Ekonomi

Program Makmur Pupuk Indonesia, Petani Banyuwangi Panen 9 Ton Gabah per Hektar

Kamis, 09 September 2021 - 17:57 | 73.53k
Panen bersama di lahan seluas 42 hektar dalam Program Makmur PT Pupuk Indonesia (Persero) di Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Panen bersama di lahan seluas 42 hektar dalam Program Makmur PT Pupuk Indonesia (Persero) di Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Hasil panen padi dari sawah seluas 42 hektar di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melebihi dari ekspektasi para petani. Dari awalnya hanya menghasilkan 5 ton per hektar, panen kali ini mencapai 9 ton gabah per hektar.

Meningkatkan produktivitas panen tersebut berkat Program Makmur yang diimplementasikan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) terhadap ratusan hektar lahan pertanian di Banyuwangi.

Data yang diperoleh TIMES Indonesia, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menjalankan Program Makmur ini terhadap 175 hektar lahan pertanian di Banyuwangi. Dengan rincian, 10 hektar di Kecamatan Kabat, 20 hektar di Kecamatan Rogojampi, 24 hektar di Kecamatan Muncar dan 100 hektar di Kecamatan Sempu.

SEVP Operasi Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Gatoet Gembiro Noegroho, mengatakan bahwa produktivitas petani padi di Banyuwangi mengalami peningkatan dengan rasio nyaris 2 kali lipatnya.

"Program Makmur terbukti mampu meningkatkan produktivitas," kata Gatoet dalam acara Panen Bersama Program Makmur di Banyuwangi, Kamis (9/9/2021).

Dari hasil panen 9 ton per hektar yang sebelumnya hanya 5 ton per hektar ini, dikatakan Gatoet para petani mampu memiliki penjualan sampai Rp 24 juta.

Menurutnya, Program Makmur ini terdiri dari berbagai aspek yang membantu petani dan budidaya pertanian. Mulai dari pengelolaan budidaya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budidaya pertanian, digital farming dan mekanisme pertanian.

Tidak hanya itu, disiapkan juga akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian serta adanya offtaker atau jaminan pasar bagi petani.

"Program ini adalah kolaborasi dari multi stakeholder, mulai dari perbankan, produsen pupuk, penyedia agro input, sampai pemerintah daerah, petugas PPL, hingga asuransi dan tentunya juga offtaker, atau pihak yang membeli hasil panen petani, baik BUMN maupun swasta," jelasnya.

Salah satu petani dari kelompok tani Sritanjung, Ponidi mengaku jika hasil panen miliknya meningkat hingga dua kali lipat setelah Ia bergabung dalam Program Makmur ini.

Panen-bersama-2.jpgMesin pemanen padi sedang beroperasi di lahan Program Makmur PT Pupuk Indonesia di Banyuwangi. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

Selain itu, dengan segala jaminan dan pendampingan yang didapatkannya, Ponidi mengaku Program Makmur dapat memberikan ketenangan tanam dan jaminan panen kepada para petani di Banyuwangi.

"Kebanggaan kami dari kelompok petani Sritanjung. Kami petani sangat terbantu, dengan pupuk non subsidi ini dan pendampingan serta pemodalan, ubinan kami sangat meningkat. Kedepannya, petani di Desa Karangsari bisa meningkatkan produktivitas. Mohon dukungan bantuan dan bimbingannya kepada kami para petani," kata Ponidi.

Untuk diketahui, PT Pupuk Indonesia (Persero) merupakan produsen pupuk Urea terbesar di Asia dan 10 besar di dunia dengan total kapasitas produksi pabrik pupuk mencapai 13.95 juta ton per tahun.

Program Makmur ini dalam skala nasional telah dijalankan di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2021 ini, target luasan lahan Program Makmur seluas 50 ribu hektar.

Adapun, komoditas yang menjadi fokus program ini yakni padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis. Realisasi program Makmur hingga Juli 2021 tercatat luas tanam mencapai 29.619 hektar dengan akuisisi petani tercatat 25.775 orang.

Pupuk Indonesia menargetkan pada tahun 2022, total luasan tanam Program Makmur seluas 250 ribu hektar di seluruh Indonesia. Dengan penjualan pupuk non subsidi diharapkan bisa mencapai 125 ribu ton. Target luasan hingga tahun 2024 diharapkan bisa dicapai 4 juta hektar dengan jumlah petani yang terlibat mencapai 4 juta orang.

Selain itu, dalam rangka transformasi bisnis, Pupuk Indonesia juga sedang melakukan pilot project untuk mengimplementasikan Retail Management System (RMS). Sistem ini berbentuk aplikasi untuk memudahkan kios mengelola transaksi dan pendataan stok produknya.

Secara terpisah, Wakil Bupati Banyuwangi Pakde Sugirah, menyebutkan jika Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah dengan produksi beras yang cukup tinggi. Secara kualitas pun, beras dari Banyuwangi layak untuk dipasarkan di pasar lokal bahkan pasar ekspor.

"Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang memiliki kesuburan sangat tinggi. Dimana petani-petani kami sebenarnya mampu untuk mencukupi pangan seluruh masyarakatnya," kata Pakde Sugirah.

Dinas Pertanian, menurut Pakde Sugirah juga telah melakukan kerjasama dalam hal pendampingan dalam Program Makmur ini. Selain itu, Pemkab Banyuwangi sebelumnya juga telah melakukan sejumlah langkah-langkah meningkatkan mutu gabah hasil panen petani. Khususnya saat musim panen raya yang berbarengan dengan musim penghujan.

"Di antaranya, menggelar sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT), terkait cara budidaya padi yang baik sehingga menghasilkan gabah yang berkualitas. Baik dari sisi produksinya maupun dari segi kualitasnya," cetus Sugirah.

Melalui Program Makmur dari PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak perusahaannya yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) ini, diharapkan dapat memberikan dampak kemakmuran kepada para petani di Banyuwangi khususnya bagi mereka yang masih bergantung dengan pupuk subsidi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES