Peristiwa Daerah Indonesia Bangkit

Hebat, Pria di Indramayu Ini Sulap Limbah Kayu Jadi Kerajinan Bernilai Jual Tinggi

Sabtu, 25 September 2021 - 17:56 | 212.73k
Mulya, perajin lampu hias dan aneka kerajinan di Desa Sudimampir Lor, Kecamatan Balongan, Indramayu. (FOTO: Dok. Mulya for TIMES Indonesia)
Mulya, perajin lampu hias dan aneka kerajinan di Desa Sudimampir Lor, Kecamatan Balongan, Indramayu. (FOTO: Dok. Mulya for TIMES Indonesia)
FOKUS

Indonesia Bangkit

TIMESINDONESIA, INDRAMAYULimbah kayu bagi sebagian orang bukanlah sesuatu yang berharga. Namun di tangan pria asal Indramayu, Jawa Barat ini, limbah kayu bekas bisa menjadi kerajinan unik bernilai jual tinggi.

Adalah Mulya, warga Desa Sudimampir Lor, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, yang sejak tiga tahun terakhir menggeluti usaha produksi kerajinan kayu. Beberapa produk yang dihasilkan adalah lampu hias berbagai motif.

"Alhamdulillah sekarang banyak rumah yang menggunakan produk kami sebagai hiasan," ujar Mulya, kepada TIMES Indonesia, Sabtu (25/9/2021).

Mulya-pengrajin-lampu-hias-dan-aneka-kerajinan-di-Desa-Sudimampir-2.jpg

Produk handycraft kreasi Mulya cukup bervariasi baik dari bentuk maupun kegunaan. Di antaranya lampu hias miniatur menara eiffel, kapal pesiar, dan aneka bentuk lainnya dengan sentuhan lampu LED. 

"Banyak juga pesanan yang lain seperti tempat charger handphone dan speaker," ujar Mulya.

Hasil kerajinan tangan Mulya telah banyak menghiasi rumah, perkantoran hingga hotel di Indramayu, Cirebon dan Subang. Setiap karya tangannya, Mulya membanderol dengan harga Rp15 ribu-Rp350 ribu.

"Tergantung bentuk dan tingkat kesulitan. Tetapi lebih banyak pesanan lampu hias," ujar Mulya.

Mulya mengaku, ide awal memanfaatkan limbah kayu saat ia melihat banyaknya tumpukan kayu bekas dari pembongkaran Pasar Jatibarang. Ia kemudian memilah dan mengkreasikan limbah kayu tersebut menjadi kerajinan.

Mulya-pengrajin-lampu-hias-dan-aneka-kerajinan-di-Desa-Sudimampir-3.jpg

"Dari bahan seadanya saya membuat lampu hias dan banyak yang minat," ujar Mulya.

Hingga tahun ketiga, Mulya masih memproduksi karyanya secara manual. Hal ini juga menjadi kendala untuk memproduksi dalam jumlah lebih besar. 

Selam ini, Mulya hanya mampu memproduksi sekitar tiga karya dalam satu bulan. Itu pula yang akhirnya ia belum memenuhi pesanan dari salah satu mall besar  dan sentra batik di Cirebon.

"Sebenarnya banyak pesanan dari luar daerah juga, tetapi memang harus menunggu satu sampai dua minggu. Termasuk karena saya juga harus berbagi waktu untuk menjadi driver online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar Mulya.

Ia berharap, ke depan dapat memiliki mesin produksi yang memadai. Sehingga dapat membuat lebih banyak karya dan lebih cepat dari sisi pembuatan. Sehingga termasuk menjadi oleh-oleh khas dan unggulan Indramayu.

"Semoga ke depan bisa memiliki mesin produksi lebih modern sehingga hasil kerajinan lebih berkembang dan mampu memenuhi pesanan lebih besar," kata Mulya, perajin Limbah kayuasal Indramayu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES