Kopi TIMES

Diturunkannya Level PPKM, Kembalinya OTT KPK Hingga Transfer Pemain di Musim Panas yang Mengejutkan

Minggu, 05 September 2021 - 14:07 | 60.30k
Ahmad Althof Athooillah, mahasiswa Fakultas Syariah Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN KHAS Jember
Ahmad Althof Athooillah, mahasiswa Fakultas Syariah Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN KHAS Jember

TIMESINDONESIA, JEMBER – Setelah momentum kemerdekaan, Agustus hingga beberapa hari ini masyarakat kembali dikejutkan oleh beberapa kejadian yang seolah-olah membuat geleng geleng kepala. Jika dikaitkan dengan beberapa kajian teori evolusi maka perubahan sosial terjadi akibat perubahan cara pengorganisasian masyarakat, sistem kerja, perkembangan sosial, dan sistem kerja begitu cepat. Hal ini ditandai dengan beberapa hal, pertama turunnya level PPKM yang menjadikan nafas segar di dunia pendidikan dan ekonomi khususnya. Eksperimen dengan membuka sekolah-sekolah memberi warna bahwa pendidikan tidak boleh berhenti atau mati meskipun pandemi yang tak kunjung berhenti. 

Keinginan dan ambisi siswa serta tenaga pendidik terjawab sudah dengan kebijakan-kebijakan yang diturunkan oleh stakeholder meskipun dengan pembatasan-pembatasan yang harus tetap dilakukan. 

Selanjutnya, dibukanya mall pun demikan memberikan nafas segar bagi pemilik brand-brand menengah ke atas untuk melakukan aktifitas bisnisnya akan tetapi dengan catatan yang sama tetap harus dilakukan pembatasan-pembatasan. Kebijakan penururnan tersebut seharusnya bisa dikeluarkan lebih awal karena jika kita lihat hingga sekarang narasi pandemi Covid-19 pun belum menemukan jawaban atau titik terang yang pas. 

Upaya uji vaksinasi pun sudah dilakukan akan tetapi terdapat pro dan kontra terkait hal itu. Sebagai masyarakat biasa kita tidak bisa berbuat lebih. Slogan cinta tanah air dapat kita implementasikan dengan melakukan edukasi mikro terhadap teman, tetangga, bahkan masyrakat lain untuk mengedukasi perihal pendidikan dan berbagai bidang lainya. Hal tersebut bersifat wajib karena kita harus kompak untuk bangkit melewati ketimpangan, isu, bahkan problematika yang terus berkembang. 

Kedua, mengaumnya kembali lembaga independen KPK setelah meringkus salah satu kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan pasutri sebagai pemangku kebijakan tertinggi di salah satu kabupaten di Jawa Timur. Hal ini memberikan sedikit obat bagi pemerhati hukum, akademisi, kalangan mahasiswa, hingga masyarakat. Mengingat beberapa bulan yang lalu desas-desus ketidakjelasan lembaga ini menjadi perhatian utama publik setelah turunnya aturan-aturan yang sangat menganggu, bahkan mematikan lembaga tersebut, mulai dari poin adanya Dewan Pengawas, izin penyadapan, kewenangan terkait SP3 (Surat Perintah pengentian penyidikan), asal penyelidikan dan penyidikan hingga yang paling mengejutkan ialah intimidasi bahkan kriminalisasi terhadap karyawan KPK. 

Terhitung sejak awal Mei setalah KPK mengumukan 75 karyawan yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsan (TWK), hal ini mengandung banyak stigma dari beberapa kalangan. Ironisnya desas-desus kabar TWK tersebut di luar nalar, substansi yang dicanangkan dalam soal tersebut meleset jauh dari apa yang diperkirakan, mulai dari pertanyaan soal keyakinan hingga masalah yang mengandung unsur pribadi yang terdiri dari aktivitas atau interaksi sosial setiap individu.

Tidak hanya itu, yang sangat membuat jengkel ialah upaya penangkapan salah satu kader partai politik, Harun Masiku yang belum menemukan kejelasan membuat seluruh para pemerhati antikorupsi geram. Secara nalar beberapa kasus besar telah diringkus oleh KPK, akan tetapi ketika akan melakukan penyadapan bahkan OTT terhadap satu orang pun tidak bisa. Ini menjadi pertanyaan besar terhadap KPK tersendiri. Kami harap power bahkan kinerja KPK mulai dari pimpinan yang banyak menuai kritik hingga karyawan ke depan bisa ditingkatkan karena banyak proyek besar yang belum tertangani layaknya Tanjung Priok, Hambalang, dan sebagainya. Karena kita berharap kepada KPK sebagai lembaga antikorupsi wajib dijaga, baik integritas moral maupun kualitanya untuk memberantas kejahatan korupsi di negeri ini.

Ketiga, belanja besar-besaran hingga free transfer yang dilakukan klub-klub Eropa membuat para pecinta bola tidak percaya. Mulai dari ambisi klub terkaya asal Paris untuk menjuarai Champions League yang merogok kocek, beberapa miliar untuk merenovasi kesebelasannya, hadirnya pemain bintang dunia layaknya bek tangguh Ramos. Kiper terbaik Euro 2020, Donaruma hingga bintang sekaligus calon legenda dunia, King Leo Messi berhasil didatangkan ke Paris.

Tidak hanya itu, kembalinya anak asuan Sir Alex Ferguson Cr7 yang sempat meninggalkan Manchester agak lama, kini kembali mendarat lagi ke klub yang mempunyai julukan Red Devils tersebut. 

Sebagai penikmat bola pasti akan menunggu aksi lapangan mereka khusunya. Tidak terlepas dari kedua pemain bintang tersebut, banyak transfer musim panas yang membuat para fans atau penggemar klub tersebut menantikan. Seperti halnya Lukaku yang kembali ke Stamford Bridge, Kun Aguero ke Barcelona hingga free transfer yang dilakukan oleh beberapa klub Eropa lainnya. 

Ada persamaan di dalam beberapa peristiwa tersebut. Yang paling nampak, sebuah karaktersitik jika dikaitkan dengan kajian sosiologi teori siklus, yakni kebangkitan dan kemunduran peradaban sebuah lembaga atau bangsa mempunyai hubungan korelasional antara satu dengan lainnya, yaitu tantangan dan tanggapan. Misalnya, apabila kehidupan masyarakat mampu merespon tantangan kehidupan dan mampu menyesuaikan diri, maka masyarakat tersebut akan mengalami perkembangan dan kemajuan. Beberapa peristiwa tersebut memberikan penjelasan bahwa, siklus tidak bisa ditebak ataupun diketahui layaknya air yang terus mengalir secara dinamis dan tidak statis untuk memperoleh tempat yang diinginkannya, dan siklus ini akan berkesinmabungan dengan gagasan fungsionalis. Ke depannya siklus ini semoga dapat berjalan dengan baik layaknya apa yang diinginkan dan dikerjakan sesuai tugasnya. (*)

*) Penulis: Ahmad Althof Athooillah, mahasiswa Fakultas Syariah Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah UIN KHAS Jember

 

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES