Peristiwa Nasional

Menko PMK RI: Perkawinan Anak Perbesar Peluang Kemiskinan Pada Generasi Mendatang

Sabtu, 25 September 2021 - 21:50 | 28.37k
Ilustrasi Perkawinan Anak. (Foto: Educenter.id)
Ilustrasi Perkawinan Anak. (Foto: Educenter.id)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pembangunan sumber daya manusia (SDM) menuju generasi Indonesia Emas 2045 harus dimulai sejak dini. Salah satunya yaitu dengan mencegah terjadinya perkawinan anak.

Muhadjir mengungkapkan, perkawinan anak dapat menjadi sumber terampasnya masa depan dan cita-cita sebagai generasi penerus bangsa. Lebih lanjut, dapat menghambat pembangunan negara yang berkelanjutan.

“Dengan terus meningkatnya angka perkawinan anak, terlebih pada masa pandemi ini, dapat memperbesar peluang terjadinya kemiskinan antargenerasi. Generasi dari keluarga miskin kemudian lahir keluarga dan masyarakat miskin baru,“ ungkapnya saat memberikan arahan pada Webinar Pencegahan Perkawinan Anak, Sabtu (25/09/2021).

Menko PMK 2Menko PMK Muhadjir Effendy. (Foto: Dok. Kemenko PMK)

Meskipun data angka perkawinan anak Indonesia terus mengalami penurunan hingga mencapai 10,19% di tahun 2020, namun di sejumlah daerah angkanya masih sangat mengkhawatirkan. Angka kemiskinan pun mengalami kenaikan, terlebih sejak pandemi Covid-19.

Muhadjir menekankan, perkawinan anak memiliki dampak yang sangat besar. Selain karena ketidaksiapan secara fisik, mental, dan kemampuan ekonomi, juga terbatasnya pengetahuan serta pendewasaan yang dibutuhkan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Anak-anak yang menikah, menurutnya, memiliki kondisi yang lebih rentan. Mulai dari kesulitan mengakses pendidikan, mengakses kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan diri, dan belum lagi risiko mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"KDRT yang biasa terjadi umumnya karena adanya perkawinan yang tidak formal, salah satunya adalah perkawinan anak," cetus Menko PMK.

Oleh karenanya, Menko PMK Muhadjir Effendy meminta keterlibatan berbagai pihak yaitu orang tua, guru, tokoh masyarakat, agama, para akademisi, dan media massa masih sangat diperlukan untuk saling bekerja sama dan bergotong-royong mencegah perkawinan anak. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES