Kopi TIMES

Mengenal Gagal Jantung, Sebuah Kondisi Akhir dari Penyakit Jantung

Sabtu, 18 September 2021 - 15:35 | 100.42k
dr Yanuar Surya Pratama, Sp. JP Dokter Jantung dan Pembuluh Darah RSI PKU Muhammadiyah Tegal
dr Yanuar Surya Pratama, Sp. JP Dokter Jantung dan Pembuluh Darah RSI PKU Muhammadiyah Tegal

TIMESINDONESIA, TEGALGAGAL jantung merupakan kumpulan tanda dan gejala yang menunjukkan adanya kegagalan jantung dalam melakukan tugasnya dikarenakan adanya gangguan pada struktur maupun fungsi jantung. Gagal jantung hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dengan angka kematian, kesakitan dan angka rawat inap yang cukup tinggi. Tentu saja hal ini juga berdampak terhadap pembiayaan perawatan di era JKN.

Gagal jantung merupakan muara akhir dari semua penyakit jantung. Ketika jantung rusak, dan mengalami proses yang disebut remodeling, maka fungsi jantung akan secara progresif menurun. Usaha preventif dan deteksi dini diperlukan untuk mencegah progresifitas kondisi ini. Semakin sering pasien gagal jantung mengalami perburukan dan rawat inap maka fungsi jantung akan semakin cepat menurun. Kematian mendadak (sudden cardiac death) maupun gangguan irama jantung (aritmia) dapat terjadi sewaktu- waktu pada pasien gagal jantung.

Pasien gagal jantung biasanya jarang terdeteksi di awal penyakit. Kondisi ini sering ditemui ketika pasien sudah berada pada tahap lanjut dan mengeluhkan berbagai kondisi seperti kaki bengkak, mudah lelah dan sesak saat beraktifitas, maupun tidur terlentang. Pengenalan tanda dan gejala gagal jantung yang kurang menyebabkan pasien masih mengeluhkan gejala yang menetap walau sudah mendapatkan berbagai obat- obatan.

Orang yang memiliki risiko mengalami gagal jantung adalah orang dengan riwayat serangan jantung, memliiki penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi, dislipidemia, merokok, kanker yang menjalani kemoterapi, gagal ginjal dan masalah pada katup jantung. Orang dengan faktor r isiko tersebut hendaknya memeriksakan jantung secara berkala untuk mendeteksi tanda gagal jantung sejak awal. Pemeriksaan dapat dilakukan setahun sekali atau sesuai keluhan yang dirasakan pasien. Ketika tanda maupun keluhan gagal jantung terdeteksi, maka dapat diberikan terapi lebih awal.

Tanda gagal jantung yang paling sering dikeluhkan pasien adalah sesak atau mudah lelah saat beraktifitas. Biasanya akan muncul ketika aktifitas lebih berat daripada biasanya dan berkurang atau mereda saat istirahat. Selain itu pasien akan mengeluhkan kedua kaki bengkak dan terdapat gangguan tidur karena merasa sesak jika tidur terlentang. Jika sudah pada tahap ini, biasanya fungsi jantung sudah banyak berkurang dan struktur jantung sudah banyak berubah.

Gejala sesak ini sangat mudah diamati, bahkan akan mudah terlihat oleh keluarga atau orang disekitar pasien. Walaupun pasien terkadang menyangkal, akan tetapi kenaikan jumlah pernapasan ketika aktifitas atau beban kerja ditambah dan kemudian mereda ketika istirahat menujukkan kecurigaan kearah gagal jantung tidak dapat diabaikan.

Berat badan yang tiba-tiba bertambah dalam hitungan hari juga dapat merupakan tanda gagal jantung. Hal ini terjadi karena penumpukan cairan (edema). Ketika fungsi jantung terganggu atau mengalami penurunan, baik sistolik maupun diastolik maka cairan dapat terakumulasi di tubuh dan menyebabkan bengkak pada kaki (edema kaki) dan perut (asites). Bengkak kaki biasanya ada di kedua kaki, tidak hanya pada salah satu kaki saja.

Penegakan diagnosis gagal jantung memerlukan beberapa parameter. Pertama, adanya keluhan yang spesifik mengarah ke diagnosis gagal jantung yaitu sesak saat aktifitas dan mereda saat istirahat, tidur dengan bantal tinggi atau terdapat gangguan tidur karena merasa sesak napas ketika tidur, kaki atau perut bengkak, kenaikkan berat badan tiba-tiba. Keluhan lain dapat berupa berdebar, nyeri dada, atau merasa mudah lelah. Kedua, adanya kelainan pada pemeriksaan jantung dan pemeriksaan penunjang jantung yang didukung melalui gambaran foto rongent dada dan rekam jantung/EKG. Kelainan yang paling sering ditemui adalah adanya kardiomegali pada rongent. Pemeriksaan tambahan lain yaitu berupa echocardiografi, yaitu pencitraan menggunakan ultrasound untuk melihat struktur dan fungsi jantung. Dengan alat ini, maka ukuran jantung, strukur, kelainan dan fungsi-fungsinya dapat diukur, sehingga akan terlihat bagaimana performa jantung, dan apakah sesuai dengan gambaran gagal jantung atau tidak.

Pasien dengan gagal jantung selanjutnya harus mengkonsumsi obat gagal jantung seterusnya. Hal ini digunakan untuk memperbaiki keluhan sesak, bengkak kaki, nyeri dada dan mudah lelah. Tujuan terapi obat-obatan pada gagal jantung salah satunya adalah untuk mengembalikan pasien kepada fungsi kesehariannya, dapat menjalankan pekerjaan sehari dan fungsi sosial. Gagal jantung adalah kondisi yang akan berjalan secara progresif dan fungsi jantung dapat terus menurun, maka tidak disarankan pasien gagal jantung untuk berhenti berobat atau menghentikan obatnya sendiri. Jika terdapat kondisi lain yang memang diharuskan untuk menghentikan atau mengurangi dosis obat gagal jantung, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jantung terlebih dahulu.

Selain itu, kendali faktor-faktor lain seperti kontrol gula darah, tekanan darah, kolesterol, berhenti merokok, konsumsi garam dan cairan serta aktifitas fisik perlu diperhatikan. Bagi penderita diabetes direkomendasikan  HbA1c <6.5 untuk menguragi risiko gagal jantung. Penderita hipertensi harus mencapai target tekanan darah <140/90 mmHg. Orang dengan dislipidemia disarankan untuk menurunkan LDL-kolesterol < 70 mg/dL. Pasien dengan riwayat serangan jantung atau penyakit jantung koroner disarankan lebih rendah dari nilai tersebut. Aktifitas fisik atau olahraga dapat dilakukan selama 30-45 menit/hari selama 5 hari dalam seminggu dengan intensitas menengah. Aktifitas ini dapat dibagi dalam beberapa sesi yang disesuaikan dengan kemampuan pasien.

Gagal jantung dapat dicegah jika dapat terdeteksi lebih awal dan pengobatan yang optimal. Walaupun penurunan fungsi jantung akan terus berlanjut, akan tetapi dengan pengobatan optimal keluhan dan progresifitas penyakit ini dapat diperbaiki. Deteksi dini, kepatuhan minum obat dan perubahan gaya hidup menjadi kunci penanganan pasien gagal jantung. (*)

*) oleh: dr Yanuar Surya Pratama, Sp. JP Dokter Jantung dan Pembuluh Darah RSI PKU Muhammadiyah Tegal

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES