Ekonomi

Kementerian Pertanian Fasilitasi Generasi Milenial Berwirausaha

Selasa, 14 September 2021 - 15:27 | 109.09k
Suasana kegiatan peningkatan kapasitas CPM Program YESS di Kabupaten Pacitan, Selasa (14/9/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)
Suasana kegiatan peningkatan kapasitas CPM Program YESS di Kabupaten Pacitan, Selasa (14/9/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)

TIMESINDONESIA, PACITANKementerian Pertanian (Kementan) mendorong generasi milenial semakin mencintai dunia pertanian dengan berwirausaha. Itulah yang diwujudkan dalam program YESS (Youth Enterpreneurship and Employment Support Services). Bersama IFAD, melalui Program YESS, Kementan memfasilitasi petani milenial membangun dan mengembangkan wirausaha bidang pertanian.

Seperti yang berjalan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Kementan melalui Polbangtan Malang sebagai penanggung jawab Program YESS di Jawa Timur, sedang melatih untuk meningkatkan kapasitas bagi generasi muda sebagai Calon Penerima manfaat (CPM) program tersebut.

Pelatihan peningkatan kapasitas dikemas dalam empat jenis pelatihan, yaitu pelatihan motivasi bisnis, manajemen keuangan, manajemen bisnis bagi pemula, dan peningkatan kapasitas pada proposal bisnis. Pelatihan dilaksanakan di seluruh BDSP (Business Development Service Provider) BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), TTP (Taman Teknologi Pertanian),  dan P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya), yang diselenggarakan mulai Agustus 2021 hingga Oktober 2021.

Kegiatan-peningkatan-kapasitas-CPM-Program-YESS-2.jpgKegiatan peningkatan kapasitas CPM Program YESS di Kabupaten Pacitan, Selasa (14/9/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)

Mulai 12 September 2021 lalu hingga hari ini, 14 September 2021, BDSP BPP Donorojo melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas pada proposal bisnis untuk 30 orang pemuda-pemudi desa di wilayah Kecamatan Donorojo. Para peserta berasal dari berbagai desa yaitu Donorojo, Belah, Widoro, Kalak, Sukodono, dan Sekar.

Menurut Nurul Dewi Chasanah selaku mobilizer Kabupaten Pacitan, semua peserta merupakan CPM yang telah memiliki usaha di sektor pertanian seperti peternakan kambing, peternakan ayam terpadu, peternakan kelinci, peternak lebah, budidaya pandan laut untuk bahan kerajinan, biofarmaka, dan budidaya jamur.

"Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari dengan berbagai macam materi yang diberikan oleh narasumber dan pelatih," kata Nurul Dewi Chasanah dalam keterangannya, Selasa (14/9/2021).

Di awal kegiatan, para peserta diberikan materi pengantar tentang Program YESS untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang kegiatan YESS. Peserta lalu dikenalkan tentang Manajemen Pemasaran STP (segmenting, targeting dan positioning). Materi dikemas dengan pemaparan dan diskusi kelompok terfokus (FGD).

Dalam diskusi tersebut, peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok, dan diberi tugas memilih salah satu produk yang dikembangkan dan memilih target pasar dan strategi pemasaran yang akan dilaksanakan. Setelah itu masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka. 

"Melalui FGD ini mampu memunculkan informasi-informasi peluang usaha untuk saling bekerjasama," kata Nurul yang merupakan alumni Polbangtan Malang.

Dari FGD peluang usaha yang muncul antara lain potensi penyedia bahan baku kerajinan pandan laut. Alasannya, permintaan pasar masih besar sehingga bisa mengoptimalkan lahan-lahan yang masih banyak ditelantarkan dengan alasan kekurangan air.

Selain itu ada usaha biofarmaka dengan mengolah menjadi jamu instan, peternakan kelinci yang juga menjual pupuk organik dari urin kelinci, perkebunan kelengkeng warga yang akan dikembangkan menjadi kelengkeng olahan, dan peternakan ayam  pedaging dengan pengembangan ke frozen food olahan daging ayam.

"Hasil FGD hari pertama menjadi topik bahasan masing-masing kelompok untuk dikembangkan sesuai materi yang diberikan pada sesi pelatihan hari berikutnya, " terangnya. 

Pada hari kedua diisi oleh narasumber utama dari konsultan PLUT yakni Indri Rosita. Materinya tentang analisis usaha, sistematika penyusunan proposal dan praktek penyusunan. Serta proposal bisnis dengan memberikan outline tahapan-tahapan proposal bisnis yang tepat.

Para peserta diajak menganalisis usahanya dengan metode analisis SWOT dan diajarkan untuk merumuskan perencanaan usahanya. Perumusan dimulai dari latar belakang, visi misi, rumusan masalah, target pemasaran, rancangan kebutuhan biaya, dan proyeksi usaha beberapa tahun ke depan. Selain itu, diberikan pula materi aspek permodalan dan penekanan kegiatan YESS oleh DIT, Tri Haryanto.

Dan, pada hari ketiga diisi dengan materi Laporan Usaha yang disampaikan oleh anggota DPM (Duta Petani Milenial) Taufiq Umar. Dia merupakan fasilitator muda wilayah Kecamatan Donorojo. Ia memiliki usaha pengembangan produk singkong antara lain madu telo dan snack dari singkong.

Materi di hari ketiga berisi tentang pentingnya melakukan pencatatan usaha baik kegiatan maupun pencatatan keuangan. Selain itu diberikan outline menyusun laporan usaha yang baik sebagai bentuk pertanggungjawaban.

"Kegiatan pelatihan juga dilakukan dengan penyampaian materi dan FGD menyusun laporan usaha yang telah dipaparkan dari FGD sebelumnya," imbuh Nurul.

Komunikasi para peserta tidak hanya di saat pelatihan, namun difasilitasi melalui WhatsApp Group. Melalui WA grup, para CPM didorong untuk memanfaatkannya sebagai wadah bertukar pengalaman, informasi, lemasaran produk dan sebagainya. Nurul berharap peluang usaha yang muncul saat pelatihan benar-benar dapat dikembangkan dan akan terus dipantau melalui pendampingan lapang.

Upaya melahirkan wirausahawan muda pertanian melalui Program YESS ini sejalan dengan yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mendorong regenerasi petani. Karena di tangan petani muda masa depan keberlanjutan ketahanan pangan di Indonesia. “Dalam upaya menumbuhkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian, kita harus dapat mengubah paradigma mereka, bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang menarik dan menjanjikan apabila dikelola dengan tekun dan sungguh-sungguh, menanamkan kesadaran akan kebutuhan pangan nasional,” tutur Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi juga mengungkapkan tujuan pengembangan program YESS adalah untuk kaum muda di pedesaan agar terlibat dalam sektor berbasis pertanian melalui pekerjaan dan kewirausahaan. “Dalam pelaksanaannya, pengelolaan proyek dilakukan di tingkat pusat dan daerah yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan CPCL,” tuturnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES