Peristiwa Internasional

Kekerasan Terburuk di Myanmar, 20 Tentara Junta Militer dan Lusinan Warga Sipil Tewas

Sabtu, 11 September 2021 - 12:55 | 45.75k
Asap dari desa yang dibakar junta di Gangaw Township, Magwe Region, pada hari Kamis.(FOTO: The Irrawaddy)
Asap dari desa yang dibakar junta di Gangaw Township, Magwe Region, pada hari Kamis.(FOTO: The Irrawaddy)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perang defensif rakyat, antara milisi dan pasukan keamanan Myanmar mulai Kamis dan Jumat, telah menewaskan sedikitnya 20 orang tentara junta.

Menurut saksi mata dan media, ini merupakan kekerasan terburuk sejak penentang pemerintah militer menyerukan dalam minggu ini untuk 'perang defensif rakyat'.

Tentara junta yang tewas itu termasuk seorang perwira tinggi, dalam penyergapan oleh Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) di seluruh negeri, dengan korban tewas terbanyak di wilayah Yangon dan Magwe. Lusinan korban sipil yang tewas juga dilaporkan dalam tindakan keras junta.

Dilansir Al Jazeera, para aktivis dan pasukan anti-militer mendesak masyarakat internasional pada hari Sabtu untuk mengambil tindakan, dengan mengatakan kurangnya "intervensi luar yang berarti" telah menyebabkan perlawanan bersenjata.

"Orang-orang muda Myanmar tidak punya pilihan selain melawan dengan apa yang mereka miliki," kata Gerakan Pembangkangan Sipil dalam sebuah pernyataan pada Sabtu pagi.

Mereka juga menyerukan PBB dan perwakilan dari Bangsa-Bangsa Asia Tenggara untuk secara langsung terlibat dengan oposisi Pemerintah Persatuan Nasional (NUG).

Menjelang pertemuan Majelis Umum PBB untuk memutuskan siapa yang mewakili Myanmar sebagai utusan khusus, pasukan oposisi juga meluncurkan kampanye akhir pekan ini yang mendesak pengakuan NUG sebagai perwakilan pemerintah yang sah.

NUG yang dibentuk untuk melawan pengambilalihan tentara pada 1 Februari itu sebelumnya telah menyerukan pemberontakan melawan kekuasaan militer, dalam upaya nyata untuk mengoordinasikan kelompok-kelompok yang memerangi tentara dan meyakinkan tentara dan pejabat negara untuk beralih pihak.

The Irrawaddy juga melaporkan, pada Kamis pagi, Persatuan Nasional Karen merebut dua kamp militer di Negara Bagian Karen. Hari itu juga tiga tentara junta, termasuk seorang wakil komandan batalion, dilaporkan tewas di Kotapraja Sanchaung, Wilayah Yangon, ketika relawan PDF menyerang sebuah kendaraan militer.

Setelah serangan itu, tentara junta sebanyak 10 kendaraan memblokir jalan-jalan di kotapraja. Sebuah video menunjukkan tentara melepaskan tembakan secara acak dan menyumpahi penghalang jalan di Sanchaung. Daerah itu masih dikepung oleh militer pada hari Jumat.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara melakukan kudeta dengan menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, yang mengakhiri satu dekade demokrasi tentatif. Kudeta itu memicu kemarahan nasional, pemogokan dan protes, dan telah munculnya kelompok-kelompok milisi yang telah menyerang pasukan keamanan.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, yang memantau situasi hak asasi manusia di Myanmar, setidaknya 1.058 telah tewas sejak pemberontakan terhadap militer dimulai. Lebih dari 6.300 lainnya saat ini ditahan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES