Gaya Hidup

Menikmati Kopi Kaliangkrik di Lereng Gunung Sumbing

Senin, 20 September 2021 - 13:48 | 155.83k
Proses penyeduhan kopi oleh pemilik pada Minggu (19/92021) (FOTO: Agum Ario/TIMES Indonesia)
Proses penyeduhan kopi oleh pemilik pada Minggu (19/92021) (FOTO: Agum Ario/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MAGELANGLereng Gunung Sumbing sangat unggul dalam pertanian. Salah satunya adalah kopi. Kondisi geografis pada lereng Sumbing sangat menguntungkan untuk budidaya kopi.

Rinto, S.Kom, pencetus perkebunan kopi di Desa Ngawonggo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah memulai menanam kopi pada tahun 2012 dengan petani lokal.

"Saya awalnya membuat perkebunan kopi dengan petani sekitar karena ingin memutus rantai setan tembakau, soalnya lihat petani tembakau tidak diuntungkan," ungkap Rinto.

Kopi-Kewa-yang-siap-dinikmati.jpgKopi Kewa yang siap dinikmati (FOTO: Agum Ario/TIMES Indonesia)

Sekarang ia sudah bermitra dengan 121 petani lokal. Rinto fokus pada perkebunan dan pengolahan biji kopi Arabica. Kopi Kaliangkrik, merek kopinya, sekarang sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia, kecuali pulau Papua. Adapun pasar luar negeri sudah mereambah ke Canada, Mesir, Ukraina, dan Finlandia.

Rinto juga mengungkap bahwa biji Kopi Kaliangkrik diolah dengan 4 jenis pengolahan: Full wash, Natural, Honey, dan Kewa.

Full wash, biji kopi dicuci bersih dan ada interaksi dengan air menghasilkan rasa yang lebih ringan dan natural yang mempertahankan ke aslian dari kopi, sehingga kaya rasa dan lebih tebal. Sedangkan Honey, cenderung manis karena mempertahankan getah pada biji kopi. Sementara Kewa, diolah dengan treatment tambahan sehingga ringan namun kaya rasa.

Suasana-kedai-kopi-Kaliangkrik-pada-Minggu.jpgSuasana kedai kopi Kaliangkrik pada Minggu (19/9/2021) (FOTO: Agum Ario / TIMES Indonesia)

Rinto mengaku awalnya hanya fokus pada biji kopi saja dan tak ada niat buka kedai kopi. Namun karena banyak permintaan, akhirnya Ia membuka kedainya sendiri.

"Awal mula saya buka kedai di sini karena hobi menikmati kopi dan permintaan teman-teman pelaku bisnis kopi juga. Tapi, lama-lama banyak orang yang mulai tertarik, jadi difasilitasi jadi seperti ini," terang Rinto.

Pengunjung di kedai kopi Kaliangkrik sangat beragam. Banyak dari luar kota hingga luar provinsi karena penasaran dengan ngopi langsung dari Lereng Sumbing. Suasana menikmati kopi dari lereng Sumbing memang syahdu. Udara dingin sejuk dan pemandangan gunung yang asri membuat sensasi tersendiri dalam menikmati kopi.

"Bila ramai, bisa 70 kali seduh dalam sehari," katanya.

Memang saaat awal pandemi, mengakibatkan penurunan penjualan. Namun sekarang sudah normal dan menurutnya, bahkan naik. Ditambah lagi dengan faaktor Kemenparekraf yang mengangkat desa wisata Butuh atau yang terkenal dengan "Nepal Van Java" yang berjarak 2KM dari tempat kopi. Sehingga sektor perkopian sekitar juga dilirik oleh Kemenparekraf.

Penasaran? Coba saja ke Lereng Gunung Sumbing untuk menikmati sensasi seduh Kopi Kaliangkrik. Anda juga dapat memesan dengan mengunjungi Instagram @kaliangkrik_javacoffe.

Pewarta: Agum Ario

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES