Ekonomi

Tingkatkan Ekonomi Pesantren, Diskominfo Jatim Adakan Kopilaborasi Bahas OPOP

Selasa, 28 September 2021 - 21:20 | 51.23k
Suasana Kopilaborasi di Pondok Pesantren Mambaul Hisan, Blitar, Senin (28/9/2021). (FOTO: Kominfo Jatim)
Suasana Kopilaborasi di Pondok Pesantren Mambaul Hisan, Blitar, Senin (28/9/2021). (FOTO: Kominfo Jatim)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur kembali menggelar dialog Kopilaborasi Sambang Pesantren dengan mengupas tentang peran industri kreatif dalam meningkatkan ekonomi pesantren. Dialog ini juga membahas One Pesantren One Produk (OPOP). 

Dialog digelar di Pondok Pesantren Mambaul Hisan dan dibuka secara langsung oleh Bupati Blitar, Hj Rini Syarifah.

Bupati Rini dalam sambutannya mengatakan sangat mendukung program OPOP yang digagas dan menjadi program prioritas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Sebagai bentuk dukungan, pihaknya langsung menunjuk Sekda Kabupaten Blitar, Izul Marom sebagai Ketua OPOP Blitar. Dirinya akan terus mengajak OPD di Blitar yang terlibat langsung untuk sukses OPOP di Blitar di bawah komando Sekda Kabupaten.

"Pak Sekda bersama OPD terkait seperti Dekranasda, dinas koperasi, dinas perdagangan, dinas Kominfo, dan Dinas dinas lainnya agar langsung nyekrup membangun OPOP di Blitar," ujar bupati membuka acara Kopilaborasi, Selasa (28/9/2021).

Program One Pesantren One Produk (OPOP) dinilai Bupati Blitar sebagai program yang luar biasa. Pada program ini para santri diajari tentang berwirausaha.

"Setiap perusahaan pasti ada keunggulan. Maka, kepada para santri saya katakan jangan berkecil hati. Para santri harus lebih bertekad kuat dan yakin dengan skill-nya," tuturnya. 

Menurutnya, profesi apapun kalau ditekuni akan menjadi sangat luar biasa. Sebab Ketika seseorang memiliki profesi, maka jangan tanggung-tanggung dengan profesi tersebut. Dan hal ini tentu bisa dilakukan oleh santri-santri dengan keterampilan tertentu. Jika di pondok sini dikembangkan pembelajaran bertani, berternak, dan bengkel, maka itulah sebuah skill yang luar biasa  yang menjadi modal para santri untuk berwirausaha di hari depan.

Sekretaris Tim One Pesantren One Produk (OPOP) Jatim, Mohammad Ghofirin mengapresiasi atas terselenggaranya dialog interaktif kopilaborasi sambang pesantren kali ini. Dengan tema menarik terkait kontribusi wirausaha santri pondok pesantren terhadap perekonomian daerah, diharapkan menjadi semangat baru bagi para wirausahawan santri.

"Kami berharap produk-produk santri pesantren dan alumni pesantren tidak hanya sekedar produk. Namun benar-benar bisa menjadi produk yang unggul dan berkualitas, sehingga dapat diterima oleh pasar lokal, nasional dan internasional," ujar Mohammad Ghofirin saat memberi sambutan.

Dikatakan Ghofirin, OPOP Jatim ditopang oleh tiga pilar yakni santripreneur, pesantrenpreneur dan sosiopreneur. Dari tiga pilar tersebut santri, pesantren dan alumni pesantren diharapkan mampu membangkitkan perekonomian di Jatim.

“Kita ingin meningkatkan kesejahteraan di Jatim, bagaimana caranya? Kita berdayakan pilarnya. Apabila ketiga pilar ini kita berdayakan, insya Allah dampaknya kita harapkan akan meluas ke masyarakat,” terang Ghofirin.

"Ketiga pilar tersebut merupakan satu kesatuan ekosistem bisnis pesantren. Dengan demikian diharapkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur akan bangkit dan barakah untuk kita semua," tambah Ghofirin.

Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Benny Sampirwanto, saat memberi sambutan mengatakan, untuk memperkuat keberadaan produk santri melalui OPOP Jatim berbagai upaya dan terobosan dilakukan oleh Diskominfo Jatim. Antara lain dengan mengadakan pelatihan, workshop dan talkshow.

Salah satunya talkshow Kopilaborasi yang saat ini digelar di Pesantren Mambaul Hisan Blitar. Hal ini, tentu mempunyai tujuan antara lain membantu meningkatkan wirausaha santri untuk memiliki keterampilan yang memadai. Baik itu kemampuan manajeman, kemampuan koordinasi berbagai kegiatan bisnis, maupun konsep bisnis yang mencukupi.

"Melalui dialog Kopilaborasi ini diharapkan wirausaha santri mampu meningkatkan keunggulan dan daya saing yang belum maksimal. Dengan begitu membuat wirausaha santri mampu meraih keunggulan serta daya saing yang berkelanjutan," ungkap Benny.

Pengasuh Ponpes Mambaul Hisan Blitar, HM Subhan Anshori mengatakan, dengan digelarnya dialog Kopilaborasi Sambang Pesantren di Ponpes Mambaul Hisan ini diharapkan bisa menguatkan ukhuwah wathoniyah dan ma'hadiyah pada semua. 

Menurutnya, OPOP merupakan peluang bagi pesantren mengembangkan usahanya. Santri harus mempunyai peran, sebab  ilmu yang dipelajari lengkap. Tidak hanya memahami ilmu agama namun juga ilmu lain yang mendukung kehidupan mereka.

"Insya Allah dengan begitu santri menjadi manusia yang beruntung. Sebab otomatis melalui kegiatan ini dan melalui Program OPOP juga maka santri sebenarnya sedang mengikuti Fiqih Muamalah," imbuhnya.

Di pondok yang diasuhnya kini telah berkembang wirausaha dengan membuat program ponpes masa kini, yakni mondok tiga tahun santri mendapat ilmu agama dan ilmu wirausaha. Ini dilakukan sebagai upaya pondok pesantren memberikan pendidikan wirausaha kepada santri selain mengaji. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES