Politik

Garuda Kalah Arbitrase, Rizal Ramli Kenang Dua Kali Upaya Penyelamatan

Selasa, 14 September 2021 - 10:15 | 43.74k
Mantan Menko Kemaritiman Dr Rizal Ramli. (Foto: Dok.TIMES Indonesia)
Mantan Menko Kemaritiman Dr Rizal Ramli. (Foto: Dok.TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kekalahan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dalam putusan arbitrase oleh London Court of International Arbitration (LCIA) menuai respon dari mantan Menteri Koordinator  Kemaritiman Dr Rizal Ramli

Putusan arbitrase tersebut merupakan tindak lanjut dari gugatan lessor pesawat Helice Leasing S.A.S dan Atterisage S.A.S (Goshawk) terkait dengan kewajiban pembayaran sewa pesawat perseroan yang diajukan kepada LCIA pada awal tahun 2021.

Rizal mengatakan, arbitrase internasional bukanlah cara untuk memenangkan kasus bisnis internasional. 

Pada tahun 2007 silam, Rizal bercerita sempat melakukan pertemuan dengan pemenang Nobel Prof Joseph Stiglitz. Saat itu, Stiglitz juga menyarankan agar arbitrase internasional tidak dimasukkan ke pasal UU Investasi RI. 

"Stiglitz menjelaskan kalau 99 persen kasus arbitrase negara berkembang selalu dikalahkan," kata Rizal, Selasa (14/9/2021). 

Ekonom senior ini juga mengenang masa-masa ketika Garuda dituntut bangkrut karena gagal bayar utang senilai USD 1,8 miliar sekitar tahun 2000-2001 lalu. Pesawat Garuda diancam disita oleh kreditor-kreditor Eropa. 

Jika tidak dibayar, maka konsorsium bank Eropa yang memberi pinjaman akan menarik pesawat-pesawat Garuda. Saat itu Rizal Ramli menyelamatkan Garuda buka dengan arbitrase tapi menggunakan cara-cara out of the box.

"Kami melakukan langkah untuk renegoisasi dengan kreditor akhirnya Garuda selamat itu pun dengan guarantee hanya sekitar USD 100 juta. Mereka minta full guarantee," kata Rizal. 

Pemerintah, lanjut dia, kemudian mengancam konsorsium bank ke pengadilan. Lantaran, pesawat yang dibeli Garuda kala itu hasil penggelembungan.

"Kami katakan kami akan tuntut di pengadilan Frankfurt karena saudara konsorsium bank itu membiayai mark up pembelian pesawat keluarga presiden. Harusnya 100 naikin 50. Saudara kasih kredit," ujarnya. 

Setelah ancaman tersebut, konsorsium bank meminta agar menempuh jalan damai. 

Selanjutnya pada tahun 2015 atau tepatnya sebulan sebelum ia diangkat sebagai Menko Kemaritiman Jokowi, ia kembali menyelamatkan Garuda. Rizal saat itu menyampaikan pembelian pesawat yang juga bermasalah. 

"Dan maaf, itu juga terbukti dari laporan KPK," ungkap Rizal kepada Presiden Jokowi kala itu.

Rizal lantas berupaya menyelamatkan Garuda untuk kedua kalinya. 

"Dan ini pasti bakal merugi terus dan memang kenyataannya berapa tahun kemudian ruginya makin lama makin besar," kata Rizal. 

Dia juga meminta Jokowi untuk membatalkan pesanan pesawat karena dianggap membahayakan. Ia meminta agar presiden menghentikan pembelian pesawat Airbus A350 oleh Garuda Indonesia dan kementerian BUMN karena berpotensi merugi dan sarat KKN. 

"Menjelang saya masuk, saya ketemu Pak Jokowi 'Mas, Garuda sudah bahaya lagi, harus di-cancel pembelian pesawat," ujar Rizal Ramli.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES