Peristiwa Internasional

Karena Jengkel, Joe Biden Telepon Langsung Xi Jinping, Ini Masalahnya

Jumat, 10 September 2021 - 15:30 | 34.55k
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.(FOTO A:Daily Mirror)Presiden China, Xi Jingping. (FOTO B: Getty Image)
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.(FOTO A:Daily Mirror)Presiden China, Xi Jingping. (FOTO B: Getty Image)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jengkel oleh keengganan pejabat tingkat bawah China untuk diajak bicara secara substantif dengan pemerintahannya, Presiden AS, Joe Biden akhirnya menelpon Presiden China, Xi Jinping.

Ini merupakan pembicaraan lewat telepon untuk kali kedua sejak Biden menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan panggilan itu atas permintaan Presiden Biden, yang jengkel oleh keengganan pejabat tingkat bawah China untuk mengadakan pembicaraan substantif dengan pemerintahannya.

Awal tahun ini, pembicaraan tingkat tinggi antara pemerintahan Biden dan China penuh dengan ketegangan, dengan para pejabat di kedua belah pihak saling menegur dengan tajam.

Para pejabat China menuduh AS menghasut negara-negara untuk menyerang China, sementara AS mengatakan China telah muncul dengan niat untuk sok. Gedung Putih menyatakan, kedua pemimpin telah "membahas tanggung jawab kedua negara untuk memastikan persaingan tidak mengarah ke konflik.

Xi-Jingping.jpg

Hubungan AS-China telah tegang, dengan bentrokan atas isu-isu seperti perdagangan, spionase dan pandemi.

"Kedua pemimpin melakukan diskusi luas dan strategis di mana mereka membahas bidang-bidang di mana kepentingan kita bertemu, dan bidang-bidang di mana kepentingan, nilai, dan perspektif kita berbeda," bunyi pernyataan Gedung Putih.

"Diskusi ini, seperti yang dijelaskan oleh Presiden Biden, adalah bagian dari upaya berkelanjutan Amerika Serikat untuk secara bertanggung jawab mengelola persaingan antara Amerika Serikat dan RRC," tambahnya.

Penyiar CCTV, China mengatakan, panggilan telepon itu sangat mendalam. Mereka menambahkan bahwa itu telah mencakup komunikasi strategis yang luas dan masalah yang menjadi perhatian bersama.

"Apakah China dan Ametika Setikat bisa menangani hubungan mereka dengan baik, sangat penting untuk masa depan dan nasib dunia," kata Xi Jinping, menurut laporan CCTV itu.

Awal tahun ini, pembicaraan tingkat tinggi antara pemerintahan Biden dan China penuh dengan ketegangan - dengan para pejabat di kedua belah pihak saling menegur dengan tajam.

Para pejabat China menuduh AS menghasut negara-negara "untuk menyerang China", sementara AS mengatakan China telah "datang dengan niat untuk sok". Beberapa masalah utama yang dipermasalahkan kedua raksasa ekonomi tersebut poin utama adalah hak asasi manusia dan demokrasi.

Ameruka Serikat menuduh China melakukan genosida terhadap penduduk Uighur di provinsi Xinjiang. Ia juga mengatakan Beijing menginjak-injak hak-hak demokrasi di Hong Kong dengan undang-undang keamanan yang baru-baru ini diperkenalkan yang menurut para kritikus digunakan untuk menindak perbedaan pendapat.

Sementara itu, China telah berulang kali mengatakan kepada AS untuk berhenti mencampuri apa yang dianggap Beijing sebagai urusan dalam negerinya dan menuduh Washington "menodai" Partai Komunis yang berkuasa.

Ada juga masalah perdagangan. Kedua negara telah terkunci dalam pertempuran perdagangan yang dimulai pada 2018 di bawah Presiden Donald Trump. AS telah mengenakan tarif lebih dari $360 miliar (£268bn) barang-barang China, dan China membalas dengan tarif lebih dari $110bn untuk produk AS.

Presiden AS, Joe Biden juga belum menarik kembali pesan perdagangan yang keras ke Beijing dari pendahulunya,  sesuatu yang membuat China marah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES