Terlambat dan Ingin Cepat Pulang, Tantangan Pembelajaran Tatap Muka di Kota Batu

TIMESINDONESIA, BATU – Suka cita memang begitu terasa saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sejumlah sekolah mulai berlangsung. Tapi juga butuh perjuangan lebih untuk siswa melawan kedisiplinan dan keinginan melihat jam dinding.

Ya, dua tahun mengikuti pembelajaran secara daring membuat kedisiplinan anak dan karakter siswa harus dibangun kembali oleh guru. Seperti yang terlihat di SMPN Satu Atap Pesanggrahan 2 Kota Batu masih ditemukan anak terlambat masuk kelas dan berulang kali melihat jam dinding karena tidak tahan di dalam kelas.

“Alhamdulillah lancar, hanya saja pertama kita harus membiasakan kembali sekolah. Masih ada yang terlambat, ada yang di kelas bolak balik lihat jam dinding,” ujar Eri salah seorang Guru di SMPN Satu Atap 2 Pesanggrahan Kota Batu ini.

Semua itu menjadi tantangan guru setelah dua tahun para siswa tidak belajar secara tatap muka. Disamping mereka juga harus membiasakan para siswa untuk hidup dalam tatanan baru yang terbiasa dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.

Kepala Sekolah SMPN Satu Atap Pesanggrahan 2 Kota Batu, Dra Ida Misaroh SPd mengatakan bahwa PTM hari pertama jumlah siswa yang masuk adalah 50 persen dari jumlah total siswa yang ada di SMPN yang berada di Dusun Toyomerto ini.

“Karena jumlah siswa kita tidak banyak, kita hanya membagi sesi pada hari yang sama, tidak sampai kita bagi dalam hari yang berbeda,” ujar Ida. Enam puluh siswa ini dibagi dalam dua gelombang, satu gelombang berisikan 30 siswa.

Pembelajaran gelombang pertama dilaksanakan mulai pukul 07.00 hingga pukul 09.00 dan gelombang kedua dilaksanakan pukul 09.30 hingga pukul 11.30 WIB. “Sistem pembagiannya kita gunakan nomor absen ganjil genap untuk masing-masing gelombang,” ujarnya tentang pelaksaanaan Pembelajaran Tatap Muka di Kota Batu. (*)

:

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement