Wisata

Pesona Dadaptulis, Kampung Kuliner Tradisional Kota Batu

Selasa, 28 September 2021 - 05:22 | 151.04k
Tidak hanya bisa bernostalgia ditengah suasana tempo dulu di Kampung Kuliner Tradisional Dusun Dadaptulis ini juga menyajikan beragam makanan tradisional yang lezat. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Tidak hanya bisa bernostalgia ditengah suasana tempo dulu di Kampung Kuliner Tradisional Dusun Dadaptulis ini juga menyajikan beragam makanan tradisional yang lezat. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Mencari tempat menyantap sajian kuliner tradisional di Kota Batu, Jawa Timur dahulu tidak mudah. Tapi kini ada sebuah Kampung yang setiap hari menyajikan sajian kuliner khas Nusantara untuk wisatawan.

Kampung Kuliner Tradisional Dadaptulis. Ya, begitulah warga Dusun Dadaptulis ini memberi nama kampung yang menjadi surganya kuliner tradisional di Kota Wisata Batu. Kesan tradisional begitu terasa saat kita memasuki Kampung ini.

Bukan hanya karena deretan pohon kuno Randu yang berdiri kokoh di kanan dan kiri jalan, di dalam kampung sudah berdiri buffet berbentuk gubukan yang menyajikan beragam sajian makanan khas tradisional seperti Serabi, Cenil, Jenang Grendul, Jenang Sum-Sum, Dawet, Gatot, Tape Ketan Hitam hingga tetelan.

Tidak-hanya-bisa-bernostalgia-ditengah-suasana-tempo-2.jpg

"Kalau dahulu, wisatawan hanya bisa merasakan Kue Serabi di kampung ini hanya pada bulan Suro saja, sekarang setiap hari makanan tradisional ini, kami sajikan untuk wisatawan yang datang," ujar Ketua RW 7 Dusun Dadaptulis, Desa Dadaprejo, Harmoko.

Sajian jajanan tempo dulu ini bisa dinikmati wisatawan setiap hari. Hari Senin hingga hari Sabtu, Gubukan penjual kuliner tradisional ini mulai buka pukul 15.00 hingga selesai dan untuk hari Minggu para penjual mulai menggelar dagangannya pukul 07.00 pagi hingga makanan yang dijual habis.

Jangan tunggu lama, sebaiknya bergegas datang ke kampung wisata yang dikelola warga ini, khawatir tidak kebagian karena sudah ludes terjual.

Bukan hanya gubukan yang membuat kita seolah kembali ke tempo dahulu, para penjual makanan tradisional ini pun menggunakan baju tradisional, sehingga semakin menambah kesan heritage di dusun yang berada di perbatasan antara Kota Batu dengan Kabupaten Malang ini.

Tidak-hanya-bisa-bernostalgia-ditengah-suasana-tempo--2.jpg

Wisatawan tidak hanya bisa menyantap makanan tradisionalnya, tapi juga bisa melihat langsung proses pembuatan jajanan ini. Karena warga sengaja menyajikan semua jajanan ini dalam kondisi segar, baru diolah ketika pembeli datang.

"Cara penjualan kami dengan live cooking, jadi wisatawan yang datang bisa melihat langsung kepiawaian warga membuat serabi," ujar Harmoko.

Tidak hanya bisa menyantap jajanan, di tempat ini juga dijual beragam sajian makanan tradisional, seperti sego empog, sego sayur lodeh dan beragam makanan tradisional lainnya.

Kampung Kuliner Tradisional ini mulai beroperasi 18 September 2021 lalu dan saat ini mendapatkan respon positif dari warga dan wisatawan dengan datang berbondong-bondong ke Kampung Kuliner untuk merasakan kelezatan kuliner tradisional ini.

"Saya selaku Ketua RW 07 Kelurahan Dadaprejo hanya menjembatani keinginan warga untuk meningkatkan perekonomian di musim pandemi ini dan saya tampung ide warga. Kemudian saya mengumpulkan Pak RT atas saran dan ide warga , kita buatkan gubug dari bambu untuk dijadikan tempat jualan," ujarnya.

Karena berada di tengah Pandemi Covid-19, demi keamanan dan kenyamanan semua orang baik penjual dan pembeli di kampung kuliner tradisional Dadaptulis, Kota Batu diimbau untuk menaati protokol kesehatan dengan wajib menggunakan masker. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES