Ekonomi

Budidaya Bawang Merah Semakin Diminati Petani Banjarnegara

Jumat, 08 Oktober 2021 - 12:35 | 82.42k
Tanam perdana bawang merah di lahan 2 hektare. H Sahidin saat berada lokasi. (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Tanam perdana bawang merah di lahan 2 hektare. H Sahidin saat berada lokasi. (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Budidaya bawang merah di Banjarnegara Selatan, tampaknya semakin menggeliat sejak tahun 2021 ini. Saat ini, sedikitnya ada 7 hektar lahan di daerah Kecamatan Mandiraja, Purwonegoro dan Purwareja Klampok digunakan untuk tanam bawang merah.

Hasil panenan perdana dan kedua dari lahan tersebut, beda jauh jika dibandingkan dengan tanaman padi dan sejenisnya. Namun demikian, pengembangan bawang merah masih didominasi oleh kalangan tertentu mengingat biaya operasional cukup besar.

Pagi ini, Jumat (8/10/2021) TIMES Indonesia diberi kesempatan untuk melihat langsung model penanaman bawang merah di Desa Kebanaran Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.

Lahan seluas 2 hektare sawah  milik H Sahidin seorang pengusaha dan juga petani asal  Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.

Tanam-perdana-bawang-merah-di-lahan-2-hektare.jpg

H Sahidin yang diketahui sebagai Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Mandiraja  kembali menanam bawang merah seluas 2 hektare di sawahnya di Desa Kebanaran karena dari uji coba yang dilakukan di lahan 100 ubin terbilang sukses dan hasil atau keuntungannya cukup signifikan sekitar Rp 6 juta/panen.

"Kebetulan, kami juga seorang petani jadi, ya seneng aja jika melihat tanaman kami bagus. Terlebih ada hasilnya. Tujuan kami adalah memasyarakatkan bawang merah ke petani Banjarnegara, khususnya daerah selatan yang tanahnya datar," katanya.

Diakuinya untuk tanaman 100 ubin biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp 14 juta. Itu total dari persipan lahan, penanaman, pemupukan dan tenaga. "Sebenarnya jika tidak kerjakan oleh orang lain, biayanya bisa ditekan menjadi 10 -  11 juta/100 ubin," katanya.

Sedang asumsi untuk tanaman  bawang merah di lahan 2 Ha, sekitar Rp 200 juta lebih. Asumsi panen jika mulus sekitar Rp 400 jutanan kotor. "Jadi intinya Disamping mencari tambahan penghasilan, tujuan lain adalah mengenalkan tanaman bawang kepada para petani di Banjarnegara. Dengan harapan ke depan ada perbaikan ekonomi warga," katanya lagi.

Anang Susanto Camat Mandiraja saat dimintai tanggapan terkait budidaya bawang merah mengaku senang karena  menurut petani hasilnya cukup bagus.  "Ini sebuah inovasi, mudahan - mudahan  petani dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan adanya komoditas bawang merah di Mandiraja.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara Totok Setya Winarna. Ia berharap, petani dapat menikmati hasil panenannya. "Kami salut dan  mendukung sepenuhnya setiap ada hal baru di bidang pertanian. Ia pun akan melakukan berbagai langkah/ pendampingan jika suatu saat terjadi hal - hal yang tidak diinginkan.

"Saat ini tanaman bawang memang lagi in di Banjarnegara.  Karena dari hasil panenan cukup bagus. mudah - mudahan harga pasar tetap stabil,' imbuhnya.

Sementara Saefudin, salah seorang petani  ahli Bawang asal Brebes didampingi Rustam (petani) menyampaikan, hasil panenan bawang merah  di Banjarnegara cukup bagus dipasaran.

Bahkan yang kualitas super, hasilnya lebih bagus ketimbang di daerah asalnya. Bawang merah Banjarnegara tampak lebih merah dan baunya lebih harum.

Saefudin mengakui, dirinya membutuhkan banyak petani setempat yang mau bekerja sama. dalam pengembangan bawang merah di Banjarnegara.

"Karena di Banjarnegara belum banyak tenaga yang menguasai pola tanaman bawang merah. Maka ia masih mempekerjakan orang Brebes. Biasanya, saat  tanam perdana, untuk seterusnya kita berdayakan petani Banjarnegara," kata Saefudin lagi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES