seorang anak petani, ia selalu diajarkan nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran dan etos kerja yang tinggi oleh sang ayah. Karena bukan berasal dari keluarga berada, orang tuanya selalu mengatakan kepadanya agar bisa bersekolah di sekolah negeri, karena untuk sekolah di swasta, orangtuanya tak mampu membiayai.

"Sehingga saya mulai SD, SMP, SMA itu sekolah negeri, dan Alhamdulilah saya masuk SMA favorit, SMAN 1 Bojonegoro, itu saya satu-satunya siswa dari SMP Tambakrejo, SMP desa yang bisa masuk SMAN 1 Bojonegoro," ujarnya.

Lulus dari SMAN 1 Bojonegoro, Yasin lalu diterima di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya tahun 1988 dan mendapat beasiswa Super Semar. Ia lulus dari Universitas Brawijaya tahun 1992 dan bekerja di LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Bina Bangsa.

Karena ia menerima beasiswa Super Semar, ia pun mendapat panggilan dari yayasan Super Semar untuk menjadi relawan penanggulangan kemiskinan, dengan nama program Sarjana Pendamping Purna Waktu. Ia menjadi pendamping program Inpres Desa Tertinggal (IDT) di Bojonegoro.

"Selama bekera itu, pokoknya saya ikhlas, saya terpilih menjadi Sarjana Pendamping Teladan tingkat nasional. Sehingga dipanggil ke Istana Presiden, pada waktu itu Presidennya pak Harto," tuturnya.

Lalu kata Yasin, Soeharto mengatakan kepada Menteri Dalam Negeri agar para Sarjana Pendamping Teladan tersebut bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil. (PNS) Sehingga Yasin pun melakukan proses penerimaan Pegawai Negeri.

"Akhirnya saya tes, psikotes wawancara dan lain sebagainya akhirnya saya masuk, kemudian ditempatkan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Pemprov Jatim tahun 1997, itulah awal karir saya," imbuh Yasin.

Yasin pun konsisten berkarir di Dinas PMD. Ia menjadi satu-satunya staf Dinas PMD yang bertahap dan konsisten hingga akhirnya dipercaya menjabat Kepala Dinas PMD Pemprov Jatim tahun Januari 2019 hingga Juli 2021.

Di Dinas PMD Jatim, ia pun dipercaya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa untuk menjalankan berbagai program. Salah satunya, program penanggulangan kemiskinan di Jawa Timur.

Di Dinas PMD Jatim ia membuat berbagai macam inovasi, mulai dari penanggulangan feminisasi kemiskinan, dan inovasi Klinik BUMDesa. Melalui program-program yang ia lakukan mampu menjadi inovasi terbaik di Dinas PMD, bahkan masuk nasional menjadi Top 99,

"Bahkan di tingkat Internasional yang diselenggarakan oleh Nations of Public Service Awards (UNPSA) kita menjadi runner up terbaik tingkat dunia, sehingga saya berksempatan ke luar Negeri. Selama saya jadi PNS saya belum pernah keluar negeri. Klinik BUMDesa meraih Top 45 inovasi nasional," ucap Yasin.

Karena kegigihannya itu, Yasin pun dipecaya menjadi Plt Kepala Bappeda Pemprov Jatim sejak 1 September 2020 sampai 1 Juli 2021. Meski hanya satu tahun ia pun meninggalkan berbagai macam inovasi. Salah satunya adalah Samsat BUMDesa.

"Saya melihat bahwa orang desa itu bayar pajak harus ke kota, bayar pajaknya misalnya hanya seratus lima pulih ribu, tapi bensinnya, mampirnya. Maka hadir Samsat itu di tingkat desa, sehingga kita bisa edukasi taat pajak kepada masyarakat," terangnya.

Di Bappeda Yasin juga membuat inovasi Samsat 4.0. Inovasi ini pun masuk Top 5 inovasi terpuji tingkat nasional. Ia pun kini dipercaya oleh Gubernur Jawa Timur untuk menjabat sebagai Kapala Bappeda Jatim per 2 Agustus 2021 lalu. Ia berharap, di Bappeda Jatim juga bisa banyak berinovasi.

Prinsip yang ia pegang, ketika ia pamit ke orang tuanya untuk bekerja di Surabaya, ia tak punya siapa-siapa sehingga orang tuanya pun berpesan le, kowe gak duwe sopo-sopo (nak, kamu gak punya siapa-siapa) bekerjalah sebaik mungkin.

Orang tuanya juga berpesan, tugas staf itu meringankan beban pimpinan. Kalau kepalamu belum pulang kamu jangan pulang, jangan pilih-pilih pekerjaan, jangan kamu sarjana kemudian suruh foto copy gak mau, ngangkat ini gak mau, apa yang orang lain tidak bisa lakukan kamu harus bisa lakukan.

"Itu pesan bapak saya, saya ikuti dan Alhamdulilah karir saya seperti sekarang ini. Saya pokoknya pronsipnya bekerja harus melebihi teman-teman saya yang lain, jadi bahasanya kalau digaji lima juta, ya kerjanya harus sepuluh juta," tandasnya.

Karena pengalaman hiudp itulah, ia memiliki 3 prinsip dalam hidup, pertama adalah konsistensi, kedua bekerja melebihi orang lain dan ketiga memegang apa yang sudah dipercayakan orang lain kepada dirinya.

Kepada anak-anak muda, terutama alumni Universitas Brawijaya, Yasin berpesan agar ketika baru lulus, bermimpilah menjadi apapun namun jangan hanya menjadi mimpi melainkan lakukan apa yang bisa dilakukan sebaik mungkin dan serahkan hasilnya kepada Tuhan.

"Jangan setengah-setengah kalau bekerja, harus maksimal, percuma setengah capek, mending capek sekalian tapi hasilnya memuaska," tutup Mohammad Yasin, Kepala Bappeda Jatim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES