Ekonomi

Harga Telur Hancur, Peternak Ayam Petelur di Lamongan Sedekahkan Telur

Senin, 06 September 2021 - 14:43 | 120.63k
Ibu-ibu di Desa Mojosari, Kecamatan Mantup mengambil telur secara gratis di kandang ayam milik Hardi, Senin (6/9/2021). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Ibu-ibu di Desa Mojosari, Kecamatan Mantup mengambil telur secara gratis di kandang ayam milik Hardi, Senin (6/9/2021). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Hancurnya harga telur begitu menampar para peternak ayam petelur di Kabupaten Lamongan. Mereka tak berkutik menghadapi situasi yang sedang terjadi.

Saat ini harga telur terjun bebas hingga menyentuh Rp 14 ribu per kilogram. Padahal harga normal berada di kisaran Rp 20 ribu.

Hardi, salah satu peternak ayam petelur asal Desa Mojosari, Kecamatan Mantup, mengatakan bahwa harga jual telur yang sangat murah tersebut tak sebanding dengan biaya produksi, mulai kebutuhan pakan hingga biaya perawatan.

"Ongkos produksi jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual. Ini yang membuat peternak semakin terpuruk," kata Hardi, Senin (6/9/2021).

Hardi mengaku telah melakukan berbagai cara untuk meminimalisir kerugian, salah satunya dengan menyiasati pemberian pakan. Namun upayanya itu tetap tidak mampu menyelamatkan dari kerugian.

"Tetap saja rugi sekitar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per 1000 ekor," kata Hardi.

Hardi menambahkan, hingga saat ini dirinya telah menderita kerugian kurang lebih Rp 100 juta. Hal itu terhitung sejak bulan Agustus lalu.

"Peternak akan dapat untung jika harga telur Rp 20 ribu ke atas per kilogram. Sekarang ini tidak seimbang, antara biaya pakan dan dengan harga jual telur. Ajur mas," kata Hardi yang memiliki 3.000 ekor ayam tersebut.

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, Hardi terpaksa menjual ayam-ayam yang masih produktif. Ia mengaku tidak memiliki pilihan lain untuk bisa bertahan.

"Mau dengan cara apa lagi, agar peternak ayam petelur ini terbantu dengan harga yang wajar," ujarnya.

Selain itu, Hardi juga membiarkan telur-telur yang dihasilkan tergeletak begitu saja di kandang baterai dan warga diundang untuk mengambil telur secara gratis.

"Dari pada dijual murah, mending diberikan kepada warga yang membutuhkan saja, anggap saja sedekah," kata Hardi.

Warga pun menyambut gembira pola sedekah yang dilakukan peternak ayam dengan memberikan telur gratis tersebut

"Ini tadi dikasih tahu pak Tono (seorang pekerja di kandang) kalau ada pembagian telur gratis. Tapi suruh ambil sendiri, jadi langsung ke sini," kata Sholikhah, salah satu warga yang mengambil telur gratis.

Sementara sejumlah peternak ayam petelur lain di Lamongan juga ada yang mengosongkan kandangnya. Mereka merasa putus asa dengan hancurnya harga telur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES