News Commerce

Pengunjung Anak-Anak di Mal Mulai Banyak, Ini Pesan IDAI Jatim

Kamis, 23 September 2021 - 05:22 | 40.70k
Orang tua saat membawa anak-anak ke Mal. (FOTO: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)
Orang tua saat membawa anak-anak ke Mal. (FOTO: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sejak diizikannya anak-anak masuk mal pada Selasa (21/9/2021) kemarin, pengunjung anak-anak di mal Surabaya pun mulai meningkat. Salah satunya yakni Grand City Surabaya. Mal ini pun mulai didatangi anak-anak.

General Manager Commmunication Grand City, Yufit Shafa, mengatakan sejak diberlakukannya kebijakan tersebut, pengunjung anak-anak di Grand City meningkat 40 persen. Sebelum diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) rata-rata pengunjung anak-anak adalah 100 orang per hari.

"Kalau kemarin ada 40 persen dari rata-rata  jumlah pengunjung anak-anak sebelum PPKM," tutur Yufit ketika ditemui pada Rabu (22/9/2021).

Selain Grand City, mal Plaza Surabaya juga mengalami peningkatan pengunjung anak-anak. Sebanyak 30 persen dari total penugnjung adalah anak-anak.

"Masih 30 persen dari total pengunjung. Masih sedikit dan belum naik signifikan. Soalnya playground belum boleh buka," ujar General Manager Plaza Surabaya, Istar Pakaja.

Orang-tua-saat-membawa-anak-anak-ke-Mal-2.jpg

Hal ini juga terjadi di sejumlah mal di bawah naungan Pakuwon Group, seperti Tunjungan Plaza, Royal Plaza dan Pakuwon City Mal. Direktur Marketing Pakuwon Group, Sutandi Purnomosidi mengatakan bahwa sudah mulai terlihat pengunjung anak di mal yang ia naungi itu.

"Namun angka pastinya kami belum mencatat. Masih dua hari, tapi sudah terlihat ada penugnjung anak. Biasanya kan belum boleh," tuturnya. 

Salah satu pengunjung adalah Gesslyn Ediansyah (38). Ia membawa 2 orang anaknya yakni l Ritz (10) dan Rex (7), berjalan-jalan ke mal. Ia merasa senang dengan peraturan baru ini, hal tersebut menurutnya bisa membuat anak-anak tak bosan berada dirumah.

Meski begitu, saat ini ia mengurangi durasi waktu datang ke mal bersama anak-anaknya. "Begitu buka langsung ke mal dengan prokes, biasanya lebih dari 4 jam, kalau ke tempat mainan dan beli mainan, Tapi kalau kita makan aja, jalan jalan have fun ya 4 jam aja," ujarnya.

Sementara itu, Ketua IDAI  (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Jawa Timur, dr Sjamsul Arief MARS mengatakan tak ada urgensi anak-anak datang ke mal, mengizinkan anak ke mal murni urusan bisnis. Yang mendapat keuntungan pun tempat bermain anak.

Meski demikian, ia tak masalah dengan peraturan baru ini asalkan anak-anak ke mal hanya untuk ikut orang tua berbelanja bukan untuk mencari tempat hiburan. Jika ingin mencari hiburan sebaiknya ditempat yang terbuka.

"Kedua, mal harus menyediakan tim mitigasi, mestinya ada indikatornya, orang masuk jam berapa paling lama setengah jam atau satu jam, kalau lebih dikeluarkan," ungkapnya.

Berikutnya, Ia mengingatkan bahwa pandemi belum usai sehingga orang tua harus menjaga anaknya agar tetap menjalankan protokol kesehetan. Selain itu juga ia khawatir soal jumlah pengunjung di mal, karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi gelombang ke 3 Covid-19 jika pengunjung membeludak.

"Jadi ada faktor orang tua dan faktor malnya itu. Itu yang harus diingat supaya walaupun aturannya sudah dibuat tapi harus ada catatannya itu tadi," terang Sjamsul.

Orang nomor satu di IDAI Jatim ini juga menuturkan bahwa seharusnya peraturan anak-anak boleh ke mal ini adalah tiga bulan setelah kasus Covid-19 melandai. "Agustus kan mulai turun, paling tidak November (boleh dibuka untuk anak-anak)," tandasnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES