Peristiwa Daerah

Kulit Semangka Hantarkan Santri Genggong Raih Medali Emas di Jepang

Minggu, 26 September 2021 - 18:05 | 136.76k
Gus Haris, memberikan Medali gold kepada santriwati Zainul Hasan Genggong dari Jepang. (Foto: Dicko W/TIMES Indonesia)
Gus Haris, memberikan Medali gold kepada santriwati Zainul Hasan Genggong dari Jepang. (Foto: Dicko W/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOSantri Genggong, Fiorenza Annafisa, bersama dua orang temannya, yakni Firdausiah dan Wini Wahda Uliyawati, meraih juara pertama dan membawa medali emas dalam perlombaan Internasional Award Japan Design, Idea dan Invention Expo, yang diselengarakan di negeri Sakura, Jepang.

Tiga santriwati dari MA Model Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo Kawa Timur, ini telah mengharumkan nama Indonesia, di Jepang. Ketiga santriwati ini bersaing dengan 35 Negara tetangga, dan berhasil meraih medali hold (juara pertama). 

Tiga santriwati ini mengolah limbah kulit semangka menjadi menjadi minuman berkhasiat, dan ampuh mengobati penyakit diabetes. Minuman itu diberi nama Nata De Citrilus, yang berbahan dari limbah kulit semangka dan daun stevia.

"Nama minumannya adalah Nata De Citrilus. Minuman ini terbuat dari limbah kulit semangka dan juga daun stevia,” kata Nafisa, Minggu (26/9/2021).

Nafisa mengatakan, selain untuk mengobati penyakit diabetes, minuman itu juga memiliki fungsi untuk mencegah penyakit itu. Jadi minuman tersebut boleh diminum oleh selain penderita diabetes.

Dirinya dan temannya awalnya tidak menyangka, produk olahannya itu bisa membawanya menjadi pemenang dalam lomba Karya Ilmiah Japan Design and Expo Innovation tersebut.

Ia bersama kedua temannya berhasil meraih medali emas tingat internasional di Jepang dengan nilai terbaik dari segi produk, manfaat dan juga presentasi. 

Sementara itu, Gus Haris Damanhury, salah satu Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, sangat mengapresiasi pencapaian ketiga santriwatinya itu.

“Saya tidak menyangka mereka bisa menjadi yang terbaik dalam kejuaraan di Jepang. Ini merupakan kebanggan tersendiri bagi kami. Mereka membuktikan di tengah pandemi ini bukan menjadi halangan untuk berkarya dan mengukir prestasi,” jelasnya. 

Gus Haris menambahkan, perjuangan santri Genggong yang bersaing dengan 35 negara bukan suatu yang mudah untuk memenangkan perlombaan itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES