Pemerintahan

Gagal Berpasangan Saat Pilkada, Dewa-Nina Bersatu untuk Bangun Indramayu

Minggu, 19 September 2021 - 18:10 | 50.84k
Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar dan anggota DPR RI Dedi Wahidi. (Foto: Nurhidayat/TIMES Indonesia)
Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar dan anggota DPR RI Dedi Wahidi. (Foto: Nurhidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Anggota DPR RI Dedi Wahidi dan Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar, kembali bersatu. Dua tokoh besar Indramayu yang gagal berpasangan saat Pilkada itu, kini bersatu untuk membangun Indramayu.

Komitmen itu disampaikan keduanya usai mengunjungi sejumlah proyek strategis sektor pertanian dan keluatan di Indramayu.

"Sebenarnya cerita masa lalu tidak baik ya, tapi karena kalian (wartawan, red) menanyakan, ya saya jawab," ujar Dewa membuka pernyataan, usai mengunjungi proyek pembangunan sektor pertanian dan kelautan di Indramayu, Minggu (19/9/2021).

Seperti diketahui, Dedi Wahidi dan Nina Agustina diusung koalisi besar 7 partai politik pada Pilkada Indramayu 2020. Namun, keduanya gagal berpasangan karena Dedi Wahidi yang merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), urung maju lantaran terkendala restu keluarga.

Posisi Dedi wahidi akhirnya digantikan Ketua DPC PKB saat itu, Mohamad Solihin yang berpasangan dengan Ratnawati dari Partai Demokrat.

Adapun Nina Agustina Dai Bachtiar yang akhirnya berpasangan dengan Lucky Hakim kemudian unggul dan dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Indramayu periode 2021-2026.

"Sebagai anggota DPR RI saya punya hak untuk membuat peraturan dan anggaran. Dan membawa program ke daerah setelah disahkan," ujar Dewa, sapaan akrab Dedi Wahidi.

Hanya saja, kata Dewa, pemerintah daerah Indramayu sebelumnya, terkesan tertutup dan enggan menerima program aspirasi yang ia bawa. Selama 10 tahun di Komisi X, dirinya membawa banyak program di bidang pendidikan. Mulai dari pemebangunan ruang kelas baru (RKB), perbaikan gedung sekolah, pengadaan laboratorium hingga pengadaan perpustakaan.

"Tetapi begitu didengar kepala daerah, dipanggil kepala sekolahnya dan diberhentikan. Akhirnya tidak ada lagi sekolah negeri yang mau menerima bantuan," ujar Dewa.

Padahal, kata Dewa, jika ingin daerah itu berhasil dalam pembangunan, mau tidak mau harus menjalin sinergi dan melibatkan banyak pihak. Termasuk anggota DPR RI, sebagai saluran aspirasi warga khususnya di dearah pemilihan (Dapil) yang bersangkutan.

"Akhirnya dulu program-program itu saya berikan ke daerah lain, seperti Sukabumi, Bogor, Bandung, Ciamis Tasikmalaya sampai ke beberapa daerah di Jawa Tengah. Akhirnya kasihan tertinggal daerah kita," ujar Dewa.

Ia pun merasa senang, ketika berkomunikasi dengan Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar, yang terbuka dan mau menerima semua pihak untuk bersama-sama membangun kota mangga. Dewa bersyukur, Bupati Nina membuka diri atas solusi yang ditawarkan pihak lain, meski berbeda secara partai politik.

"Kemudian saya berdiskusi dengan Ibu Bupati soal IPM Indramayu yang masih jauh dari daerah lain di Jawa Barat, bahkan terendah. Saya kemudian menawarkan solusi, dan beliau dengan senang hati menerima," ujar Dewa.

Ia berkelakar, Dewa dan Nina adalah pasangan yang gagal tapi sukses. Gagal berpasangan saat Pilkada tapi sukses membangun Indramayu. 

"Dan kita sepakat bahwa politik itu 5 tahunan, hanya pada saat momen pemilihan. Berbeda secara politik itu juga wajar, tapi ketika sudah jadi sudah duduk, fokusnya adalah membangun bersama, bersinergi untuk kesejahteraan masyarakat Indramayu," ujar Dewa.

Senada, Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar mengatakan bahwa dirinya membuka diri bagi siapapun yang ingin berkontribusi dan ikut serta membangun Indramayu. Perbedaan politik tidak menjadi kendala dalam membangun dan membuat perubahan di Bumi Wiralodra.

"Perbedaan politik adalah pada saat berkampanye atau pada saat pemilihan, pada saat sudah jadi ya kita lakukan perubahan kita sama-sama mengupayakan yang terbaik untuk masyarakat," ujar Nina.

Nina menegaskan, sikap terbuka itu juga ia sampaika kepada semua orang. Bahkan ia memulai gerakan pulang kampung untuk memanggil pulang warga Indramayu yang sukses berkarir di luar daerah untuk bersama-sama berfikir dan bekerja memajukan Indramayu. 

"Makanya saya bilang ayo pulang kampung, bahwa orang indramayu ini banyak yang hebat dan pastinya saya selalu membuka red carpet, ayo siapa yang mau membantu saya membangun Indramayu," ujar Nina.

Nina juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Dedi Wahidi yang telah berfikir dan bekerja keras membangun Indramayu. Tidak sedikit program yang telah digulirkan oleh Dewa dan sangat membantu masyarakat Indramayu.

"Saya ucapkan terima kasih banyak, saya butuh program dari DPR RI untuk percepatan dan perubahan di Indramayu. Banyak yang harus kita selesaikan dan kita akan terus bersinergi," ujar Nina Agustina Dai Bachtiar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES