Ekonomi

Melirik Potensi Budidaya Burung Perkutut, Warna Bulu Penentu Harga

Selasa, 07 September 2021 - 18:17 | 167.28k
Rokim, warga Ngawi, salah satu peternak burung perkutut yang berhasil. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Rokim, warga Ngawi, salah satu peternak burung perkutut yang berhasil. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Budidaya burung perkutut tidak kalah menjanjikan. Burung jenis anggungan ini memiliki harga jual yang fantastis. Mulai dari puluhan ribu, hingga jutaan rupiah. Selain dari suaranya, corak warna pada bulu juga memengaruhi harga jual burung pemakan biji ini.

Rokim, warga Desa Banyubiru, Kecamatan Widodaren, Ngawi, salah satu pembudidaya burung perkutut yang berhasil. Di belakang rumahnya, tiga kandang berjejer, rumah bagi puluhan ekor burung perkutut berbagai jenis warna.

Burung.jpgRokim memiliki tiga kandang burung perkutut, berisi puluhan ekor pasang indukan. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

Meskipun tergolong baru memulai, Rokim mengaku sudah mendapatkan omzet yang lumayan dari usahanya yang sudah dilakukan sejak tahun 2018 itu. Dia mengatakan, "Satu bulan omzet bisa jutaan rupiah," katanya kepada TIMES Indonesia, Selasa (7/9/21).

Corak warna pada bulu burung perkutut, kata Rokim, sangat memengaruhi harga jual. Jika burung perkutut lokal biasa dia jual di rentang harga Rp50 ribu untuk satu pasangnya, maka burung perkutut dengan warna tertentu harganya bisa jauh lebih mahal. Mulai dari ratusan ribu, hingga jutaan rupiah.

"Semakin langka warnanya, semakin mahal," katanya.

Di peternakan burung perkutut miliknya, Rokim juga rutin melakukan persilangan indukan. Proses ini, kata dia, akan menghasilkan corak warna bulu yang bervariasi.

Rokim-2.jpgBurung perkutut warna putih, termasuk yang paling diminati penghobi burung anggungan. (FOTO: M.Miftakul/TIMES Indonesia) 

Saat ini Rokim memiliki koleksi delapan jenis burung perkutut dengan berbagai corak warna bulu. Yakni lokal, silver, crem, cemani, udan mas, mojopahit, mega mendung, dan putih. Untuk yang paling diminati konsumennya, kata Rokim, burung perkutut warna putih, udan mas dan mega mendung.

Untuk memulai budidaya burung perkutut, kata Rokim, termasuk mudah dan bisa dilakukan siapapun. Mengingat burung jenis ini, termasuk yang paling mudah ditangkarkan.

"Perawatan sangat mudah, pakannya biji-bijian seperti milet dan itu mudah didapatkan, minumnya cukup air putih biasa, kalau misalkan burung sakit, banyak obatnya dan mudah ditemukan," ujarnya.

Calon penangkar perlu mempersiapkan kandang burung. Umumnya untuk budidaya, kandang menyerupai rak bersusun berupa besi ram dengan jumlah kolom bervariasi. Dari belasan hingga puluhan kolom.

Setiap kolom berisi sepasang burung perkutut. Selain itu juga harus disediakan sarang untuk tempat betina bertelur. "Setiap bulan bisa bertelur, sangat produktif," katanya.

Selain perawatan yang mudah, dan produktif, kata Rokim, burung perkutut juga memiliki usia produktif yang panjang. Burung perkutut bisa berumur hingga 20an tahun. "Sehingga budidaya burung perkutut, bagi saya adalah peluang usaha yang menjanjikan," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES