Ekonomi

Kini Nanda dan 17.000 Pegawai Pelindo Bisa Tersenyum

Senin, 20 September 2021 - 19:51 | 144.54k
Ilustrasi para pekerja di Pelindo. (Foto: Dok Pelindo III)
Ilustrasi para pekerja di Pelindo. (Foto: Dok Pelindo III)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Senin (20/9/2021) pukul 07.00, Nanda Setiawan bergegas berangkat kerja. Sudah 10 tahun dia bekerja di Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III). Digit dua angka dalam pengabdiannya menunjukkan kinerjanya tak perlu diragukan.

Dia bukan direksi. Bukan juga manajer. Dia hanya pekerja lapangan di salah satu unit bisnis Pelindo III. Sama seperti karyawan yang lain, saat mendengar kabar tentang integrasi Pelindo satu pertanyaan yang muncul. “Bagaimana nasibnya,”

“Wajar ya mas kalau kemudian pertanyaan itu muncul. Sebab dengan umur yang sekarang tak mungkin cari pekerjaan yang lain,” ucap pria berusia 45 tahun ini.

Pelindo III tempat Nanda Setiawan bekerja sudah memberikan nasib yang lebih baik padanya. Tempat tinggal, kendaraan hingga pendidikan dua anaknya.

“Ya awal dulu kepikiran. Bagaimana nasib saya selanjutnya,” sambungnya

Mencari informasi ke pekerja lain hingga ke pengurus serikat pekerja dilakukan oleh Nanda. Dia ingat saat itu jawaban yang pernah dia terima dari serikat pekerja adalah proses komunikasi dengan jajaran direksi.

Pertanyaan Nanda juga pasti dirasakan 17.017 karyawan lainnya yang bernaung dibawah Pelindo I, II, III, dan IV. Perusahaan Pelabuhan Indonesia ini memang memiliki karyawan hingga puluhan ribu.

Data tahun 2018, Pelindo I mempekerjakan 1401 orang. Kemudian Pelindo II mempunyai 9092 pekerja. Sementara Pelindo III memilik 4855 pekerja dan Pelindo IV membawahi 1669 pekerja.

Rasa penasaran Nanda terjawab pada Juni 2021 lalu. 24 Juni lalu di Bali, Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (SPPI) I, II, III, dan IV bersama Direktur Utama Pelindo I, II, III dan IV melakukan tandatangan berita acara kesepakatan tentang dukungan karyawan kepada rencana integrasi.

Ketua SPPI II Dodi Nurdiana menegaskan serikat pekerja secara penuh mendukung rencana integrasi Pelindo.

"Kekompakan dan kesepahaman serta manajemen yang terbuka membuat serikat pekerja mendukung integrasi dengan sepenuh hati," katanya.

Bahkan Serikat Pekerja kata Dodi akan menjadi garda terdepan untuk mengawal proses integrasi hingga selesai.

"Bagi kami perseroan sudah jadi wadah pegawai untuk menunjukkan aktualisasi diri," paparnya.

Satu poin yang menjadi kesepakatan antara kedua belah pihak adalah jaminan tidak ada PHK para pekerja. Kemudian status pekerja beralih menjadi pekerja Surviving Company (perusahaan penerima penggabungan) dengan tetap memperhitungkan masa kerja dari masing masing pekerja.

Ketiga, pihak Pelindo menjamin tidak ada pengurangan penghasilan dan kesejahteraan pegawai. Selanjutnya perundingan dan pembahasan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) baru maksimal satu tahun setelah penggabungan.

Kelima, dalam masa transisi menuju disepakatinya PKB baru, maka akan menggunakan perjanjian kerja Pelindo I, II, III dan IV termasuk ketentuan ketentuan turunannya. Dan terakhir PKB tempat asal bekerja tetap berlaku dalam dilakukannya mutasi atas pekerja antar eks perusahaan.

Komitmen Pelindo dan Nasib Pekerja

Pelindo-2.jpgDireksi Pelindo dan Serikat Pekerja Pelabuhan saat melakukan tanda tangan kesepakatan mengenai proses Integrasi Pelindo. (Foto: Dok Pelindo)

Dukungan yang diberikan oleh Serikat Pekerja Pelabuhan tersebut mendapat apresiasi direksi Pelindo. Direktur Utama Pelindo II sekaligus OC Integrasi Pelindo Arif Suhartono mengaku para pekerja sangat mendukung proses integrasi ini.

“Teman teman serikat pekerja juga sangat mendukung. Dengan perubahan perubahan yang akan terjadi, mereka mengaku siap karena semuanya demi kepentingan nasional,” paparnya.

Arif membenarkan ada enam poin yang disepakati kedua belah pihak dalam perjalanan proses integrasi ini.

“Kami sampaikan ke pegawai bahwa pertimbangan utama integrasi Pelindo ini adalah untuk kepentingan ekonomi. Tapi kami yakinkan bahwa kami komitmen tidak akan ada rasionalisasi untuk para pekerja,” tegasnya.

Proses integrasi Pelindo yang akan dilakukan 1 Oktober 2021 nanti memang tidak langsung mengubah status pegawai. Arif menyatakan perjanjian kerja masih akan memakai yang lama tempat asal bekerja hingga ada perjanjian kerja bersama yang baru.

Arif juga memastikan masa kerja pegawai tidak akan mulai dari nol. Tetap mengikuti yang sudah ada saat ini. “Dan yang terpenting tidak akan ada pengurangan kesejahteraan pegawai,” ucapnya.

Bahkan setelah adanya integrasi ini ada potensi kesejahteraan pegawai justru naik. Arif mencontohkan selama ini mungkin ada perbedaan penghasilan antara pekerja Pelindo I, II, III dan IV salah satunya dari tunjangan.

“Misal soal THR di Pelindo 1 dapat sekali di Pelindo yang lain 1,5. Tentunya setelah penggabungan semua ini kami samakan. Jadi tidak akan ada gap penghasilan,” jelasnya.

Mendapat informasi dari Serikat Pekerja Pelabuhan. Ditambah jaminan dari para direksi membuat Nanda Setiawan bisa bernafas lega. Pengabdiannya yang sudah berjalan tahun kesebelas berpotensi akan terus bertambah.

“Lega setelah dapat informasi itu. Kerja juga jadi lebih tenang. Tidak lagi mikir harus siap siap cari pekerjaan yang lain,” tuturnya.

Bukan uang pula yang semata mata membuat Nanda ingin tetap di Pelindo. Kehadiran perusahaan untuk karyawan menjadi faktor tambahan. Apalagi keinginan anaknya yang ingin jadi pelaut juga mendorong pria kelahiran Jember ini tetap beraktifitas di pelabuhan.

“Karena sering cerita soal kerja di Pelindo. Anak saya ingin jadi pelaut, ingin masuk TNI AL katanya,” urainya dengan senyuman menutup wawancara.

Kini Nanda dan 17 ribuan pekerja Pelindo yang lain sedang menanti 1 Oktober 2021. Sebuah sejarah bagi Pelabuhan Indonesia. Mereka tak akan lagi memakai logo masing masing induk perusahaan. Satu logo yang akan terpasang adalah PT Pelabuhan Indonesia.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES