Pendidikan

Siswa MBR Terlanjur Beli Seragam, Komisi D DPRD Surabaya Minta Pemkot Kembalikan

Selasa, 07 September 2021 - 21:35 | 48.71k
Siswa SD di Surabaya menjalani uji coba PTM terbatas mulai Senin (7/9/2021). (FOTO: Ammar Ramzi/TIMES Indonesia)
Siswa SD di Surabaya menjalani uji coba PTM terbatas mulai Senin (7/9/2021). (FOTO: Ammar Ramzi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAKetua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah meminta Pemkot Surabaya untuk mengembalikan atau mengganti biaya seragam, yang terlanjur dibeli oleh siswa dari kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Agar mereka tak terbebani biaya seragam di tengah pandemi Covid-19.

“Siswa kelas 7 yang tahun ini baru mengikuti PTM ada yang terlanjur beli seragam di koperasi sekolah. Biaya pembelian itu kami minta untuk dikembalikan. Karena siswa kelas 7 dari anak MBR ini nanti akan mendapat bantuan seragam dari Pemkot Surabaya,” ujar Khusnul, saat dikonfirmasi TIMES Indonesia, Selasa (7/9/2021).

Berdasar data yang didapat Khusnul, jumlah siswa yang diterima di SMP maupun SD negeri atau swasta dari jalur afimasi atau MBR sebanyak 112,000 siswa. Dari jumlah tersebut, beberapa siswa sudah ada yang terlanjur membeli seragam di sekolah.

Siswa-SD-di-Surabaya-menjalani-uji-coba-PTM-2.jpg

“Memakai seragam baru saat masuk sekolah itu memang tidak wajib. Tapi saya ibaratkan seperti saat hari raya, ketika tidak beli baju baru rasanya ada yang kurang. Sama seperti sekolah, saat masuk sekolah ke jenjang lebih tinggi, kalau tidak beli baju baru rasanya ada yang kurang. Padahal jika tidak beli ya tidak apa-apa,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Khusnul, Pemkot Surabaya sedang melakukan kroscek data siswa MBR ditiap-tiap sekolah. Kroscek ini sangat penting agar anak dari kalangan MBR ini tidak ada yang terlewat. Makanya dirinya meminta dinas terkait untuk betul-betul serius mengkroscek data tersebut.

Terkait bantuan seragam ini, Khusnul juga meminta kepada Pemkot Surabaya untuk memberikan seragam yang sudah jadi baju, bukan berupa bahan kain yang harus dijahitkan dulu. Sebab jika hanya diberikan kain, orang tua MBR masih dibingungkan untuk biaya menjahit.

“Selama ini distribusi bantuan seragam masih berupa kain. Sebaiknya pada ajaran sekolah tahun 2022/2023 mendatang, Pemkot Surabaya mendistribusikannya sudah berbentuk seragam siap pakai,” ujar politis PDI Perjuangan ini.

Khusus untuk koperasi yang ada di sekolah, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini meminta agar produk-produk yang dijual adalah produk yang berasal dari UMKM di Surabaya. Tujuannya adalah untuk pemberdayaan UMKM di Surabaya agar bisa lepas dari jerat pandemi Covid-19.

“Saya minta keberadaan koperasi sekolah tetap dipertahankan. Koperasi menjadi indikasi pemberdayaan ekonomi itu jalan. Makanya barang-barang yang ada di koperasi  yang menyediakan kebutuhan siswa dan guru diambilkan dari UMKM di Surabaya. Agar UMKM bisa berdaya,” tandas Ketua Komisi D DPRD Surabaya ini menanggapi MBR yang terlanjur beli seragam. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES