Peristiwa Internasional

Pidato Joe Biden di PBB: Amerika Serikat Tidak Mencari Perang Dingin Baru

Rabu, 22 September 2021 - 08:18 | 32.32k
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden saat berpidato di depan Sidang ke 76 Majelis Umum PBB di New York City. (FOTO: Screenshot BBC)
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden saat berpidato di depan Sidang ke 76 Majelis Umum PBB di New York City. (FOTO: Screenshot BBC)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menegaskan, AS tidak mencari Perang Dingin baru atau dunia yang terbagi menjadi blok-blok kaku. Hal itu disampaikan pada pidato pertamanya di hadapan Majelis Umum PBB sejak ia menjabat sebagai Presiden AS, Selasa (21/9/2021).

Sidang Umum Majelis PBB yang ke-76 di New York City ini berlangsung dengan latar belakang krisis iklim dan pandemi sekali dalam seabad, yang keduanya telah mempertajam kesenjangan global.

Dilansir BBC, dalam pidatonya Biden juga mendesak kerjasama global melalui dekade yang menentukan bagi dunia. AS juga mengumumkan akan menggandakan janji pendanaan iklimnya pada tahun 2024.

Amerika Serikat, kata dia, siap untuk bekerja dengan negara mana pun yang meningkatkan dan mengejar resolusi damai untuk tantangan bersama. "Bahkan jika kita memiliki ketidaksepakatan yang intens di bidang lain," ujarnya.

Pernyataan itu tampaknya untuk menanggapi komentar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang akhir pekan ini memperingatkan AS dan China sedang menuju Perang Dingin yang akan berbeda dari yang lalu, dan mungkin lebih berbahaya dan lebih sulit untuk "dikelola".

Soal penarikan pasukan dari Afghanistan yang telah dikritik oleh sekutu di dalam dan luar negeri, Biden menegaskan kembali bahwa AS mengakhiri "periode perang tanpa henti" untuk menuju "era baru diplomasi tanpa henti".

Biden juga menawarkan janji utama tentang pendanaan iklim, dengan mengatakan AS akan meningkatkan pendanaan untuk negara-negara berkembang menjadi $ 11,4 miliar (£ 8,3 miliar) pada tahun 2024.

Ini berarti AS akan menawarkan lebih dari setengah dari janji Uni Eropa untuk membantu negara-negara miskin dalam mengatasi perubahan iklim.

Dunia maju telah berjanji untuk menyediakan negara-negara ini $100 miliar per tahun pada tahun 2020 tetapi ini masih belum tercapai.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang telah bertemu dengan Biden pada hari Selasa itu memuji "kontribusi besar" dan mengatakan AS telah "melangkah".

Biden menegaskan kembali dukungannya untuk demokrasi dan diplomasi. "Kita harus bekerja sama tidak seperti sebelumnya," katanya

Seruan untuk persatuan disampaikan di tengah ketegangan dengan sekutu atas penarikan AS dari Afghanistan serta pertikaian diplomatik besar dengan Prancis soal kesepakatan kapal selam.

Ia mendorong kerja sama di bidang ini, dengan mengatakan: "Apakah kita memilih untuk memperjuangkan masa depan kita bersama atau tidak akan bergema untuk generasi yang akan datang. Sederhananya, kita berdiri, dalam pandangan saya, pada titik belok dalam sejarah," ujarnya.

"Kami akan memimpin semua tantangan terbesar di zaman kita, mulai dari Covid hingga iklim, martabat manusia, dan hak asasi manusia, tetapi kami tidak akan melakukannya sendiri," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES