Pemerintahan

Bupati Indramayu Nina Agustina Blusukan Dengar Keluhan Petani Garam

Kamis, 09 September 2021 - 23:25 | 54.11k
Bupati Indramayu Nina Agustina ikut memanen garam bersama petani di Kecamatan Krangkeng, Indramayu. (FOTO: Nurhidayat/TIMES Indonesia)
Bupati Indramayu Nina Agustina ikut memanen garam bersama petani di Kecamatan Krangkeng, Indramayu. (FOTO: Nurhidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYUBupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar bersama pimpnan SKPD menggelar blusukan ke Desa Tanjakan, Kecamatan Krangkeng. Ia ingin mendengar langsung keluhan petani garam di wilayah setempat.

Para petani yang diwakili Amin Muhaimin, selaku Ketua Koperasi Produsen Garam Inti Rakyat, mengeluhkan harga garam yang menurun setiap tahun. 

Amin menjelaskan, tahun 2017 harga garam di tingkat petani mencapai Rp 2.500 per kilogram. Sedangkan saat ini hanya Rp600 per kilogram.

Nina-Agustina-2.jpg

"Yang kami harapkan Ibu Bupati bisa memperjuangkan harga agar bisa lebih baik," ujar Amin, Kamis (9/9/2021).

Dirinya berharap, kebijakan Pemerintah Kabupaten Indramayu dapat menaikkan dan mempertahankan harga dengan layak untuk kesejahteraan para petani garam. Selain itu, perbaikan infrastruktur berupa jalan produkai juga diperlukan untuk meningkatkan produksi garam setiap tahun.

"Jalan produksi ini sudah lama tidak diperbaiki dan kami berharap Ibu Bupati sebagai pemimpin yang baru bisa membantu kami," ujar Amin.

Produksi garam di wilayah Kecamatan Krangkeng, Indramayu, diakui Amin cukup tinggi. Dengan total lahan seluas 600 hektar, petani rata-rata mampu menghasilkan 140 hingga 160 ton per hektar setiap musim. 

"Dan garam kita memiliki kualitas sangat baik sehingga bisa bersaing dengan garam dari daerah lain," ujar Amin.

Mendengar keluhan tersebut, Bupati Indramayu Nina Agustina Dai Bachtiar merespon baik dan memastikan bahwa Pemerintah Kabupaten Indramayu akan memantau dan memperhatikan apa yang menjadi harapan para petani garam. 

Nina-Agustina-3.jpg

"Soal harga garam yang turun ini masalah lama. Makanya nanti akan kita kaji dan teliti sehingga kami bisa membuat kebijakan yang baik untuk mereka," ujar Nina.

Nina mengaku terkesan dengan kualitas garam yang dihasilkan petani di Kecamatan Krangkeng. Ia yang sempat ikut memanen bersama petani melihat langsung produk garam yang dihasilkan sangat baik.

“Produksi garam bagus banget dan putih sekali, mudah-mudahan bisa meningkat. Mari kita saling support, saling doa sehingga petani juga semangat,” ujar Nina.

Sementara itu, Pembina Garam dan Pencipta Paten Produksi Garam Sepanjang Tahun, Anwar Kurniawan menerangkan, sebagai mitra pemerintah pihaknya akan ikut mengupayakan kesejahteraan petani garam. Salah satunya melalui program koperasi. 

“Programnya mungkin akan dirapihkan dari segi koperasi supaya nanti petaninya ada gotong royong dan kerjasama. Petani garam di pesisir Indramayu saya harapkan bisa terintegrasi dan inilah konsep untuk 4 tahun kedepan,” paparnya.

Ia memaparkan, perbaikan koperasi dan peningkatan tekonologi diharapakan dapat meningkatkan hasil dan kualitas produksi garam.

Sebab, saat ini kebutuhan garam di Indonesia 25 persen masih bergantung pada impor. Tahun 2021 saja, Indonesia telah mengimpor 3 juta ton garam.

“Kita upayakan terintegrasi dari hulu ke hilir. Kemudian kita tingkatkan teknologi dan pengetahuan petaninya, mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi bagi mereka,”ujar Anwar saat mendampingi Bupati Indramayu Nina Agustina. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES