Wisata

Diskusi Bangun Kompetensi Desa dengan Teknologi Kreatif Digelar di Banyumas

Jumat, 01 Oktober 2021 - 16:22 | 35.51k
Sidi Mawardi, SS, M.Si anggota Komisi E pada DPRD Jawa Tengah  bersama bersama Kabid Riset dan pengembangan Bappeda Jateng, serta praktisi sampah, Samsudin dan Kades Wangon Supriyadi dalam dialog soal sampah.( FOTO : Sutrisno/TIMES Indonesia)
Sidi Mawardi, SS, M.Si anggota Komisi E pada DPRD Jawa Tengah bersama bersama Kabid Riset dan pengembangan Bappeda Jateng, serta praktisi sampah, Samsudin dan Kades Wangon Supriyadi dalam dialog soal sampah.( FOTO : Sutrisno/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Persoalan pengelolaan dan pemanfaatan sampah yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan mesti diikuti kesadaran masyarakat. Itu dikatakan Kepala Bidang Riset dan Pengembang Bappeda Jateng, Tri Yuni Atmojo, ST, MSi di ruang Tirta Gading, Kabupaten Banyumas.

Dalam diskusi yang dipandu oleh TIMES Indonesia pada Jumat (1/10/2021) tersebut, Tri juga mengingatkan bahwa tanpa kesadaran dan peran masyarakat, persoalan sampah akan terus membayangi kehidupan masyarakat itu sendiri.

Karena itu, Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pemgembangan Daerah (Bappeda) Provinsi Jateng dan Komisi E DPRD Provinsi Jateng mengadakan Forum Diskusi Aktual dengan Tema Membangun Kompetensi Desa Dengan Teknologi Kreatif: Pemanfaatan Sampah Untuk Pupuk Organik di Kabupaten Banyumas.

Pesertanya sendiri berasal dari kelompok tani dan kelompok ternak dari tiga kecamatan yaitu Jatilawang, Wangon dan Lumbir.

Sedangkan sebagai pembicara Forum tersebut yaitu anggota Komisi E DPRD Jateng Sidi Mawardi, SS. M.Si , Kabid Riset dan Pengembangan Bappeda Jateng Tri Yuni Atmojo dan Praktisi Sampah Banyumas Samsudin.

Diskusi Bangun Kompetensi b

Menurut Kabid Riset dan Pengembangan Bappeda Jateng Tri Yuni Atmojo, diskusi yang dilakukan hari ini sangat penting  untuk mengetahui sejauh mana penanganan sampah di masing-masing Kabupaten / Kota di Jateng.

"Forum diksusi dengan tema pemanfaatan teknologi ini sangat penting bagi penyelesaian penanganan sampah di daerah-daerah wilayah Jateng," kata Tri Yuni Atmojo.

ia juga menjelaskan, penanganan sampah dengan teknologi justru sebagai salah satu pendukung penyelesaian masalah sampah.

"Bahkan permasalahan sampah tidak hanya di tingkat regional, tapi juga dunia pun masih menghadapi persoalan ini, namun dengan terobosan-terobosan seperti penggunaan teknologi malah bisa menjadi penyelesaiannya," ujarnya.

Bagi Pemprov Jateng dalam hal ini Bappeda, persoalan penanganan sampah harus diikuti oleh kesadaran masyarakat. Peran dan kesadaran masyarakat dalam penanganan pengelolaan sampah sangat diharapkan,

"Kemudian juga stakeholder lainnya seperti dinas-dinas saling terkait juga harus bersinergi dan berkolaborasi ketika sampah menjadi nilai ekonomis. Karena pada akhirnya nanti pemasaran produk dari olahan sampah pasti menjadi kendala,"ucap Tri Yuni Atmojo.

Sementara anggota Komisi E DPRD Jateng, Sidi Mawardi dalam pemaparannya mengatakan, pandemi Covid 19 membuat masyarakat dituntut harus bisa beradaptasi dengan situasi kondisi yang serba menggunakan teknologi.

Dengan masa pandemi Covid 19, kata Sidi, masyarakat juga dituntut berinovasi terkait pengelolaan sampah.

"Pengembangan inovasi berbasis pemberdayaan masyarakat pasca pandemi sangat penting dalam persoalan penanganan dan pemanfaatan sampah," ungkap Sidi Mawardi.

Apalagi sebagian besar peserta forum diskusi ini, kata Sidi Mawardi, berasal dari kelompok tani dan kelompok ternak.

"Memang masyarakat perlu terus diedukasi terkait pengelolaan dan pemanfaatan sampah dengan teknologi, apakah itu menjadi pupuk atau barang-barang bernilai ekonomi tinggi,"paparnya.

Sedangkan Praktisi sampah Banyumas Samsudin mengungkapkan pemanfaatan sampah di lingkungan warga dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi keluarga.

"Dengan pengelolaan dan pemanfaatan sampah selain lingkungannya bersih juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tukasnya.

Ia mencontohkan sampah yang berceceran di pinggir jalan, kata Samsudin, kalau saja masyarakat sadar akan lingkungan tentu hal itu tidak terjadi. Karena di balik sampah ternyata ada satu nilai yang belum di sadari oleh masyarakat.

"Untuk itu, edukasi melalui pelatihan pengelolaan sampah harus dimulai dari usia dini sehingga masyarakat sadar tentang pentingnya kebersihan lingkungan," pungkas Samsudin.

Sebelum kegiatan Forum Diskusi Aktual di Kabupaten Banyumas tersebut dimulai para peserta diberikan masker dan diingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES