Peristiwa Daerah

Pemprov Jatim Perketat Pengawasan Pekerja Migran untuk Tanggulangi Varian MU

Selasa, 14 September 2021 - 20:23 | 16.59k
Ilustrasi keberangkatan di Bandara Juanda (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Ilustrasi keberangkatan di Bandara Juanda (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAPemprov Jatim terus memperketat akses masuk untuk pekerja migran agar varian MU dapat segera terlacak dan teratasi.

Upaya masih terus dilakukan agar varian Mu ini tidak masuk ke Jatim. Dan meski angka infeksi secara keseluruhan terus menurun, namun angka infeksi di daerah masih mengalami peningkatan.

Pemprov Jawa Timur menyiapkan rumah karantina Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS). Rumah yang didirikan di Bangkalan, Madura, itu disiapkan untuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Tujuannya, untuk mencegah masuknya virus varian baru (MU) apabila ada PMI yang datang dari luar negeri. Rumah ini didirikan untuk meringankan beban tempat isolasi yang sudah ada. Sebelumnya, sudah ada Asrama Haji Sukolilo, RS Lapangan Indrapura dan RSLI Surabaya.

Diungkapkan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenai karantina di Rumah tersebut karena Pemprov semakin memperketat karantina berawal dari 5 hari sekarang menjadi 8 hari karantina.

"Mereka yang tidak bergejala masuk Indrapura, kalau mereka bergajala ringan sampai sedang mereka di rumah sakit, nah mengenai karantina dulu lima hari sekarang delapan hari," ungkap Gubernur.

Diperpanjangnya masa karantina PMI menjadi 8 hari juga menjadi alasan rumah karantina BPWS didirikan agar penanganan Covid-19 khususnya varian MU dapat teratasi di Jatim.

Perlu diketahui, WHO saat ini mengidentifikasi empat varian Covid-19 yang masuk kategori varian of concern (VoC), termasuk Alpha yang ada di 193 negara dan Delta yang ada di 170 negara. Lima varian termasuk MU masuk kategori VoI.

Setelah terdeteksi di Kolombia, Mu telah dilaporkan di negara-negara Amerika Selatan lainnya dan Eropa.

WHO menyatakan prevalensi global varian MU telah menurun hingga di bawah 0,1 persen di antara kasus-kasus berurutan. Di Kolombia, bagaimanapun prevalensinya mencapai 39 persen.

Varian MU memiliki tingkat resiko penyebaran yang tergolong rendah. Hingga kini WHO juga mencatat tingkat penyebaran belum mengalami peningkatan yang melonjak. Namun Pemprov Jatim tetap waspada akan kondisi ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES