Ekonomi

PT Darbe Jaya Abadi Siap Tembus Pasar Ayam Potong Premium Malaysia dan Jepang

Kamis, 07 Oktober 2021 - 20:04 | 97.02k
Karyawan memilah daging segar sebelum proses penggilingan di rumah pemotongan ayam milik PT Darbe Jaya Abadi di Gedangan Sidoarjo, Kamis (7/10/2021). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Karyawan memilah daging segar sebelum proses penggilingan di rumah pemotongan ayam milik PT Darbe Jaya Abadi di Gedangan Sidoarjo, Kamis (7/10/2021). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAPT Darbe Jaya Abadi (DJA) optimistis menembus pasar ayam potong premium di Malaysia dan Jepang pada 2022 mendatang. 

Dua negara tersebut menjadi pilihan utama mengingat pertimbangan jarak terdekat menuju negara tujuan ekspor. 

"Ekspor ini menjadi target utama, dari sisi legalitas perizinan kita sudah siap," terang Direktur Pemasaran dan Operasional PT Darbe Jaya Abadi Ongky Aries Tyanto, Kamis (7/10/2021). 

Ongky menyebut pasar ekspor memang masih menjadi primadona. Apalagi Indonesia sudah cukup lama vakum di sektor ekspor ayam hidup terutama sejak kasus flu burung. 

"Produk kita agak kesulitan diterima di market luar dengan adanya flu burung tapi mulai tahun 2018-2019 kemarin keran ekspor sudah mulai dibuka," ujarnya. 

Namun karena kebutuhan domestik ayam potong masih cukup tinggi, maka DJA belum berminat untuk bermain di pasar ekspor kala itu. 

Karyawan-memilah-daging-segar-sebelum-proses-penggilingan-2.jpg

"Ekspor masih kita coba untuk dilakukan di 2022," tandasnya.

Pertimbangan branding produk juga menjadi target Darbe. Industri perdagangan dan distribusi daging ayam tersebut ingin menancapkan portofolio produk premium dengan kualitas ekspor. 

"Kalau orang sudah bermain ekspor itu berarti barang atau produknya sudah dianggap premium. Karena kita ingin benar-benar branding produk kita adalah produk premium," paparnya. 

Saat ini DJA telah mempersiapkan legalitas dan produk dan menunggu permintaan pasar.

"Tinggal permintaan, dan ini kebetulan ada yang minta dua produk ayam utuh dan fillet frozen, ini kita coba. Selama ini kalau ayam utuh kita hampir tidak ada kendala tinggal spesifikasi dan ukurannya yang harus kita sesuaikan," ujarnya. 

Ongky optimistis rencana tersebut dapat terwujud. Bahkan ia sudah menargetkan uji coba ekspor perdana 1 kontainer per minggu pada 2022 mendatang di pasar Malaysia. 

"Kita coba Malaysia dulu karena gradingnya Jepang lebih ketat," jelasnya. 

Lebih lanjut Ongky memaparkan, Darbe memiliki 2 (dua) rumah potong ayam (RPA) berlokasi di Sidoarjo dan Mojokerto.

Keduanya telah beroperasi full scale dengan kapasitas produksi masing-masing 2.000 ekor per jam dan didukung kapasitas peyimpanan baik internal maupun eksternal lebih kurang 1.000 ton.

Karyawan-memilah-daging-segar-sebelum-proses-penggilingan-3.jpg

Sehingga, jelas Ongky, pada tahun 2022 selain berencana mulai membuka pasar ekspor baru, DJA juga ingin meningkatkan produksi dengan cara mendirikan rumah potong ayam (RPA) di Bali untuk menunjang perluasan pasar di Indonesia Timur.

Ongky mengatakan, kebutuhan daging ayam secara nasional pada tahun 2021 diproyeksikan mencapai 3,2 juta ton berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). 

DJA memproyeksikan sampai dengan akhir tahun 2021 mampu memberikan kontribusi penjualan sebesar 3.200 ton. 

"Hal ini menunjukkan masih terbuka peluang yang sangat besar untuk meningkatkan market share perseroan," katanya. 

Saat ini 62% rantai distribusi berada di Jawa Timur meliputi Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Jombang, Magetan, Mojokerto, Malang, Tulungagung untuk sistem penjualan keagenan dan pengolahannya. 

Sementara 35% di Bali segmen pasar basah, 2% di Jawa Barat di wilayah Bandung segmen end-user dan 1% di Makassar segmen end-user. Sebaran profil pembeli produk DJA adalah kalangan pedagang, ritel, dan industri. 

"Ini mencerminkan perseroan memiliki profil ketergantungan yang rendah terhadap single buyer tertentu," ujarnya. 

Darbe saat ini mulai menyiapkan strategi. Antara lain memperkuat jaringan ekosistem baik untuk kebutuhan bahan baku dan penjualan.

Selain itu juga melakukan transformasi digital dalam rangka memperkuat branding merek dan mendukung kebutuhan ekosistem guna menambah saluran distribusi.

DJA turut menambah diversifikasi produk  turunan dengan mengembangkan produk-produk baru yang berasal dari sisa hasil produksi serta terus mengembangkan pasar domestik dan membuka peluang pasar ekspor.

Ongky merinci rencana bisnis hingga 2024 mendatang. Pada tahun 2022 perseroan akan melakukan ekspansi pasar berkelanjutan, inisiasi ekspor perdana, penetrasi ke industri pengolahan ayam yang lebih besar di Jawa Timur untuk memenuhi potensi pasar di Papua, menambah agen dan distributor baru untuk wilayah Jakarta, Banten dan Lampung.

Kemudian meningkatkan produksi dan kapasitas penyimpanan dingin/cold storage, procurement sewa rumah potong ayam (RPA) dan gudang di Pasuruan dengan kapasitas minimal 1.000 ton/tahun, procurement mendirikan rumah potong ayam (RPA) baru di Bali, procurement mesin ABF untuk kapasitas proses 50 ton/hari dan penggunaan DarbeLink di seluruh UKM yang berada di ekosistem. 

Sementara pada tahun 2023 perseroan merencanakan ekspansi pasar berkelanjutan, penetrasi pasar Mataram, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, meningkatkan produksi dan kapasitas penyimpanan dingin/cold storage, finishing pembangunan rumah potong ayam (RPA) di Bali dan procurement mesin ABF dengan kapasitas proses 50 ton/hari.

Sedangkan pada tahun 2024, PT Darbe Jaya Abadi masih tetap memperkuat ekspansi pasar berkelanjutan, mengembangkan pasar di Indonesia Barat seperti Jawa dan Sumatera, meningkatkan produksi dan kapasitas penyimpanan dingin/cold storage, procurement sewa rumah potong ayam (RPA) di Jawa Barat dengan kapasitas minimal 1.000 ton dan procurement mesin ABF dengan kapasitas proses 50 ton/hari. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES