Wisata

Jazz Gunung Bromo, Bangkitkan Event Seni dan Budaya

Jumat, 24 September 2021 - 19:16 | 57.69k
Dewa Budjana sempatkan mencoba peralatan dan sound system di Amphiteater Jiwa Jawa Resort, sebelum pagelaran Jazz Gunung Bromo dihelat. (FOTO: Panitia Jazz Gunung for TIMES Indonesia)
Dewa Budjana sempatkan mencoba peralatan dan sound system di Amphiteater Jiwa Jawa Resort, sebelum pagelaran Jazz Gunung Bromo dihelat. (FOTO: Panitia Jazz Gunung for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Sukses menggelar Jazz Gunung Series Hybrid Concert Ijen–Bromo 2020 dengan prokes ketat, tahun ini Jazz Gunung Bromo bakal digelar lagi. Diselenggarakan dengan protokol kesehatan ketat, pagelaran Jazz Gunung menjadi momen kebangkitan event seni dan budaya. Pasca terjangan pandemi Covid-19, dua tahun terakhir.

Kolaborasi pemerintah dan kelompok masyarakat di gelaran Jazz Gunung Bromo 2021, menjadi kunci terwujudnya pergelaran seni dan budaya, di tengah masa PPKM. Berdasarkan data assesmen level Covid-19 di Jawa Timur, Kabupaten Probolinggo sudah turun menjadi PPKM level 2.

Hal ini tentu saja menjadi kabar baik, sesuai peraturan PPKM yang berlaku untuk level 2 bahwa sektor pertunjukkan seni dan budaya sudah bisa dilaksanakan dengan beberapa ketentuan. Untuk itu secara resmi Jazz Gunung Bromo 2021 akan diselenggarakan tanggal 25 September 2021 dengan kapasitas penonton maksimal 25% atau setara 500 penonton. Tiket bisa didapatkan di www.jazzgunung.com dengan tarif Tribune Rp750.000, VIP Rp1.000.000, dan VVIP Rp1.250.000.

Untuk penampil pada konser Jazz Gunung Bromo 2021 ini akan dimeriahkan oleh Ring of Fire Project feat. Fariz RM, JANAPATI (Dewa Budjana dan Tohpati), Dua Empat, Surabaya Pahlawan Jazz, dan The Jam’s (Otti Jamalus dan Yance Manusama.)

“Jazz Gunung Bromo 2021 adalah jawaban atas bagaimana beradaptasi dengan aturan PPKM dan menjadi titik kebangkitan penyelenggaraan event seni dan budaya. Dengan disiplin dari semua pihak dan vaksinasi, kita semua akan mampu menyelamatkan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif secara bersama-sama,” jelas penggagas Jazz Gunung Indonesia dan juga Ketua Umum Gerakan Pakai Masker (GPM), Sigit Pramono, Jumat (24/9/2021).

Keterangan tersebut disampaikan dalam kesempatan Press Conference Virtual Jazz Gunung Bromo 2021. Bersama Presiden Direktur BCA (Jahja Setiaatmadja), Sinarto (Kadisbudpar Jawa Timur), Dewa Budjana, dan Bintang Indrianto (Penampil dan Kurator Jazz Gunung Indonesia).

Jazz Gunung Indonesia memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya untuk pemerintah, pengisi acara, serta penonton yang disiplin terhadap prokes dan aturan PPKM. Kolaborasi ini terbukti mampu menjawab adaptasi kita terhadap pandemi untuk tetap menyelenggarakan kegiatan seni dan budaya serta mendorong sektor perekonomian kreatif dan pariwisata masyarakat setempat

“Saya mewakili ibu gubernur (Khofifah Indarparawansa) sangat mengapresiasi dan mendukung langkah Jazz Gunung Bromo saat level PPKM di Jawa Timur sudah turun menjadi level 2 dan 1. Sebanyak 1 juta lebih wisatawan nusantara telah hadir di kawasan wisata Bromo-Tengger-Semeru sebelum pandemi. Semoga apa yang dilakukan Jazz Gunung turut mengangkat kembali wisata di daerah tersebut dengan prokes ketat yang diterapkan,” kata kepala dinas kebudayaan dan pariwisata Jawa Timur, Sinarto.

Semua orang yang berada di kawasan amfiteater pertunjukan Jazz Gunung Bromo 2021 wajib memakai masker berstandar SNI yang didukung oleh GPM dalam pelaksanaan protokol kesehatan, melakukan test antigen oleh Gerakan Sejuta Tes Antigen untuk meyakini tidak ada yang positif terinfeksi virus Corona, dan wajib sudah divaksin. Penyelenggara juga menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer dalam jumlah yang memadai.

“Musisi dan seniman saat ini sangat disiplin, kami bergerak dan beradaptasi dengan prokes yang berlaku demi berjalannya kembali industri musik seperti sebelum pandemi melanda. Semoga Jazz Gunung Bromo jadi satu momentum percontohan event lain untuk bisa juga beradaptasi,” kata Dewa Budjana.

Sebagai informasi, Jazz Gunung Indonesia merupakan sebuah konsep perhelatan konser jazz bernuansa etnik yang diselenggarakan di amfiteater terbuka, tempat destinasi wisata, kawasan pegunungan yang sejuk. Tujuannya agar musik dan musisi jazz dapat tampil sekaligus mempromosikan tempat wisata yang indah.

Jazz Gunung Indonesia mulai digelar pada tahun 2008 dengan tajuk Jazz Gunung Bromo. Kemudian 3 tahun yang lalu di kawasan Ijen, Banyuwangi juga digelar dengan tajuk Jazz Gunung Ijen. Saat ini Jazz Gunung telah menjadi rangkaian atau series dengan bertambahnya Jazz Gunung Burangrang dan Jazz Gunung Toba. Nantinya rangkaian Jazz Gunung Indonesia ini juga akan bertambah dengan Jazz Gunung Slamet di Purwokerto dan Jazz Gunung Ungaran di Semarang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES