Peristiwa Daerah

Petambak Garam di Indramayu Keluhkan Anjloknya Harga

Senin, 13 September 2021 - 22:18 | 68.46k
Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar saat blusukan ke tambak garam di Desa Krangkeng.(Foto: Diskominfo Kabupaten Indramayu)
Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar saat blusukan ke tambak garam di Desa Krangkeng.(Foto: Diskominfo Kabupaten Indramayu)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Sejumlah petambak garam yang berada di Desa Krangkeng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu, mengeluh dengan harga garam yang menurun setiap tahunnya. Apalagi, hal tersebut diperparah dengan adanya kebijakan pemerintah yang kembali mengimpor garam tahun ini.

Pasalnya, saat ini para petambak lokal masih mengeluhkan anjloknya harga. Sehingga menyebabkan hasil produksi masih banyak yang tersimpan di gudang.

Anjloknya harga garam tersebut, sudah mencapai angka Rp 500 per kilogram. Padahal sebelumnya, harga garam mencapai Rp 2.000 per kilogram. Bahkan di bulan Januari hingga Februari 2021, harga garam anjlok drastis di Rp 250 per kilogram, dibandingkan dengan di bulan Desember 2020 yang hanya Rp 450 per kilogram.

Menurut Pembina Garam dan Pencipta Paten Produksi Garam Sepanjang Tahun, Anwar Kurniawan, produksi garam per hektar di Desa Krangkeng dapat mencapai 140 hingga 160 ton setiap tahunnya. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi para petambak garam, di tengah adanya impor garam.

Ia menilai, garam-garam para petambak lokal harus dibudidayakan, karena kebutuhan garam sangat banyak. Karena itu, cara terbaik memenuhi pasokan garam adalah dengan memproduksinya sendiri.

"Memang pada tahun ini kita impor lebih dari 3 juta ton. Sehingga kalau garam tidak dibudidayakan, maka impor akan naik sebesar 25 persen per tahun. Ini yang membuat kita tertarik dan menjadi tantangannya untuk memproduksi garam," jelasnya, Senin (13/9/2021).

Anwar Kurniawan menjelaskan, sebagai mitra pemerintah pihaknya akan  memaksimalkan program yang sudah dikembangkan yakni dari segi koperasi. Menurutnya, dengan pola koperasi, kesejahteraan petani lebih meningkat, karena produksi dari petani masuk ke koperasi dulu.

"Programnya mungkin akan dirapihkan dari segi koperasi supaya nanti petaninya ada gotong royong dan kerjasama. Dari situ pemerintah pasti memperhatikan petani garam Indramayu, termasuk di Krangkeng, Losarang, dan pesisir lainnya akan terintegrasi. Inilah konsep kita untuk 4 tahun ke depan," paparnya.

Sementara menurut Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar, Pemerintah Kabupaten Indramayu akan memantau dan memperhatikan apa yang dikeluhkan dan menjadi harapan bagi petambak garam yang ada di Kabupaten Indramayu. Ia akan membahasnya secara lebih intens dengan dinas terkait, termasuk membawanya ke pemerintah pusat.

"Perhatian kita saat ini adalah infrastruktur. Tadi jalan masuknya saja rusak. Nanti akan kita perbaiki supaya aksesnya cepat, juga kita akan memberikan bantuan listrik. Kita peduli kepada semuanya, termasuk kepada petani garam," jelasnya saat blusukan ke areal tambak garam di Desa Krangkeng beberapa waktu yang lalu.

Bupati Nina Agustina menjelaskan, menurunnya harga garam sudah menjadi persoalan lama. Pemerintah Kabupaten Indramayu akan melakukan pengecekan dan upaya terobosan dalam meningkatan harga garam di tingkat petani, supaya lebih sejahtera.

"Produksi garam di Krangkeng sangat bagus. Putih sekali. Mudah-mudahan bisa meningkat, saling support, saling do'a, saling dukung dan petaninya juga semangat," harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES