Peristiwa Internasional

Molnupiravir Menjadi Obat Antivirus Oral Pertama untuk Covid-19

Jumat, 01 Oktober 2021 - 20:50 | 57.56k
Molnupiravir mungkin merupakan pengubah permainan dalam memerangi virus. (FOTO: The Times/AP)
Molnupiravir mungkin merupakan pengubah permainan dalam memerangi virus. (FOTO: The Times/AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ada kabar yang cukup menggembirakan. Molnupiravir, obat eksperimental Merck & Co Inc untuk Covid-19 diklaim bisa mengurangi sekitar 50 persen kemungkinan rawat inap atau kematian bagi pasien yang berisiko penyakit parah. Ini menurut hasil uji klinis sementara yang diumumkan pada hari Jumat (1/10/2021).

Dilansir Reuters, Merck dan mitranya, Ridgeback Biotherapeutics berencana untuk mencari otorisasi penggunaan darurat AS untuk pil tersebut sesegera mungkin, dan untuk mengajukan aplikasi ke badan pengatur di seluruh dunia. Karena hasil positif, uji coba Fase 3 dihentikan lebih awal atas rekomendasi pemantau luar.

"Ini akan mengubah pembicaraan seputar cara mengelola Covid-19," kata CEO Merck, Robert Davis.

Jika diizinkan, molnupiravir yang dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus, akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19.

Saingan termasuk Pfizer Inc dan farmasi Swiss Roche Holding AG berlomba untuk mengembangkan pil antivirus yang mudah dikelola untuk Covid-19. Tetapi sejauh ini hanya koktail antibodi yang harus diberikan secara intravena, yang disetujui untuk merawat pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit.

Analisis sementara yang direncanakan terhadap 775 pasien dalam penelitian Merck menemukan bahwa 7,3% dari mereka yang diberi molnupiravir dirawat di rumah sakit atau meninggal dalam 29 hari setelah pengobatan dibandingkan dengan 14,1% pasien plasebo. Tidak ada kematian pada kelompok molnupiravir, tetapi ada delapan kematian pasien plasebo.

"Perawatan antivirus yang dapat dilakukan di rumah untuk menjauhkan orang dengan Covid-19 dari rumah sakit sangat dibutuhkan," kata CEO Ridgeback Wendy Holman dalam sebuah pernyataan.

Vaksin bekerja dengan meniru infeksi alami. Vaksin tidak hanya menginduksi respons kekebalan untuk melindungi orang dari infeksi Covid-19 di masa depan, tetapi juga membantu dengan cepat membangun kekebalan kelompok untuk mengakhiri pandemi.

Kekebalan kelompok terjadi ketika persentase yang cukup dari suatu populasi menjadi kebal terhadap suatu penyakit, membuat penyebaran penyakit dari orang ke orang tidak mungkin terjadi. Berita baiknya adalah virus SARS-CoV-2 cukup stabil yang meningkatkan viabilitas vaksin.

Dalam uji coba yang melibatkan pasien di seluruh dunia, molnupiravir diminum setiap 12 jam selama lima hari.

Studi ini mendaftarkan pasien dengan Covid-19 ringan hingga sedang yang dikonfirmasi laboratorium yang memiliki gejala tidak lebih dari lima hari. Semua pasien memiliki setidaknya satu faktor risiko yang terkait dengan hasil penyakit yang buruk, seperti obesitas atau usia yang lebih tua.

Merck mengatakan pengurutan virus yang dilakukan sejauh ini menunjukkan molnupiravir efektif melawan semua varian virus corona, termasuk Delta yang sangat menular.

Perusahaan mengatakan tingkat efek samping serupa untuk pasien molnupiravir dan plasebo, tetapi tidak memberikan rincian efek samping.

Merck mengatakan data menunjukkan molnupiravir tidak mampu mendorong perubahan genetik pada sel manusia, tetapi pria yang terdaftar dalam uji cobanya harus berpantang dari hubungan heteroseksual atau setuju untuk menggunakan kontrasepsi. Wanita usia subur tidak dapat hamil dan juga harus menggunakan alat kontrasepsi.

Merck mengatakan pihaknya mengharapkan untuk menghasilkan 10 juta program pengobatan pada akhir 2021 dengan lebih banyak dosis datang tahun depan.

Perusahaan tersebut memiliki kontrak pemerintah AS untuk memasok 1,7 juta kursus molnupiravir dengan harga $700 per kursus.

Robert Davis menambahkan,  Merck memiliki perjanjian serupa dengan pemerintah lain di seluruh dunia, dan sedang dalam pembicaraan dengan lebih banyak lagi.

Perusahaan mengatakan berencana untuk menerapkan pendekatan harga berjenjang berdasarkan kriteria pendapatan negara.

Merck juga telah setuju untuk melisensikan obat tersebut kepada beberapa pembuat obat generik yang berbasis di India, yang akan bisa memasok pengobatan tersebut ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Molnupiravir juga sedang dipelajari dalam uji coba Fase 3 untuk mencegah infeksi virus corona pada orang yang terpapar virus.

Pejabat Merck mengatakan tidak jelas berapa lama peninjauan FDA terhadap obat tersebut.

"Saya percaya bahwa mereka akan mencoba bekerja dengan sigap dalam hal ini," kata Kepala Laboratorium Penelitian Merck, Dean Li.

Kini bisa jadi Molnupiravir, obat eksperimental Merck & Co Inc untuk Covid-19 itu akan menjado obat antivirus Covid-19 yang bisa mengurangi sekitar 50 persen kemungkinan rawat inap atau kematian bagi pasien yang berisiko penyakit parah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES