Indonesia Positif

Sambang Desa Binaan, Guru Besar FKH Unair Surabaa Dukung Pelaku UMKM di Kenjeran

Selasa, 28 September 2021 - 10:48 | 35.54k
FOTO bersama tim Pengmas Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga bersama anggota UMKM di Bulak, Kenjeran (25/9/2021).  (Foto: Dokumentasi Pribadi)
FOTO bersama tim Pengmas Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga bersama anggota UMKM di Bulak, Kenjeran (25/9/2021). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Tim pengabdian masyarakat (Pengmas) dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair Surabaya melangsungkan sosialisasi pemanfaatan platform digital sebagai media pemasaran bagi para pelaku UMKM. 

Diketuai oleh Prof. Dr. Wurlina MS., Drh acara pengmas berlangsung di Bulak, Kenjeran, Surabaya. Sebuah daerah pesisir utara Surabaya yang dekat dengan kawasan wisata Pantai Kenjeran serta Jembatan Suroboyo. Hal itu menjadikan daerah Bulak berpotensi sangat besar bagi pertumbuhan UMKM. 

“Kegiatan ini ditujukan untuk kelompok nelayan serta istri nelayan utamanya. Tujuannya membimbing para UMKM untuk memasarkan produk dengan aplikasi digital. Sehingga mereka mampu bersaing di era society 5.0 ini,” ujarnya. 

Menurut Prof Wurlina, keahlian memanfaatkan media digital saat ini sangat penting. Selain sebagai inovasi untuk bangkit dari Pandemi Covid-19, bila wisata kembali dibuka, maka para pelaku UMKM telah siap dengan era normal baru yang berlaku. 

Sejauh ini, lanjut Prof Wurlina, produk olahan hasil laut telah dipasarkan pada sejumlah e-commerce hingga media sosial. Mulai dari Facebook; Instagram; Whatsapp; Email; Tokopedia; Bukalapak; hingga Blibli. 

“Untuk pemasaran menggunakan aplikasi, sehari sebelumnya bisa pesan. Semuanya bisa dipesan mulai kerang kampak, kerang bambu besar, atau inovasi aneka olahan hasil laut seperti rengginang kerang, pizza kerang, serundeng kerang, sambal kerang, juga dendeng kerang,” terangnya. 

Keteguhan tim pengmas serta para pelaku UMKM membuahkan hasil. Sebelumnya, ungkap Prof Wurlina, para istri nelayan kurang informasi, sehingga inovasi sulit dilakukan. Saat ini, UMKM binaan di Bulak telah banyak berkembang lewat inovasi produk; mendapat izin usaha; bahkan tengah mengajukan Paten dan Merek. 

“Sebelumnya istri nelayan kan ikut UMKM Bunda, sekarang mereka harus bisa mandiri, mengolah secara higienis dan memasarkan sendiri. Agar taraf hidup mereka meningkat dan Kampoeng Olahan Hasil Laut siap jadi ikon Surabaya,” jelasnya. 

Guru Besar FKH Unair itu menyebutkan, selain sosialisasi pemanfaatan media digital, edukasi mengenai kebersihan olahan hasil laut serta protokol kesehatan juga diberikan. Ke depan, pihaknya akan terus mendampingi kelompok istri nelayan di daerah Bulak tersebut. 

Sedikitnya, 18 peserta yang terdiri dari nelayan dan istri nelayan hadir. Termasuk tim pengmas yang terdiri dari Dr. Kadek Rachmawati M.Kes., Drh; dr. Ni Luh, Sp.PK; dan dua mahasiswa FKH Unair. Seluruh kegiatan terlaksana dengan protokol kesehatan yang ketat. 

“Harapan saya, kelompok istri nelayan harus diberdayakan melalui hasil laut, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga tidak dipandang sebelah mata di masyarakat,” tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES