Kuliner

Cerita Dua Mahasiswa Tekuni Bisnis Kuliner di Era Pandemi

Selasa, 28 September 2021 - 18:51 | 50.30k
Salah satu menu yang dijual oleh monniku kitchen. (FOTO: Monniku Kitchen)
Salah satu menu yang dijual oleh monniku kitchen. (FOTO: Monniku Kitchen)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri saat ini. Berbagai sektor pun terdampak atas kondisi yang memprihatinkan ini. Seluruh lapisan masyarakat dituntut untuk dapat terus beradaptasi dan berinovasi di tengah terpaan badai virus yang tak kunjung berlalu, tak terkecuali bagi mahasiswa. 

Di tengah proses pembelajaran dari rumah atau biasa disebut daring, beberapa mahasiswa mengembangkan potensi wirausaha mereka di bidang kuliner. Salah satunya adalah Amanda (21). Diawali dari kegemarannya dalam memasak dan mencoba resep-resep baru, Amanda mulai membuka bisnisnya “Monniku.Kitchen” pada Mei 2020 silam. 

“Kebetulan aku suka masak dan pas coba beberapa resep makanan ternyata hasilnya enak dan coba aku tawarin ke teman-teman. Dari situ muncul ide untuk buka pre-order dan ternyata banyak yg minat hingga akhirnya berlanjut sampai sekarang," ungkap mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya tersebut.

Amanda menambahkanpandemi membukakan peluang bagi dirinya untuk memulai usaha ini. Karena aktivitas perkuliahan yang fleksibel dan dilakukan secara daring, Ia dapat leluasa membagi waktu antara bisnis dan perkuliahannya. 

monniku kitchen 2Cemilan ringan soes kering yang dijual oleh maysoes.

Sejalan dengan Amanda, owner bisnis makanan ringan “Maysoes”, Zhafarina (21) yang merupakan mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Malang, juga membangun usaha kulinernya dengan dilatarbelakangi oleh kegemaran. 

“Emang karena aku pribadi suka makan soes kering dan kebetulan mamaku suka bikin kue. Jadi aku coba aja deh nyampurin soes kering dengan rasa - rasa yang sesuai sama lidahku, biar orang bisa ngerti apa yang aku rasain juga. Selain itu juga untuk mencari uang saku tambahan dari jualan ini," ucap Zhafarina saat ditanya alasannya membangun bisnis di bidang ini. 

Menurut Zhafarina, bisnis di bidang kuliner ini merupakan bisnis yang tidak akan pernah sepi peminat dan jauh lebih menjanjikan karena selalu dibutuhkan oleh masyarakat selain bisnis fashion. Selain itu, karena pasar dari bisnis kuliner yang Ia rasa sangat luas dibandingkan bisnis dengan bisnis di sektor lain. 

Bagi Amanda, memulai bisnis kuliner pada saat pandemi virus Covid-19 dapat menjadi hambatan tersendiri. Sebab, Amanda seringkali kesulitan untuk dapat menemukan target market yang pas bagi bisnisnya mengingat menu makanan yang cukup tidak lazim bagi sebagian orang.

“Karena pandemi ini banyak orang yang terdampak juga terutama dalam bidang ekonomi. Tapi seiring berjalannya waktu aku gunain buat survey dan perlahan bisa tau siapa aja yang cocok dengan bisnisku," ucapnya.

 Hal ini juga dirasakan oleh Zhafarina. Walaupun bisnis kulinernya berbasis full online, adanya pemberlakuan peraturan-peraturan yang cukup ketat selama pandemi turut andil dalam mempengaruhi omset penjualannya.

“Kalau waktu PSBB dan PPKM ini sih yang lumayan bikin mules ya, karena kita juga naruh barang kita di toko dan juga cafe-cafe. Tapi waktu PSBB sama PPKM ini jangankan cafe, mall aja di tutup jadi ya lumayan mengganggu penjualan produk kita sih," tutur Zhafarina. 

Selain itu, manajemen waktu juga menjadi tantangan tersendiri bagi Zhafarina. Sebab, Ia memulai bisnisnya pada saat menempuh semester empat dan masih awam di bisnis kuliner.

“Waktu itu kita satu team ada empat orang tapi punya kerjaan masing-masing yang gabisa di tinggal, yang dua  ini udah kerja di satu perusahaan dan aku sama partnerku emang lagi kuliah, jadi ya untuk waktu kita shift-shift an kalo yang lagi kuliah ya kuliah dulu pagi yang kerja juga kerja dulu pagi baru dari sore sampe tengah malem kita packing, nimbang dll, dan semua di lakuin sendiri," ungkapnya. 

Di sisi lain, Amanda juga mengungkapkan bahwa memanajemen waktu yang baik merupakan kunci kesuksesannya dalam menjalankan bisnisnya. Dapat mengalokasikan waktu pada pos-pos tertentu membuatnya tak kesulitan untuk tetap dapat menjalankan aktivitas perkuliahannya.

“Kebetulan banget semester ini aku cuma ada magang dan skripsi. Berhubung magangku juga keseringan WFH jadi lebih banyak waktu untuk nyambi bisnis dan tentunya nyicil ngerjain skripsi. Buat pagi sampai siang jadwalnya ngerjain tugas-tugas magang. Selesai itu aku manage bisnisku sampai sore," ucapnya.

 Usai sibuk bisnis kuliner di sore hari, Ia menggunakan waktunya di malam hari untuk menyeselesaikan skripsinya agar dapat lebih tenang. (Erlangga Firdaus)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES