Pendidikan

Tahun Ajaran Baru 2021 Diharap Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III

Rabu, 08 September 2021 - 18:56 | 24.61k
Ilustrasi pembelajaran tatap muka (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Ilustrasi pembelajaran tatap muka (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTAPertumbuhan ekonomi III tahun 2021 masih akan diposisi yang sama meskipun terus memberikan relaksasi pada kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) berlevel berbeda di beberapa daerah.

Dijelaskan Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies), Bhima Yudhistira, pada kuartal III 2021 tidak ada momentum khusus yang bisa menggerakkan belanja rumah tangga sebagaimana yang terjadi pada kuartal II 2021.

Salah satu momentum yang ditunggu-tunggu dari kuartal ini yaitu konsumsi pada awal semester ini hanya pengeluaran, khususnya pada sektor pendidikan yang memasuki tahun ajaran baru secara tatap muka.

"Hanya pengeluaran sektor pendidikan yang secara musiman mendorong belanja lebih tinggi di kuartal ke III," kata Bhima dikutip merdeka.com, Selasa (7/9).

Dia menungkapkan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat lebaran akan sangat berdampak pada sepanjang tahun. Sedangkan untuk ajaran baru hanya berdampak pada peningkatan konsumsi pada Juli dan Agustus untuk setiap tahun.

Diperjelas oleh Badan Pusat Statistik (BPS), adanya momentum tahun ajaran baru membuat kelompok pengeluaran pendidikan memiliki kontribusi besar dalam mendorong terjadinya inflasi pada Agustus 2021 sebesar 0,03 persen.

"Kelompok pendidikan ini memberikan andil cukup besar yaitu 0,07 persen dari inflasi kita sebesar 0,03 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam konferensi pers.

Setianto mengatakan kelompok pengeluaran pendidikan mengalami inflasi sebesar 1,2 persen pada Agustus dan berkontribusi terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 0,07 persen. "Uang sekolah SD, SMP, SMA maupun uang kuliah di perguruan tinggi mengalami peningkatan," ujarnya.

Menurutnya, inflasi kelompok pengeluaran pendidikan yang sebesar 1,2 persen ini cukup tinggi karena momentum bagi sekolah-sekolah untuk memperbaiki operasional kegiatan pendidikan baik tingkat SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

"Jadi kalau kita kelompokkan inflasi untuk pendidikan ini, uang sekolah SMP dan kuliah masing-masing memberikan andil 0,02 persen. Kemudian untuk uang sekolah SMA (andilnya) 0,01 persen," ujarnya terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES