Peristiwa Internasional

Myanmar Makin Runyam, Ratusan Polisi dan Tentara Membangkang

Sabtu, 25 September 2021 - 08:53 | 32.32k
Pasukan junta saat berada di rumah sakit Mindat. (FOTO A: The Irrawaddy)Rumah-rumah terbakar setelah pasukan junta menembaki daerah pemukiman menggunakan senjata berat dan bahan peledak di Thantlang, Negara Bagian Chin. (FOTO B: The Irrawaddy).TIMESINDONE
Pasukan junta saat berada di rumah sakit Mindat. (FOTO A: The Irrawaddy)Rumah-rumah terbakar setelah pasukan junta menembaki daerah pemukiman menggunakan senjata berat dan bahan peledak di Thantlang, Negara Bagian Chin. (FOTO B: The Irrawaddy).TIMESINDONE

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Situasi di Myanmar tidak semakin baik sejak militer mengkudeta pemerintahan sah demokratis, perlawanan terhadap rezim makin sengit menyusul bergabungnya ratusan polisi dan tentara dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) nasional.

Dilansir The Irrawaddy, sebanyak 30 perwira polisi dan tentara junta di Negara Bagian Chin, Myanmar telah bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) nasional yang menentang kekuasaan militer selama dua minggu terakhir.

Sejak deklarasi Perang Pertahanan Rakyat melawan rezim militer oleh Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) paralel pada 7 September.

Menurut Angkatan Pertahanan Chinland (CDF), yang terdiri dari angkatan bersenjata sipil etnis Chin di seluruh negara bagian itu berarti total 350 polisi junta dan 21 tentara telah melakukan pembelotan terhadap kekuasaan militer di Negara Bagian Chin sejak kudeta 1 Februari.

Sejak akhir April, rezim militer menghadapi perlawanan sengit dari para pejuang sipil tim CDF, yang sebagian besar dipersenjatai dengan senjata berburu tradisional buatan sendiri. CDF telah berhasil menimbulkan kerugian besar pada pasukan junta dalam serangkaian baku tembak.

Dalam pidatonya di negara itu pada 7 September lalu, penjabat presiden NUG, Duwa Lashi La mendesak siapa pun yang bertugas di bawah rezim termasuk tentara dan polisi untuk meninggalkan pekerjaan mereka, sambil menyerukan semua warga untuk memberontak melawan aturan 'teroris militer' yang dipimpin oleh pemimpin kudeta Min Aung Hlaing di setiap pelosok negeri.

Sejak deklarasi tersebut, menurut kelompok itu, 21 polisi dan sembilan tentara di Negara Bagian Chin telah bergabung dengan CDM melalui Angkatan Pertahanan Chinland. "Dari mereka, tiga tentara membawa senjata api bersama mereka untuk bergabung dengan CDM," kata juru bicara CDF kepada The Irrawaddy, Kamis lalu.

Menurut CDF, pasukan junta telah bergabung dengan CDM ketika mereka menyadari bahwa militer telah menjadi institusi yang paling tidak populer di negara ini, dan setelah menyaksikan revolusi rakyat melawan junta.

"Kelompok teroris (junta) yang telah merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih, menyadari sendiri bahwa masyarakat internasional tidak mengakui mereka (sebagai pemerintah yang sah). Jadi, tentara junta perlu menyadari hal itu juga," kata juru bicara itu lagi.

Dia juga mengatakan bahwa pasukan junta perlu memutuskan dengan cepat apakah mereka berniat untuk melindungi kepentingan junta atau bergabung dengan CDM, karena mereka adalah salah satu target utama revolusi sekarang setelah NUG secara resmi menyatakan perang.

Janjikan Upah Layak

Angkatan Pertahanan Chin telah mengundang tentara junta untuk bergabung dengan CDM dengan menjanjikan akomodasi yang aman dan upah harian yang layak bagi mereka yang melakukannya.

Angkatan bersenjata sipil Chin telah mengumumkan bahwa mereka akan memberikan 5 juta kyat (US$2.713) kepada pasukan junta yang membawa senjata api dan peluru bersama mereka ketika membelot dari militer.

Mereka yang membawa senjata berat dengan peluru akan diberikan 10 juta kyat ($5.427). Mereka juga mengatakan pejabat pemerintah juga akan diberikan 5 juta kyat jika mereka membawa kendaraan dari kantor mereka saat membelot ke CDM.

Sebuah video menunjukkan pejuang perlawanan sipil dari CDF mendorong tentara junta sekitarnya untuk bergabung dengan CDM selama baku tembak di Negara Bagian Chin, dan menjanjikan mereka keselamatan dan penghargaan.

Sementara itu, beberapa petugas polisi yang mogok bergabung dengan Pasukan Pertahanan Chinland dalam perjuangan mereka melawan pasukan rezim militer di Negara Bagian Chin.

Selain itu, 320 polisi yang membelot dari Kementerian Dalam Negeri yang dikendalikan junta setelah kudeta telah membentuk pasukan polisi yang akan bekerja sama dengan kelompok-kelompok anti-rezim untuk melawan kekuasaan militer di Negara Bagian Kayah.

Di Myanmar, hampir 410.000 staf pemerintah melakukan pemogokan terhadap rezim militer sejak Februari.

Di antara mereka, sekitar 2.000 polisi dan tentara junta juga telah bergabung dengan CDM, pada Agustus, menurut People's Embrace, sebuah kelompok yang membantu personel pasukan keamanan yang menolak bekerja untuk rezim tersebut.

"Sejak deklarasi Perang Pertahanan Rakyat pada 7 September 2021, 15 hingga lebih dari 30 polisi dan tentara junta militer di Myanmar telah menghubungi CDM untuk bergabung setiap hari," kata NUG. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES