Pendidikan

Ini Nasihat KH Zuhri Zaini untuk Santri dan Alumni Nurul Jadid

Sabtu, 18 September 2021 - 13:07 | 326.98k
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Zuhri Zaini, BA saat tausiah secara virtual di acara Sambut Maba IMAN Malang Raya. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Zuhri Zaini, BA saat tausiah secara virtual di acara Sambut Maba IMAN Malang Raya. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Zuhri Zaini, BA menyampaikan tausiahnya secara virtual dalam acara Sambut Mahasiswa Baru oleh Ikatan Mahasiswa Alumni Nurul Jadid (IMAN) Malang Raya, Sabtu (18/9/2021).

Kiai Zuhri berpesan kepada santri dan alumni Nurul Jadid untuk terus menimba ilmu dan menebarkan manfaat bagi masyarakat. "Ilmu harus memberikan manfaat kepada orang lain dan terhadap dirinya sendiri. Santri jangan berfikir untuk dirinya sendiri, tapi harus berpikir untuk masyarakat dan negara," ujarnya.

Dawuh Kiai Zuhri, bahwa orang yang sayang pada dirinya dan sayang kepada orang lain maka ilmu pengetahuan akan digunakan dengan baik.

"Ilmu harus ditirakati. Tirakat itu adalah riyadhah dan melawan keinginan-keinginan yang negatif dari kita. Inilah hakikat tirakat. Jika tidak, maka ilmunya tidak akan manfaat," kata pengasuh PP Nurul Jadid sejak tahun 2000 ini.

KH Zuhri Zaini B

Lebih lanjut Kiai Zuhri menjelaskan, sebagai muslim yang baik, sepatutnya tidak hanya tekun mencari ilmu. Namun lebih dari itu, diperlukan riyadhah dan tirakat yang kuat. "Ketika nafsu sudah mendominasi diri kita maka akal tidak akan lagi berfungsi," ujarnya.

Sebagai contoh, sambungnya, ada orang berpendidikan hingga bergelar tinggi tapi tidak bisa menahan nafsunya. Akibatnya, dia terjerumus kepada hal negatif yang dilarang. Mungkin saat mencari ilmu tidak ikhlas hingga tidak bermanfaat ilmunya.

"Kita tahu kalau mereka paham bahwa korupsi dilarang dan dapat merugikan banyak orang, tapi pengetahuan tidak pengaruh sehingga tetap melakukan hal itu. Jika tirakat dan riyadhah tidak bisa optimal kita lakukan, sebagai pencari ilmu setidaknya kita jangan mengumbar keinginan-keinginan nafsu," imbuhnya.

Sebagai pencari ilmu, sudah sepatutnya untuk memuliakan ilmu itu sendiri, termasuk mereka yang ahli ilmu. Jika memuliakan ilmu, maka ilmu tersebut akan berharga.

Kiai Zuhri juga berpesan kepada santri dan alumni untuk senantiasa melaksanakan nilai-nilai kesantrian yang ada dalam panca kesadaran santri. Santri harus sadar bahwa dirinya adalah hamba Allah dalam menjalankan kehidupan ini.

Santri juga harus sadar pentingnya ilmu, menjalankan kewajiban, bersungguh-sungguh meninggalkan dosa besar dan kecil, serta berakhlakul Karimah. Selain itu, Kiai Zuhri meminta santri dan alumni untuk berjamaah dalam urusan sosial. Hal ini sesuai dengan panca kesadaran santri yakni kesadaran bernegara/bermasyarakat.

"Organisasi ini penting karena kita tidak mungkin mencapai apa yang dicita-citakan jika sendirian, maka harus berorganisasi atau berjemaah," tukasnya.

Menjalankan organisasi ini kata Kiai Zuhri bisa dilatih dan dikembangkan saat belajar di bangku pendidikan. Dalam praktiknya, hal terpenting yang harus tetap dijaga adalah Iman jangan sampai lentur. "Dengan iman yang kuat dan ketaqwaan yang ada maka akan mampu menangkal setiap godaan," terangnya.

Soal rezeki, KH Zuhri Zaini meyakinkan bahwa sebagai insan yang bertaqwa, tidak perlu khawatir terkait rezeki selama istiqomah mengabdi kepada Allah. Selain berdoa, juga bersedekah. "Amalan bagus untuk kita baca adalah istighfar dan shalawat," pungkas sang Pengasuh PP Nurul Jadid. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES