Peristiwa Daerah

Pegiat Pertanian Organik Ngawi: Kendalikan Hama Tikus dengan Gerakan Terpadu

Rabu, 22 September 2021 - 21:02 | 41.62k
Rumah burung hantu di pematang sawah. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Rumah burung hantu di pematang sawah. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Membasmi hama tikus dinilai lebih efektif apabila dilakukan secara serempak dan terpadu. Cara tersebut dinilai lebih manjur mengingat tikus termasuk jenis hewan yang berkelompok dan sering berpindah tempat.

Seperti yang disampaikan Sumarno, salah satu pegiat pertanian organik di Ngawi yang juga fasilitator P4S Organikmat Ngompro. Menurutnya, pengendalian hama tikus pada pertanian padi lebih efektif apabila dilakukan dengan serempak dan terpadu.

Sumarno.jpgSumarno (memegang mic) salah satu pegiat pertanian padi organik di Ngawi dalam sebuah kegiatan beberapa waktu lalu. (FOTO: Sumarno for TIMES Indonesia)

"Pengendalian hama apa pun harus berbentuk gerakan dan terpadu. Termasuk pengendalian hama tikus," kata Sumarno kepada TIMES Indonesia, Rabu (22/9/21).

Khusus untuk pengendalian hama tikus, alumni PMII Ponorogo ini menyarankan, petani di Ngawi hendaknya menggunakan cara yang ramah ketimbang cara yang instan namun membahayakan. Dikatakannya seperti menggunakan jebakan tikus beraliran listrik yang kerap menimbulkan korban jiwa.

Cara yang ramah berupa gerakan bersama. Disebutkan Sumarno, yakni gropyokan tikus, pengemposan, ataupun menggunakan senapan angin. Cara tersebut akan efektif apabila dilakukan serempak.

gropyokan-tikus.jpgIlustrasi - Gropyokan Tikus. (FOTO: villagerspost.com)

"Penting juga agar mengembalikan ekosistem, seperti membuat rumah burung hantu, pun harus diiringi dengan menerbitkan regulasi terkait perlindungan musuh alami tikus," jelas Sumarno.

Lebih lanjut, Sumarno menjelaskan, upaya pengendalian hama tikus akan lebih efektif apabila dilakukan tepat waktu. Yakni saat sebelum tanam, setelah tanam, dan saat padi mulai bunting. "Yang penting tepat waktu," imbuhnya.

Hama tikus menjadi salah satu masalah bagi pertanian padi di Kabupaten Ngawi. Serangan tikus yang masif memungkinkan merusak areal pertanian hingga meningkatkan risiko gagal panen. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES