Peristiwa Daerah

Sasar Kafe di Kota Malang, iLitterless Kampanyekan Pilah Sampah Tanpa Ribet

Selasa, 28 September 2021 - 16:22 | 57.17k
iLitterless saat melakukan pendataan kepada pengunjung kafe yang menyetorkan sampah anorganik untuk mendapatkan kopi gratis, Selasa (28/9/2021). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
iLitterless saat melakukan pendataan kepada pengunjung kafe yang menyetorkan sampah anorganik untuk mendapatkan kopi gratis, Selasa (28/9/2021). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGiLitterless sebagai komunitas yang bergerak dalam sektor edukasi, riset, pick up sampah dan campaign, melakukan kegiatan Green Consumer Day (GCD) yang dikemas dengan aksi setor sampah anorganik di kafe Kota Malang untuk bisa ditukarkan dengan kopi hingga merchandise yang telah tersedia.

Kegiatan yang hanya dilakukan sehari saja pada Selasa (28/9/2021) ini bertempat di Vosco Coffee, Blimbing, Kota Malang. Acara ini memiliki tagline 'Pilah Sampah Tanpa Ribet' untuk memberi pemahaman dan menyadarkan bahwa masalah sampah sendiri bermula dari masyarakat itu sendiri.

Head Coordinator iLitterless, Ence Adinda saat ditemui TIMES Indonesia mengatakan, kegiatan yang dilakukan saat ini sebagai campaign awal kepada masyarakat untuk bisa terbiasa dengan memilah sampah.

Apalagi, Ence menyebutkan menurut data KLHK, secara nasioanal sampah di Indonesia pertahunnya mencapai 60 juta ton. Hal itu setelah dilakukan riset, ternyata sampah-sampah tersebut dinilai tak berkualitas untuk di daur ulang, karena telah tercampur dengan sampah organik.

iLitterless aPengunjung kafe yang menyetorkan sampah anorgani saat berfoto bersama anggota Head Coordinator dan Public Relation iLitterless dengan menunjukan sampah yang disetorkan. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

"Jadi materi untuk daur ulang itu berkurang, sehingga teman-teman dari iLitterless ini ingin menambah pasokan daur ulang mulai dari sampah-sampah anorganik melalui kegiatan ini," ujar Ence, Selasa (28/9/2021).

Terlebih, lanjut Ence, pihaknya saat ini tengah menyasar kafe-kafe di Malang yang dimana menurutnya kafe tersebut menjadi second home dari masyarakat, khususnya remaja di Malang untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan memproduksi sampah dengan jumlah yang banyak.

Secara statistik data, Ence menyebutkan di Malang ada sekitar 2 ribu kafe mulai yang besar dan kecil. Hal ini telah menjadi sub-kultur di Malang, sehingga harapannya gerakan yang menyasar kafe dan para pengunjungnya bisa menjadi role model untuk campaign 'Pilah Sampah Tanpa Ribet'.

"Jadi berawal dari kafe dulu kami ajak untuk memilah sampah dan kami berikan karung yang berbeda. Misalnya mereka ingin menyetor sampah anorganik itu tiga macam, maka kami sediakan tiga karung berbeda," ungkapnya.

iLitterless yang baru berdiri pada Juni 2021 lalu, telah mengawali misinya dengan mengumpulkan para pemilik kafe di Malang untuk diajak memilah sampah yang nantinya dapat meningkatkan produksi daur ulang.

Meski saat ini, lanjut Ence, baru ada 10 kafe yang secara langsung bekerjasama untuk pick up sampah, nantinya akan terus digeber dan merambah seluru kafe di Malang dengan seiring bertambahnya anggota di komunitas tersebut.

"Anggota kami masih terbatas ya. Jadi ada sekitar 10 kafe yang sudah kami handle dan beberapa yang kita hold masihan, karena keterbatasan itu," katanya.

Dalam kegiatan saat ini yang mengajak masyarakat untuk menukar sampah anorganiknya dengan voucher diskon, kopi hingga merchandise lainnya, dilakukan sebagai introducing awal bahwa komunitas tersebur ada di Malang dan mengajak seluruhnya untuk ikut melakukan campaignnya.

"Kalau service pick up itu sudah sejak bulan Juni. Jadi kami juga berjejaring dengan bank sampg, jadi kami visa mengirimkannya. Ini campaign utama kita ke kafe-kafe yang dimana sebelumnya kan buang sampah secara langsung di tempat sampah tanpa memilah," tuturnya.

Ence merincikan, dalam memilah sampah anorganik, seperti halnya botol skincare atau botol air mineral yang dipilah dari kemasan hingga tutup botolnya untuk disendirikan dalam hal pemilahan sampah untuk didaur ulang.

"Skincare itu seperti yang saya bilang dalam satu produk itu dia terdiri dari berbagai macam bahan. Botolnya kaca, tapi tutupnya HDPE. Jadi kalau di kita tidak ada minimal berat yang disetorkan, kalau bank sampah kan minimal 25 kg untuk bisa disetorkan. Service pick up kita ini juga gratis," katanya.

Sementara itu, Annissa Ramadhani (28) yang menyetorkan sampah anorganik ke iLitteress menyebutkan bahwa dengan adanya kegiatan tersebut merasa terbantu dan lebih memudahkannya untuk bisa menyetorkan dan memilah sampah yang ia miliki.

Ia yang menyetorkan sampah dengan berat sekitar 5 kg tersebut adalah hasil sampah yang dikumpulkan sejak 6 bulan terakhir.

"Jadi ada packaging skincare, botol-botol bekas, parfum dan body lotion yang saya setorkan. Saya juga barusan dapat voucher diskon disini (Vosco Kafe). Katanya tiap kafe kan juga berbeda-beda ada yang diskon dan voucher," katanya.

Annisa yang juga sebagai skincare enthuisiast merasa bersyukur karena di kegiatan ini tak ada batas minimal sampah yang disetorkan, sehingga harapannya dengan kegiatan ini bisa sedikit-sedikit menyadarkan masyarakat untuk bisa memilah sampah agar dapat didaur ulang.

"Jadi gak perlu nunggu lama disimpen juga. Harapannya dengan adanya ini sedikit-sedikit bisa ngasih edukasi juga dan saya bersyukur banget," pungkasnya dalam kampanye iLitterless di kafe Kota Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES