Peristiwa Daerah

Cuaca Buruk, Nelayan Kawasan Pantai Wawaran Pacitan Libur Melaut

Selasa, 14 September 2021 - 15:52 | 71.73k
Suasana Pantai Wawaran yang sepi dari nelayan akibat cuaca buruk (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Suasana Pantai Wawaran yang sepi dari nelayan akibat cuaca buruk (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Sejumlah nelayan tradisional di kawasan Pantai Wawaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur memilih libur melaut.

Disinyalir cuaca buruk dengan angin kencang yang terjadi di laut akhir-akhir ini berdampak kepada aktivitas nelayan.  Menurut Marlan (46), salah satu nelayan setempat merasa kelelahan mencari ikan yang sulit didapat lantaran faktor cuaca.

"Akhir-akhir ini angin kenceng banget, jadi kami putuskan untuk istirahat dulu," katanya kepada TIMES Indonesia, Selasa (14/9/2021).

Saat ditanya tentang pendapatan ikan selama satu bulan terakhir, ia pun menilai adanya faktor cuaca seperti ini hasil tangkapan ikan sangat berpengaruh.

"Sepi, pendapatan tak menentu. Lagi pula kalau melihat di berita, masyarakat nelayan juga kudu waspada terhadap gelombang perairan pantai selatan. Daripada kami karam, siapa yang nanggung?," jelasnya seraya tertawa.

Suasana Pantai Wawaran aMarlan dan rekannya sedang menambal perahu tangkap untuk jaga-jaga ketika cuaca membaik (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

Pantauan TIMES Indonesia, di sekitar area Pantai Wawaran kapal-kapal banyak terparkir di dermaga, selain itu Marlan dan rekannya mengaku dari pagi tadi sedang melakukan pengecekan bagian kapal tangkap. Sebab sebagian sarana tangkap harus harus selalu diperiksa.

"Ya, sejak pagi tadi saya menambal perahu, buat jaga-jaga kalau pas ikan banyak, bisa langsung dipakai buat nangkap. Biar lebih aman saja," terangnya saat memeriksa bagian dalam perahu tangkap yang ia perbaiki.

Agus, salah seorang pemilik perahu tangkap menambahkan, saat cuaca tidak bersahabat pihaknya belum berani melaut. Dan ikan yang muncul adalah jenis kirito. "Sementara ini belum berani melaut karena angin kencang dan ombaknya lumayan tinggi. Ikan yang muncul adalah jenis kirito," ungkapnya.

Lebih lanjut Agus menegaskan, pergi melaut bukan asal jalan begitu saja, melainkan harus mendapatkan tangkapan ikan. Namun demikian, tetap harus mempertimbangkan kondisi cuaca. Berbeda dengan bekerja di darat, bekerja di laut risikonya jauh lebih besar.

"Kalau tak dapat ikan, ngapain juga melaut. Kalau masih seperti ini, kami mending menunggu musim saja sambil kerja lainnya," ucapnya serius.

Suasana Pantai Wawaran bRatusan perahu tangkap terparkir di dermaga Pantai Wawaran. (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

Selain itu menurut salah satu warga Desa Sidomulyo, Nizar Bastari menceritakan selama tidak melaut, sebagian besar nelayan mengisi waktu luang dengan beternak kambing, sapi ada pula yang menderes kelapa buat gula merah dan lainnya.

"Yang ternak ya ternak, yang tani ya tani, yang nderes gula merah ya ada. Pokoknya asal masih bisa makan," ungkapnya menanggapi liburnya nelayan dari menangkap ikan akibat buruknya cuaca di Pantai Selatan Kabupaten Pacitan.

Sebagai informasi, Pantai Wawaran adalah pusat pengembangan penangkapan ikan yang telah diberikan oleh Presiden. Di bawah Koperasi Mina Upadi, bisnis penangkapan ikan berkembang pesat dan mulai menerapkan modernisasi penangkapan ikan, seperti penggunaan GPS.

Selain itu, Pantai Wawaran ini adalah pusat nelayan Kabupaten Pacitan yang memenangkan Optimalisasi Perikanan (Optikapi) Tingkat Nasional pada tahun 2005 silam. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES