Gaya Hidup

Profesi Barista di Kota Tasikmalaya Miliki Peluang yang Cerah

Senin, 27 September 2021 - 00:29 | 88.32k
Seorang barista menyeduh kopi dengan menggunakan mesin ekpresso disalah satu kedai kopi di kawasan pusat Kota Tasikmalaya, Jalan KHZ Mustofa, Kota Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Seorang barista menyeduh kopi dengan menggunakan mesin ekpresso disalah satu kedai kopi di kawasan pusat Kota Tasikmalaya, Jalan KHZ Mustofa, Kota Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Tren minum kopi di Kota Tasikmalaya kini kian menjadi bagian dari gaya hidup kalangan milenial. Hal ini diiringi dengan tumbuh dan menjamurnya kedai dan kafe kopi. Tren ini membuka peluang bagi profesi barista.

Perkembangan kedai kopi saat ini perlu diimbangi oleh ketersediaan tenaga barista yang menjadi salah satu profesi penting dalam industri kedai kopi.

Ratusan kedai kopi di Kota Tasikmalaya yang saat ini menjamur di Kota yang memiliki julukan Kota Resik perlu ditunjang oleh sumber daya manusia barista yang profesional. Barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat, menyiapkan, dan menyajikan kopi.

Kata barista pertama kali berasal dari bahasa Italia yang artinya bartender, yaitu seorang pelayan bar yang menyiapkan makanan dan minuman. Namun, seiring berkembangnya kemajuan teknologi dan industri perkopian di dunia, kata bartender diubah menjadi barista yang semakin dikenal sekarang.

Beberapa tugas seorang barista yaitu melayani pelanggan dan menerima pesanan, menyeduh dan menuangkan kopi untuk pelanggan, menggiling biji kopi segar untuk diseduh menjadi secangkir kopi, menyiapkan berbagai jenis minuman, serta mempersiapkan dan menyajikan makanan untuk pelanggan, dan terakhir menjaga kebersihan perlengkapan kerja di kedai kopi.

Ovie KurniawanOvie Kurniawan, barista peraih penghargaan dari Indonesia Coffe Event (ICE) tahun 2019 asal Kota Bandung di kawasan pusat Kota Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat, menyiapkan, dan menyajikan kopi. Kata barista pertama kali berasal dari bahasa Italia yang artinya bartender, yaitu seorang pelayan bar yang menyiapkan makanan dan minuman. Namun, seiring berkembangnya kemajuan teknologi dan industri perkopian di dunia, kata bartender diubah menjadi barista yang semakin dikenal sekarang.

Beberapa tugas seorang barista yaitu melayani pelanggan dan menerima pesanan, menyeduh dan menuangkan kopi untuk pelanggan, menggiling biji kopi segar untuk diseduh menjadi secangkir kopi, menyiapkan berbagai jenis minuman, melayani pesanan lewat drive thru (jika ada), mempersiapkan dan menyajikan makanan untuk pelanggan, dan terakhir menjaga kebersihan perlengkapan kerja di kedai kopi.

Seorang Barista yang masuk dalam nominator peraih penghargaan dari Indonesia Coffee Event (ICE) tahun 2019 asal Kota Bandung Ovie Kurniawan (27) mengungkapkan perkembangan barista di Indonesia khususnya di Kota Tasikmalaya memiliki prospek usaha yang cerah. Namun di balik itu seorang barista harus dibekali dengan skill apa yang mumpuni.

Ia mengatakan, barista tak hanya sekedar bisa meracik kopi saja, namun barista juga harus memiliki kemampuan di dunia seni.

"Awalnya dulu itu ngga kepikiran jadi barista, tetapi ketika sudah terjun di dunia barista jadi lebih senang menggeluti profesi saya dan memiliki mimpi besar bagaimana caranya mengangkat dunia perkopian di Indonesia yang saat ini sedang berkembang," 
ungkapnya.

Menangkap peluang usaha yang menjanjikan, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya Pariwisata Kota Tasikmalaya Hadian mengungkapkan pihaknya sangat mendukung perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang saat ini berkembang, salah satunya adalah kedai kopi.

Ovie Kurniawan aOvie Kurniawan, barista peraih penghargaan dari Indonesia Coffe Event (ICE) tahun 2019 asal Kota Bandung di kawasan pusat Kota Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

"Di Kota Tasikmalaya ada sekitar 320 kafe atau kedai kopi, ini merupakan indikator perkembangan UMKM ke arah yang lebih baik dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan," ungkapnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (26/9/21) sore.

Hadian menambahkan untuk menyiapkan sumber daya manusia dan meningkatkan skill pengusaha UMKM pihaknya telah mendorong dengan mengadakan pelatihan Program Wira Usaha Baru (WUB) yang dilaksanakan setiap tahun, dengan waktu pelatihan tujuh hari yang diikuti oleh 30 peserta.

"Saya berharap dengan adanya pelatihan bagi barista ini dapat meningkatkan kemampuan dan dapat berimprovisasi terhadap permintaan para penikmat kopi, walaupun materi yang diberikan oleh pengajar sama tetapi tidak akan berhasil kalau tidak dilakukan dengan kesunguh-sungguhan,"pungkasnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES