Entertainment

Film Sepeda Presiden Siap Syuting, Angkat Kisah Anak-anak Papua

Selasa, 28 September 2021 - 22:59 | 133.49k
Tampilan film Sepeda Presiden (Foto: Dok.Radepa Studio)
Tampilan film Sepeda Presiden (Foto: Dok.Radepa Studio)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kecintaan terhadap dunia anak, musik dan budaya Indonesia membawa produser Avesina Soebli kembali membuat sebuah film dengan tema anak dan budaya Indonesia, khususnya budaya Papua bertajuk Sepeda Presiden

Film ini segera menjalani proses syuting dan tayang di seluruh bioskop Indonesia dalam waktu dekat, memuaskan dahaga penikmat film Tanah Air lewat cerita anak-anak Papua yang selalu kaya, unik dan menarik untuk diangkat. 

"Menarik karena cerita mereka kaya oleh khazanah kehidupan sebagaimana alam menumbuhkannya,” ungkap Avesina Soebli, produser film Sepeda Presiden dari rumah produksi Radepa Studio, Selasa (28/9/2021). 

Hal serupa juga dirasakan oleh Garin Nugroho yang didaulat menjadi sutradara film Sepeda Presiden ini. Berkali-kali mengunjungi Papua sama sekali tak mengurangi kekagumannya akan keindahan tanah Papua beserta bakat-bakat yang dimiliki para sahabat Papua ini. 

Justru semua ini memberi inspirasi besar bagi seorang Garin Nugroho untuk menggarap film ini bersama-sama Hestu Saputra yang menjadi Co-director di film Sepeda Presiden. 

Sepeda Presiden b

“Papua adalah sebuah sumber spirit, sumber talenta akting, tari dan nyanyi, serta kegembiraan,” ujar Garin Nugroho yang baru saja mempertunjukkan karya teaternya berjudul Planet, A Lament, sebuah nyanyian tentang alam dari Melanesia dan berkeliling Australia, Belanda hingga Jerman. 

Film Sepeda Presiden adalah representasi dari kisah mimpi dan harapan anak-anak Indonesia. Mengangkat cerita tentang impian kebanyakan anak-anak Indonesia untuk bisa memiliki kebahagiaan yang sama dimiliki oleh saudara-saudara yang lainnya yang memiliki kelimpahan informasi dan segala kemudahan yang dinikmati oleh anak-anak metropolitan. 

Sepeda Presiden juga merupakan film tentang literasi. Literasi digital maupun literasi informasi.

“Cerita anak Papua yang berbicara tentang Papua tidak banyak. Cerita impian-impian anak Papua juga terbatas tersampaikan. Disinilah “Sepeda Presiden” mengangkat kisah anak-anak Papua dengan segala aspek kehidupan mereka,” ucap Avesina yang sudah memproduseri sederet film anak-anak, seperti Laskar Pelangi (2008), Garuda di Dadaku (2009), Ambilkan Bulan (2012), Sepatu Dahlan (2014) dan beberapa film lainnya Perahu Kertas (2012), Madre (2013), Toba Dreams (2015), Hujan Bulan Juni (2017), dan Serigala Langit (2021). 

Mengapa Sepeda Presiden? Ave memberi jawaban, karena visual presiden dan sepedanya itu boleh dibilang sangat catchy.

Bahkan menjadi peristiwa budaya yang menarik dan secara sosial melahirkan partispasi dan viral. Demikian juga dengan peristiwa pertemuan presiden dengan berbagai anak Indonesia berkait hadiah sepedanya melahirkan beragam kekocakan yang menjadi perbincangan dan viral. 

"Menjadi viral layaknya kisah rakyat hari ini. Inilah awal inspirasi film ini,“ lanjut Avesina. 

Keindahan alam pulau Papua akan menjadi pemandangan yang menyejukkan mata sepanjang menonton film Sepeda Presiden ini. Proses syuting rencananya akan dilakukan selama bulan oktober 2021 dan mengambil lokasi di Sorong dan Raja Ampat. 

Sederet aktor ternama Indonesia ikut membintangi film Sepeda Presiden. Seperti Ariel Tatum, Sita Nursanti, Ian William, Joanita Idol dan anak-anak asli Papua: Arnol Aner Asmuruf sebagai Saulus, Elias Fortunatus Padwa sebagai Edo dan Franken Philipus Anthonio Ramandei sebagai Uben, yang cerdas dan berbakat. 

Film Sepeda Presiden menggandeng Swastika Nohara yang dipercayakan sebagai penulis skenario dan Kakak Bona selaku penulis lagu dan original soundtrack film ini. 

“Sepeda Presiden adalah film anak dan keluarga yang penuh dengan kelucuan, kegembiraan dan lagu - lagu indah serta peristiwa kemanusiaan yang hangat. Inilah kekuatan Papua seperti Mob mereka yang selalu ditampilkan secara kocak dan gembira. Bakat menyanyi dan alam mereka membawa kegembiraan hidup dalam alam yang indah,” begitu gambaran Garin Nugroho tentang film “Sepeda Presiden” dengan anak-anak Papua yang akan ditampilkan dalam film ini. 

Kisah pertemuan antara tiga sekawan dari Papua yang ingin bertemu Presiden dengan Youtuber yang lari dari kejenuhan hidupnya di Jakarta ke Papua. 

Pertemuan yang melahirkan peristiwa serba kocak , diwarnai petualangan di alam Papua yang indah serta dipenuhi lagu - lagu anak anak yang indah.

YouTuber populer tersebut bernama Binar. Sementara ke tiga sekawan masih sekolah dasar, bernama Edo, Saulus dan Uben.

Tiga sekawan mendapat informasi bahwa Presiden akan ke Papua, menjadikan mereka ingin ketemu Presiden, terlebih Presiden sering membagi sepeda, sesuatu yang mereka tak punyai, karena tinggal di pulau terpencil. 

Tiga Sekawan lalu berusaha menemukan cara dan informasi tentang sepeda dan cara bertemu presiden yang sangat kocak, terlebih ketika tiga sekawan diperkenalkan dengan fungsi HP oleh Binar untuk mengetahui berbagai berita tentang presiden dan berbagai peristiwa lucu ketika presiden ketemu beragam anak di Indonesia, ataupun cerita lucu berkait hadiah sepeda presiden. 

Sementara Binar yang stres memilih mengurung diri di vila kecil serta tidak mau diganggu siapapun juga. Namun tanpa disadari, dua pasang laki-laki jahat berusaha berfoto dengan Binar agar menjadi populer, bermimpi dengan jalan itu maka hidup mereka berubah. 

Perburuan dua penggemar Binar melahirkan peristiwa lucu karena ke dua pasang penjahat itu, meski selalu mengikuti dan mencoba berfoto dengan Binar, selalu mengalami nasib sial yang kocak.

Tanpa diduga, kenakalan dan kelucuan tiga sekawan membawa kegembiraan hati Binar. 

Terlebih, lewat tiga sekawan, Binar perlahan melihat berbagai peristiwa hidup yang tidak pernah dialami, lewat perjalanan paduan suara dari group perempuan Papua. 

Kelompok paduan suara yang melakukan pelayanan pada warga, melahirkan berbagai peristiwa kemanusiaan yang menyentuh hati Binar, perlahan membangkitkan kehidupannya.

Pada akhirnya, Binar memutuskan mengajak tiga sekawan ke Jayapura, setelah terdengar berita bahwa Presiden akan ke Jayapura.

Upaya menemui Presiden justru kemudian melahirkan peristiwa lucu dan kemanusiaan yang merubah cara pandang tiga sekawan dan Binar tentang cita-cita dan tantangan mereka. Segalanya diceritakan dalam peristiwa lucu, kegembiraan hidup, kemanusiaan yang hangat serta dalam lagu-lagu indah.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES