Pendidikan

Kisah Menarik Pelajar Jombang Dapat Beasiswa Kuliah di Amerika Serikat

Rabu, 15 September 2021 - 14:56 | 110.31k
Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18) remaja asal Kabupaten Jombang, dapat beasiswa di YYGS (Yale Young Global Scholars) di Yale University, Amerika Serikat (FOTO : Alfath for TIMES Indonesia)
Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18) remaja asal Kabupaten Jombang, dapat beasiswa di YYGS (Yale Young Global Scholars) di Yale University, Amerika Serikat (FOTO : Alfath for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18) remaja asal Kabupaten Jombang, dapat beasiswa di YYGS (Yale Young Global Scholars) di Yale University, Amerika Serikat

Siswa kelas XII Bahasa, MAN 1 Jombang, merupakan pelajar pengukir sejarah bagi sekolah Madrasah Aliyah (MA) di Indonesia yang berhasil lolos program YYGS 2021.

“YYGS Connect ini merupakan program yang langka di dunia. Sebuah program pra-kuliah untuk siswa setingkat SMA. Program YYGS ini unik, mengajak saya berpikir, bukan sekedar belajar,” ucapnya saat dikonfirmasi wartawan pada Rabu (15/9/2021).

Bagi pelajar Indonesia, beasiswa merupakan jalan keluar terbaik untuk menggapai pendidikan tertinggi. Program YYGS Connect bisa menjadi pilihan untuk mewujudkan mimpi bagi siswa berprestasi setingkat SMA. Program ini ditujukan bagi siapapun yang mau belajar dan bekerja keras untuk menggapai mimpinya.

Remaja kelahiran Jombang, 3 Februari 2004 ini mengatakan bahwa melalui program YYGS, ia mendapat pengalaman sangat berharga. “Melalui pembelajaran metode canvas, saya mendapatkan banyak pengalaman dan wawasan keilmuan yang tidak biasa ditemukan di sekolah SMA pada umumnya,” ujarnya.

Tawarkan Empat Bidang Studi

Dalam program beasiswa ini, ada empat bidang studi yang ditawarkan YYGS, yaitu Innovations in Science and Technology (IST), Literature Philosophy and Culture (LPC), Politics Law and Economic (PLE), Solving Global Challenges (SGC).

Alfath mengatakan, proses seleksi program YYGS Connect ini sistematis, rumit, dan ketat. Prosesnya melibatkan orang tua, sekolah, referensi kepala sekolah, dan wali kelas. Sedikitnya ada 28 tahapan formulir pendaftaran yang harus ia selesaikan.

Pendaftaran dibuka mulai bulan September. Sedangkan pengumuman hasil seleksi di bulan Desember. “Dalam proses pendaftaran, saya dibimbing oleh kepala sekolah dan wali kelas. Rekomendasi guru pembimbing ini sangat penting untuk proses pengajuan beasiswa YYGS Connect,” jelasnya.

Lewati Serangkaian Tes

Selanjutnya, Alfath mengikuti serangkaian tes untuk menilai kemampuan bahasa Inggris. Dalam hal ini, siswa diharuskan menunjukkan tingkat kemahiran bahasa Inggris yang tinggi.

Menurutnya, tes ini penting karena terkait kemampuan mengartikulasikan pemikirannya selama mengikuti program. Hasil tes ini juga akan membantu siswa ketika bersaing dengan siswa dari berbagai belahan dunia.

“Tes program ini memang sulit. Namun, program ini sangat bermanfaat. YYGS memang sengaja didesain dan didukung oleh para ilmuwan yang telah memiliki pengalaman dalam mengatasi “kejutan budaya” dan mempelajari keterampilan serta kemampuan baru untuk memaksimalkan pendidikan kepada siswa,” paparnya.

Setelah mengikuti serangkaian proses seleksi yang panjang selama September-Desember 2020, Maharsyalfath dinyatakan lolos mewakili pelajar Indonesia untuk bidang studi Sastra, Filsafat, dan Budaya (Literature, Philosophy, and Culture (LPC). Dirinya mendapat akses kuliah Program YYGS summer course di Universitas Yale pada Juni-Juli 2021.

Perjuangan belum usai ketika dirinya terbentur biaya Program YYGS yang relatif mahal. Selanjutnya, ia mengajukan beasiswa. Melalui aplikasi online di yale.edu, Alfath mengajukan fee waiver, yaitu permohonan pembebasan seluruh biaya kuliah Program YYGS Connect 2021.

“Terkait proses pengajuan beasiswa, awalnya pihak YYGS akan mengidentifikasi pemenuhan syarat siswa yang membutuhkan dukungan finansial. Lalu, peserta akan diminta untuk memberikan beberapa dokumen penting dari wali siswa,” ungkapnya.

Selanjutnya, ia mengumpulkan dokumen yang dibutuhkan. Di antaranya, surat keterangan dari wali siswa yang menyatakan posisi pekerjaan, gaji, tunjangan, masa kerja, dan salinan laporan pajak penghasilan

“Alhamdulillah, permohonan itu disetujui. Saya mendapat beasiswa YYGS Connect 2021 dari Yale University, yang merupakan kampus terbaik, tertua, bersejarah, Ivy League University di Amerika Serikat. Beasiswa YYGS telah membiayai seluruh kegiatan saya dalam program kuliah pendek. Saya mendapat beasiswa penuh (fully funded) sebesar USD $3,500 atau setara Rp 50 juta,” tuturnya.

Melalui Program YYGS Connect, Alfath mendapat kesempatan kuliah di Yale University pada 18 Juni hingga 3 Juli 2021 yang lalu bersama peserta global dari 130 negara dan 50 negara bagian Amerika Serikat.

Program YYGS telah memberikan wawasan kepadanya bahwa pendidikan tinggi model Yale University dapat memberikan kenyamanan belajar bagi mahasiswanya. Alfath berencana mendaftar kuliah di Yale School of Music (YSM).

“YYGS telah memberikan ‘landasan’ awal secara profesional serta membantu saya untuk menggapai cita-cita. Melalui program YYGS, saya berkesempatan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan fleksibel, terlibat secara produktif dengan beragam kelompok teman sebaya, mengeksplorasi ide baru dan menarik, bertemu dengan para pakar, ilmuwan, akademisi, dan praktisi terkemuka,” katanya.

Tempat Eksplor Kemampuan

Melalui program YYGS, Alfath berlatih mengeksplor kemampuan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi berbahasa Inggris, diplomasi, dinamika kelompok, dan studi global. Dosen melatih dan mendorong siswa sehingga berpikir kompleks dan mendalam untuk menyelesaikan berbagai kasus global dalam kehidupan secara komprehensif, detail, efektif, dan akurat.

Lebih lanjut, Alfath mengungkapkan bahwa para instruktur YYGS mampu membuat suasana belajar-mengajar menjadi menyenangkan, interaktif, seru, santai, namun tetap serius. Siswa diberi ruang diskusi untuk memecahkan setiap kasus secara detail, komprehensif, dan totalitas.

“Sungguh, seakan-akan atmosfernya berada di kampus fisik yang sesungguhnya. Saya merindukan suasana itu kembali,” tandasnya.

Baginya, program interdisipliner YYGS sangat mengasyikkan. Alfath beserta peserta lainnya menghadiri seminar yang diajarkan oleh dosen pembimbing sesuai kurikulum khusus. Siswa diberi kebebasan untuk memilih beragam ide untuk satu topik seminar (academic interest).

Ada kegiatan lokakarya, webinar, diskusi, dan panel OAY yang menyoroti beragam sumber daya dan departemen di Yale. Ini merupakan cara yang luar biasa bagi siswa untuk lebih memahami komunitas Yale.

Kemudian, Alfath juga mengatakan bahwa ada tantangan yang unik di program ini. Yaitu perbedaan budaya antar siswa yang berasal dari berbagai negara. “Ini merupakan pengalaman positif bagi saya. Bahkan, pada situasi ini siswa dituntut kreatif, dihadapkan pada pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah,” ucap penerima beasiswa YYGS Yale University, Amerika Serikat ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES