Pendidikan

Atasi Pengelolaan PAUD, Menag RI Minta Mahasiswa Urun Rembug Pengembangan PAUD

Jumat, 08 Oktober 2021 - 14:18 | 19.59k
Menag saat menghadiri Kongres ke-3 Ikatan Mahasiswa PIAUD Seluruh Indonesia (IKMAPISI) secara virtual. (Foto: Dok. Kemenag)
Menag saat menghadiri Kongres ke-3 Ikatan Mahasiswa PIAUD Seluruh Indonesia (IKMAPISI) secara virtual. (Foto: Dok. Kemenag)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Agama (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas meminta mahasiswa untuk dapat memberikan masukan dalam pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia.

Hal ini disampaikan Menag RI saat mewakili Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin membuka Kongres ke-3 Ikatan Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini  (PIAUD) Seluruh Indonesia (IKMAPISI) secara virtual, di UNU Sunan Giri, Bojonegoro, Jumat (08/10/2021).

“Sebagai backbone atau tulang punggung Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), ada dua hal yang bisa dilakukan oleh teman-teman mahasiswa untuk dapat mengatasi permasalahan dalam pengelolaan pendidikan jenjang ini,” ucap Menag RI.

Pertama, Menag RI meminta mahasiswa PIAUD untuk melakukan kontrol kualitas pendidikan anak usia dini. “Misalnya lihat dari pola rekrutmen pendidiknya. Coba cermati, dan berikan masukan. Bagaimana cara yang paling tepat,” tutur Menag.

Kedua, mahasiswa PIAUD juga diminta untuk mencermati kurikulum dari tiap program studi pendidikan anak usia dini yang ada. “Lihat kurikulumnya, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Beri masukan bila ada yang kurang,” pesannya.

IKMAPISIKegiatan Seminar Nasional IKMAPISI yang dihadiri Menag. (Foto: Dok. Kemenag)

“Bila dua hal ini bisa dilakukan oleh adik-adik mahasiswa, maka ini sudah memberikan peran yang sangat signifikan untuk perbaikan kualitas PAUD kita. Kementerian Agama tidak bisa berjalan sendiri, diperlukan kerja sama dari banyak pihak, termasuk mahasiswa,” imbuhnya.

Menag RI mengungkapkan, PAUD memiliki peran penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa akan datang. Sayangnya, masih terdapat fakta-fakta di lapangan yang menunjukkan beberapa masalah dalam pengelolaan PAUD.

Mulai dari fakta bahwa banyak lembaga penyelenggara PAUD yang menekankan pembelajaran calistung (baca tulis berhitung) demi memenuhi tuntutan akademik, asumsi yang berkembang di masyarakat bahwa lembaga PAUD yang bagus memerlukan biaya mahal, hingga ketidaksinkronan kebijakan pemerintah dan penyelenggara PAUD.

“Fakta ini seakan meneguhkan hasil penelitian yang terdapat dalam buku The Learning Revolution karya Gordon Dryden dan Dr. Jeanette Vos yang menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini seringkali malah menurunkan 40 persen kecerdasan anak,” ungkapnya.

“Kami berharap adik-adik mahasiswa dapat mengambil peran untuk mengurangi dampak fakta-fakta yang terjadi di lapangan ini,” sambungnya.

Menag RI berharap, Kongres ke-3 IKMAPISI ini dapat memberikan hasil-hasil yang kontributif. Khususnya bagi pengembangan Prodi PIAUD yang saat ini berjumlah 27 lembaga di seluruh Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES