Ekonomi

Harga Telur Ayam di Tasikmalaya Menurun, Pemerintah Diharap Turun Tangan

Senin, 06 September 2021 - 19:36 | 57.88k
Seorang karyawati peternakan ayam petelur H. Nandang menata telur hasil dari Kandang di Kampung Kawalu, Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Seorang karyawati peternakan ayam petelur H. Nandang menata telur hasil dari Kandang di Kampung Kawalu, Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Peternak ayam petelor di hampir seluruh daerah di tanah air kembali didera situasi rumit. Sebab dalam dua pekan terakhir, harga telur ayam di tingkat peternak turun bebas hingga Rp 15.000-Rp 16.500 per kilogram. Padahal di pertengahan bulan Agustus, harga masih cenderung normal yakni Rp 19.700 per kilogram. 

Kondisi itu dirasakan H. Nandang Suryana, salah satu pengusaha ternak ayam petelur di Jalan Babakan Pala, Kelurahan Kersamenak, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Nandang bahkan heran dengan sikap pemerintah, termasuk Satgas pangan yang terdiri dari Dinas Koperindag, Bank Indonesia dan lainnya. Saat harga telor ayam tinggi, satgas pangan antusias melakukan survei lapangan hingga menekan peternak untuk menurunkan harga. 

peternakan ayam petelur 2Seorang karyawan peternakan ayam petelur H. Nandang mengisi wadah pakan ayam  di Kampung Kawalu, Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

"Hanya saat situasi terbalik, di mana peternak dalam situasi merugi, satgas pangan tak menampakan 'dieum-dieum bae'. Padahal kehadiran mereka sangat ditunggu untuk sekedar melihat kenyataan yang terjadi atau datang memberi semacam solusi kepada para peternak," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Senin (7/9/21)

Dengan kenyataan harga komoditas pangan ditentukan mekanisme pasar, peternak maupun komoditas pertanian lainnya sampai kapanpun akan selalu dihadapkan pada situasi tak menentu alias gambling. 

Tak heran bila hingga kini minat generasi muda untuk melirik usaha pertanian tak kunjung menunjukan progres baik. Terkait itu, ia menyarankan agar Pemkot mengambil inisiatif untuk menjamin harga setiap komoditas pertanian dan peternakan. 

Caranya, ujar dia, diantaranya bisa merealisasikan keinginan petani untuk memiliki gudang yang berpungsi menampung hasil-hasil pertanian yang dibeli pemerintah dari petani.

peternakan ayam petelur 3Seorang karyawan peternakan ayam petelur H. Nandang tengah memindahkan pakan ternak ayam dari karung ke sebuah ember di Kampung Kawalu, Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

"Kita sejak lama mengharapkan hal itu agar direalisasikan dan merasakan kehadiran, pemerintah di setiap segmen usaha. Tetapi hingga kini tak ada political will dari pengambil kebijakan di pemkot. Bisa dihitung, kan biaya untuk operasioalnya berapa. Tinggal dibuat kesepakatan mau ngasih untung berapa ke petaninya kan simpel tinggal bentuk BUMD atau apalah namanya," kata dia. 

Dengan begitu, ada jaminan pasar dan harga yang jelas bagi petani. Hal itu pun akan jadi bahan kajian Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) yang kini dinahkodainya.  Secara terpisah Kadis Koperasi UMKM Perindag Kota Tasikmalaya H. Firmasyah memahami situasi yang dialami peternak. Pihaknya berjanji akan segera melakukan investigasi. "Insya Allah segera untuk di bahas dan untuk investigasi," kata Firman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES