Peristiwa Internasional

Kapal China Masuki Zona Ekonomi Eksklusifnya, Malaysia Mulai Terusik

Selasa, 05 Oktober 2021 - 16:40 | 56.12k
China telah meningkatkan aktivitasnya di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir - perairan yang juga diklaim oleh Malaysia, Filipina, Brunei, Vietnam dan Taiwan. (FOTO : Reuters)
China telah meningkatkan aktivitasnya di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir - perairan yang juga diklaim oleh Malaysia, Filipina, Brunei, Vietnam dan Taiwan. (FOTO : Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Giliran Malaysia kali ini terusik dengan kehadiran dan aktivitas kapal-kapal China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Kuala Lumpur di Laut China Selatan di lepas pulau Kalimantan.

Dilansir Al Jazeera, duta besar China di Kualalumpur dipanggil. Malaysia protes, karena kapal-kapal China, termasuk kapal survei, beroperasi di lepas pantai negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia.

"Ini bertentangan dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan Senin malam seperti dilansir Al Jazeera.

Tidak dirinci jumlah kapal yang terlibat atau mengatakan kapan insiden itu terjadi. "Posisi dan tindakan Malaysia yang konsisten didasarkan pada hukum internasional, dalam membela kedaulatan dan hak berdaulat kami di perairan kami," kata pernyataan itu.

"Malaysia juga telah memprotes perambahan sebelumnya oleh kapal asing lainnya di perairan kami," katanya.

Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Brunei mengklaim sebagian Laut China Selatan di lepas pantai mereka, sementara China mengklaim hampir seluruh wilayah di bawah apa yang disebut garis sembilan putus tanpa dasar, meski sudah diputuskan pengadilan internasional pada tahun 2016.

Dalam beberapa tahun terakhir Beijing telah meningkatkan kegiatannya di perairan yang disengketakan, membangun pulau-pulau buatan, mendirikan pos-pos militer di singkapan dan pulau-pulau berbatu dan mengerahkan armada dan kapal penangkap ikan yang besar dari milisi maritimnya.

Tahun lalu, Malaysia dan China terlibat dalam kebuntuan selama berbulan-bulan di laut lepas Sarawak di mana Petronas, perusahaan minyak nasional Malaysia, sedang mengeksplorasi minyak dan gas. China juga mengirimkan kapal survei ke daerah itu pada kesempatan itu.

Menurut Inisiatif Transparansi Maritim Asia, China memiliki 27 pos terdepan di perairan yang disengketakan dan juga mengendalikan Beting Scarborough, yang direbutnya dari Filipina pada 2012. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES