Peristiwa Daerah

Unik, Banyuwangi Punya Batik Motif Virus Corona

Sabtu, 02 Oktober 2021 - 17:31 | 97.84k
Produk Batik Bermotif Virus Corona yang diproduksi oleh Fitriyah. (FOTO: Riswan Efendi/TIMES Indonesia)
Produk Batik Bermotif Virus Corona yang diproduksi oleh Fitriyah. (FOTO: Riswan Efendi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Selain mempertahankan motif klasik, perajin batik di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terus berkreasi menciptakan motif yang kekinian. Seperti berkreasi dengan batik motif virus Corona.

Seperti yang dilakukan Fitriyah (45), pengusaha rumah produksi batik Mertosari asal Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini membuat dan memasarkan batik motif Corona. Meski tidak lazim, batik dengan motif ini tetap diminati masyarakat.

Fitriyah yang membatik sejak 2015 lalu, juga berkreasi dengan mengangkat ciri khas lokal Kecamatan Songgon. Kecamatan di bawah kaki Gunung Raung ini terkenal dengan penghasil buah durian, sejarah, hingga budayanya.

"Saya melihat peluang, tentang apa yang belum ada di kecamatan Songgon ini. Karena saya sendiri tidak ingin memiliki usaha yang latah, atau meniru orang lain," kata Fitriyah Saat diwawancarai TIMESIndonesia, Sabtu (2/10/2021).

Batik Banyuwangi

Dengan dibantu oleh 6 orang karyawan, kini usaha produksi batik yang sudah dilakoni selama 6 tahun itu bisa meraup omzet hingga Rp 30 Juta setiap bulan. Bahkan batik yang Ia produksi sudah merambah pasar nasional hingga mancanegara.

"Kalau batik saya itu sudah dipasarkan ke Kalimantan, Papua, hingga Sumatera. Pernah juga kita kirim ke Malaysia, Kanada sampai Jerman," paparnya.

Dirinya menambahkan, dalam memproduksi batik memang memiliki kendala tersendiri. Dikarenakan masih menggunakan alat tradisional, sering kali faktor cuaca juga mempengaruhi lama waktu produksi.

"Kalau kita tahu proses, segalanya masih mudah. Namun yang paling sulit adalah pada saat mewarnai motif yang njelimet. Terlebih kalau cuaca sedang kurang baik, pengeringannya jadi lebih lama. Karena kita memang masih mengandalkan sinar matahari," ungkap Fitriyah.

Dalam sekali proses kain batik, dirinya mengaku hanya membutuhkan waktu minimal tujuh hari. Namun untuk batik full tulis bisa memakan waktu hingga satu bulan lebih.

Batik Banyuwangi a

Beragam jenis batik telah Ia produksi, Mulai dari batik motif durian merah, hingga Sulur Godong. Bahkan dengan adanya pandemi Covid-19 ini dirinya juga memproduksi batik bermotif virus Corona yang malah diminta banyak pelanggan.

"Setiap rumah produksi batik itu selalu memiliki ciri khas masing-masing. Kita memang mengantisipasi agar tidak ada yang menyerupai dan meniru," cetus Fitriyah.

Dengan ukuran 1 meter kali 2,5 meter kain batik, harga yang Ia patok pun sangat ramah dikantong. Yakni mulai dari Rp 100 Ribu hingga Rp 1,5 Juta saja.

Selain dengan memasarkan produknya secara langsung, dirinya juga aktif ikut serta dalam berbagai pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi. Sebagai ajang promosi hingga pengangkatan produk lokal Bumi Blambangan.

Terakhir dirinya berharap para perajin batik di Banyuwangi bisa terus berinovasi dan menjaga kualitas serta berkomitmen dalam memberikan karya terbaik untuk masyarakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES