Entertainment

Hamid Nabhan Menguak Tabir Syair 'Strange Fruit' Karya Billie Holiday

Sabtu, 02 Oktober 2021 - 10:46 | 123.06k
Billie Holiday (FOTO: Dok. Hamid Nabhan)
Billie Holiday (FOTO: Dok. Hamid Nabhan)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Seniman Hamid Nabhan menguak kisah di balik barisan syair lagu 'Stranger Fruit' milik penyanyi legendaris Billie Holiday

Pohon-pohon di selatan menghasilkan buah yang aneh. Darah berceceran di dedaunan dan darah di akar. Tubuh tubuh hitam terayun ayun ditiup angin selatan. Buah yang aneh bergelantungan dari pohon pohon Popler

Sebuah cuplikan syair dari sebuah lagu yang paling terkenal dibawakan oleh Billie Holiday (1915-1959) sebuah lagu yang mengutuk rasialisme di Amerika.

Lagu itu bertutur tentang praktik Lynching (hukuman mati tanpa pengadilan) berupa penganiayaan, penggantungan, pembakaran atau penikaman oleh massa terhadap orang orang Afrika-Amerika yang tak bersalah dan banyak terjadi di daerah selatan saat lagu ini diciptakan.

"Strange Fruit atau buah aneh yang dimaksudkan dalam lagu ini adalah tubuh-tubuh orang Afrika yang digantung oleh oleh ras putih selama praktik Lynching," kata Hamid Nabhan, Sabtu (2/10/2021). 

Billie Holiday 2

Ia melihat jika lirik dalam lagu ini begitu mencekam dan mendirikan bulu roma. Suatu saat Holiday pernah menceritakan pengalamannya ketika pertama kali menyanyikan lagu tersebut.

Holiday berkata,"saat itu waktu pertama kali aku menyanyikannya aku pikir ada yang salah, ketika lagu itu selesai tak seorangpun bertepuk tangan, kemudian seorang bertepuk tangan dengan galau tiba tiba semuanya mengikuti bertepuk tangan."

Dalam suasana yang mencekam malam itu pemilik klab segera menyadari dampak lagu tersebut terhadap para pengunjung dan mendesak agar Holiday selalu mengakhiri setiap pertunjukan untuk membawakan lagu ini.

Dan ketika lagu tersebut dinyanyikan pelayan klab berhenti melayani dan turut mendengarkan dengan khidmat dan lampu lampu selalu dimatikan hanya sebuah cahaya yang menyoroti Holiday di panggung. "Di saat intro dimainkan Holiday selalu memejamkan matanya seakan-akan ia sedang khusuk berdoa," ujarnya. 

Billie Holiday 3

Peristiwa bersejarah yang terjadi di suatu malam di tahun 1939 di sebuah cafe Society yang muram di Greenwich village Manhattan di mana kemurungan larut dalam sentimental alkohol serta aroma tembakau  yang menyatu dengan bau keringat pengunjung yang menunggu,  sebuah lagu lirih yang dinyanyikan dari bibir Holiday.

Southern trees bear strange fruit
Blood on the leaves and blood at the root
Black bodies swinging in Southern breeze
Stranger fruit hanging from the poplar trees

Pastoral scene of the galant south
The bulging eyes and the twisted mouth
Scent of magnolias sweet and fresh
Then the sudden smell of burning flash

Here is fruit for the crows to pluck
For the rain to gather, for the wind to suck
For the sun to root, for the trees to drop
Here is strange and better crop

Dan pada akhirnya lagu ini menjadi tema gerakan anti Lynching.  Sebuah lirik yang menjadi gambaran gelap menimbulkan kesan mendalam dan bisa dikatakan sebagai benih timbulnya gerakan hak-hak sipil.

Sejarah lagu ini bermula pada tahun 1937, ketika seorang anggota partai komunis Amerika berprofesi sebagai guru di sekolah Yahudi di Bronx yang bernama Abel Meeropol melihat salinan foto karya Beitler  yang mengabadikan orang orang kulit hitam yang digantung.  

Abel Meeropol merasa terusik untuk menulis sebuah puisi dengan judul Strange Fruit (buah yang aneh) namun bukanlah buah secara harfiah.

Puisi tersebut dipublikasikan dengan memakai nama samaran Lewis Allen, tak lama puisi ini dibuatkan musiknya dan dinyanyikan di rapat rapat buruh di Madison Square garden, maka sampailah lagu ini terdengar oleh telinga manager Cafe Society dan pada akhirnya mengenalkan lagu ini pada Billie Holiday.

Menurut pengakuan Holiday sendiri ketika pertama kali menyanyikan lagu ini, timbul rasa ketakutan dan khawatir akan adanya kemungkinan terjadi pembalasan atas dirinya.

"Namun gambaran yang dikisahkan dalam lagu 'Strange Fruit' mengingatkan atas kematian ayahnya. Kenangan itulah yang membuat Billie Holiday untuk tetap menyanyikannya," tandas Hamid Nabhan. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES