Pendidikan

Satu Siswa Positif Covid-19, Pemkab Bantul Evaluasi PTM

Senin, 04 Oktober 2021 - 20:41 | 32.54k
Vaksinasi pelajar salah satu upaya mencegah munculnya klaster sekolah. (Foto: Totok Hidayat/ TIMES Indonesia)
Vaksinasi pelajar salah satu upaya mencegah munculnya klaster sekolah. (Foto: Totok Hidayat/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) SD di Bantul dihentikan. Keputusan ini diambil menyusul terdapatnya satu siswa SD Bantul Timur yang terkonfirmasi positif Covid-19 setelah tertular dari orangtuanya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pemkab Bantul Isdarmoko. Menyampaikan pernyataan ini usai mengikuti rapat evaluasi pelaksanaan PTM yang dipimpin Sekda Bantul, Senin (4/10/2021) di ruang rapat Sekda Bantul.

Untuk mencegah penularan, dilakukan tracing oleh Dinas Kesehatan Bantul terhadap 15 orang yang melakukan kontak erat dengan siswa tersebut. Sementara siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 belum diijinkan mengikuti PTM dan harus menjalani isolasi.

Sementara itu, pelaksanaan PTM di SD Bantul Timur masih menunggu hasil tes PCR. Sedangkan pelaksanaan PTM di SD lain kembali digelar, Selasa (5/10/2021) mendatang.

Agar peristiwa serupa tidak terjadi di SD lain, Disdikpora Pemkab Bantul akan mengeluarkan surat edaran untuk tidak memberikan ijin mengikuti PTM bagi siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19. Selain itu akan dilakukan tes secara berkala kepada siswa untuk memastikan tidak terdapat siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Isdarmoko berharap peristiwa ini tidak menimbulkan ketakutan bagi guru dan siswa untuk menggelar PTM. Selama protokol kesehatan dilakukan dengan ketat, munculnya klaster sekolah dapat dicegah.

"Untuk menjamin pelaksanaan PTM berjalan aman dan lancar. Vaksinasi bagi pelajar berusia di bawah 12 tahun perlu dilakukan," jelas Isdarmoko.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Bantul Agus Budi Raharjo memastikan, tracing dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal dilakukan kepada guru dan teman satu kelas. Tes dilakukan dua kali untuk setiap sasaran agar mendapatkan penegakan diagnosa. Bila menemukan hasil positif maka tracing akan diperluas. Menyasar siswa dan guru di luar kelas yang pernah melakukan kontak erat.

Agus berharap tidak terdapat hasil positif pada tracing tahap awal. Sehingga berdasarkan teori epidemologi, kegiatan PTM dapat kembali digelar setelah 28 hari dihentikan. Untuk mencegah munculnya klaster sekolah, Dinas Kesehatan Pemkab Bantul akan melakukan zero tes terhadap sampel siswa sekolah yang menggelar PTM . Zero tes dengan sistem swab PCR akan dilakukan setiap bulan. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES