Ekonomi

Kapal Penangkap Telur Ikan Terbang Diamankan, Nelayan Desa Penu Panen Ikan Julung-julung

Selasa, 14 September 2021 - 17:48 | 121.13k
Foto A. Ikan julung-julung yang berhasil ditangkap nelayan (Foto: Neleyan Penu for TIMES Indonesia)
Foto A. Ikan julung-julung yang berhasil ditangkap nelayan (Foto: Neleyan Penu for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PULAU TALIABU – Usai Bupati Aliong Mus amankan kapal penangkap telur Ikan Terbang di Perairan Taliabu, Maluku Utara beberapa hari yang lalu, nelayan lokal Desa Penu mengaku hasil tangkap Ikan Julung--julung mereka meningkat sangat tinggi dari sebelumnya.

Semua perahu yang turun ke laut untuk penangkap ikan Julung-julung di Desa Penu mendapatkan hasil yang bagus. Bagaimana bisa aktivitas kapal penangkap telur ikan Terbang berengaruh pada hasil tengkapan nelayan lokal? Terutama nelayan ikan julung dan ikan terbang.

Menurut nelayan ikan Julung-julung, alat penangkapan telur yang terbuat dari kelapa kering dan aktivitas kapal ikan telur punya peran penting pada hasil produksi nelayan Julung-julung.

Daun kelapa kering yang digunakan menangkap telur ikan terbang itu, akan disinggahi oleh ikan Julung-julung untuk bertelur. Karena kata nelayan, daun kelapa yang hanyut di air laut sangat digemari oleh ikan Julung-julung.

ikan julung julung b

“Ikan julung itu akan menepi ke pantai untuk bertelur, mereka melepaskan telur di laut dangkal, di karang dan rumput laut. Di saat itulah kami menangkap ikan. Kalau alat tangkap telur ikan yang terbuat dari daun kelapa dilepaskan di perairan laut dalam, sudah tentu ikan tidak lagi ke tepi pantai. Dan kami tidak bisa melakukan penangkapan. Kalaupun kami beroperasi akan tidak mendapatkan hasil,” kata Nawir nelayan ikan Julung-julung di Desa Penu.

Selain nelayan ikan Julung-julung, nelayan ikan terbang juga bernasib sama ketika kapal telur ikan terus beroperasi. Hal inilah yang menjadi alasan dasar kenapa nelayan lokal di pesisir Taliabu Timur dan Utara tidak menerima kehadiran kapal penangkap telur ikan. Apapun bentuk komprominya.

Lalu bagaimana dengan pandangan akedemisi tentang korelasi hubungan produksi nelayan lokal ikan Julung-julung dengan kapal telur ikan Terbang?

TIMES Indonesia meminta penjelasan Dosen Perikanan Universitas Khairun Ternate, Dr. Imran Taher SP, M.Si  yang juga pernah meniliti secara ilmiah pola  penagkapan ikan Julung-julung oleh nelayan Giop, sebutan bagi warga setempat.

Kata Imran, ikan Julung-julung berupaya menepi masuk ke pesisir pantai dengan dua tujuan. Yakni mencari makan dan bertelur. Sebagai hewan, ikan Julung-julung akan mencari makan berupa sito plankton dan salarah. Salarah merupakan dedaunan yang mengalami proses pembusukan yang hanyut di permukaan air. Baik daun mangrove dan rumput laut.

Saat ikan Julung-julung menepi, kata Imran, nelayan Giob akan melakukan penangkapan. Bisanya hal ini dilakukan pada sore hari, karena  di waktu itulah ikan Julung-julung menepi.

Lalu bagaimana peran daun kelapa kering saat menagkapan ikan Julung-julung? 

Nelayan Giob akan selalu membawa batu dan daun kelapa kering untung melaut. Ketika gerombolan ikan Julung-julung terlihat, nelayan akan melemparkan daun kelapa kering ke laut. Daun kelapa ini akan memperlambat kecepatan gerakan ikan Julung-julung. Di situlah jaring dari perahu nelayan akan dilepaskan untuk menangkap ikan Julung-julung.

Adapun kapal penangkap telur ikan Terbang juga menggunakan daun kelapa sebagai alat mengambil telurnya. Maka akan menjadi faktor penghambat pergerakan ikan masuk ke pesisir pantai yang menjadi spot penangkapan nelayan Giob.

“Kalau tangkap telur ikan juga mengunakan daun kelapa sebagai traktor. Telur ikan nantinya akan menempel di daun itu. Maka cara itu juga akan memperlambat pergerakan ikan Julung-julung masuk untuk menepi. Jika daerah itu merupakan tempat berupayanya ikan Julung-julung. Ini ada korelasinya, hasil produksi nelayan ikan Julung-julung bisa berkurang dengan kehadiraan kapal telur ikan dan bisa dibuktikan secara ilimiah,” jelas Imran kepada Times Indonesia, Selasa (14/9/2021).

Sementara itu, alat tangkap satu buah kapal telur ikan Terbang saat beroperasi bisa mencapai puluhan bahkan ratusan yang dilepaskan di perairan Taliabu Timur. Yang jadi pertanyaan, bagaimana bisa puluhan kapal yang hadir di perairan Taliabu dan Sula yang tidak mengantongi ijin pemerintah itu bisa beroperasi?

Kasat Polairud Polres Kepulauan Sula IPDA M. Sofyan Elang SH. MH berjanji akan melakukan tindakan di lapangan, mulai dari perairan Sula hingga Taliabu. ”Akan kami tindak, saya dan anak buah saya akan mulai melakukan penyisiran di laut Sula dan Taliabu,” katanya.

Di Kabupaten Sula dan Taliabu Provinsi Maluku Utara masih banyak nelayan ikan Julung-julung. Ikan ini nantinya akan akan diolah dengan cara diasar dan menjadi ikan Roa. Ikan Roa Taliabu-Sula ini kemudian dipasarkan ke Maluku Utara hingga ke pasar Sulawesi.

Arafat, seorang mahasiswa pasca sarjana perikanan berharap Pemerintah memperhatikan nasib nelayan ikan Julung-julung agar pendapatan ekonomi nelayan saat pendemi Covid-19 tidak menurun. “Setiap pengambilan keputusan pemerintah, harus memperhatikan fakta sosial di lapangan. Ijin tangkap telur ikan Terbang harus dipertimbangkan dengan matang agar tidak merugikan nelayan lokal,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES