Pendidikan

Kota Pagaralam Kekurangan 338 Tenaga Pendidik

Minggu, 26 September 2021 - 21:50 | 30.79k
Wali Kota Pagaralam Alpian Maskoni dialog dengan para guru (Foto: Asnadi/TIMES Indonesia)
Wali Kota Pagaralam Alpian Maskoni dialog dengan para guru (Foto: Asnadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PAGARALAM – Kepala Disdikbud Kota Pagaralam, H Cholmin Heryadi SPd MPd dihubungi Minggu (26/9/2021) menuturkan, dari jumlah tenaga pendidik saat ini, Kota Pagaralam mengalami kekurangan 338 orang tenaga pendidik.

“Dan insyaaAllah, pada tahun ini ada 231 tenaga pendidik dari guru ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK). Namun ini masih kurang,” ungkapnya.

Mengenai jumlah pengawas Sekolah, Cholmin menambahkan saat ini pengawas pembina 1 orang pengawas SD membina 10 pengawas, sedangkan untuk SMP 1 pengawas membina 6 hingga 7 SMP.

“Hal ini merupakan masalah yang ada, sehingga sinergitas pun dapat kita laksanakan. Solusi dari masalah yang ada, adalah melaksanakan sinergitas penyelenggaraan pendidikan dasar melalui Klinik Penjaminan Mutu Pelayanan Pendidikan di Kota Pagaralam,” ujarnya.

Tim Klinik Penjaminan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar sudah dibentuk beberapa waktu lalu dan diharapkan dapat mendukung kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pagaralam. Selain itu juga mewujudkan visi kelima Pemkot Pagaralam, yakni membangun karakter orangtua dan anak untuk memahami pentingnya dunia pendidikan.

“Ini juga diawali peta mutu pendidikan Kota Pagaralam yang dikeluarkan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumsel, bahwa sampai saat ini, dari 83 Sekolah Dasar (SD) hanya 8 Sekolah yang memenuhi standar Nasional Pendidikan, atau sekira 14,46%,” jelas Cholmin.

Sedangkan untuk tingkat SMP, kata Cholmin, dari 20 Sekolah SMP di Kota Pagaralam, baru 4 Sekolah yang memenuhi standar Nasional Pendidikan, atau sekira 20%. Sehubungan dengan hal tersebut, kondisi saat ini belum adanya sinergitas, antara Kepala Sekolah, tenaga pendidik dan pengawas.

“Berdasarkan penilaian Kinerja Kepala Sekolah dilakukan oleh Tim Dinas Pendidikan, masih 25% Kepala Sekolah yang menguasai tentang manajerial, kewirausahaan dan supervisi pendidikan,” imbuhnya.

Lalu mengapa menggunakan istilah Klinik? Cholmin mengatakan, hal ini tidak lain dengan harapan Tim ini bisa menyiapkan ‘diagnosa’ atau ‘penyakit-penyakit’ lembaga pendidikan di Kota Pagaralam. Selain itu tanggungjawab mutu bukan hanya tugas Pengawas Pembina. Dengan adanya Tim Klinik ini, mutu Sekolah, baik dari Disdikbud maupun Kemenag, tanggungjawabnya ada pada Tim Klinik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES